Sungailiat - Dapat dipastikan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Kabupaten Bangka, Ratno D. Mappywali bahwa ikan hasil tangkapan para nelayan bebas dari penggunaan formalin serta zat pengawet terlarang lainnya karena pengawetannya mempergunakan es.
"Untuk mengawetkan ikan agar tetap kondisi segar, para nelayan lebih memilih mempergunakan es curah yang dipasok oleh distributor es maupun langsung dari pabrik," katanya di Sungailiat, Kemarin.
Ia mengatakan, para nelayan maupun pedagang pengumpul lebih memilih mempergunakan es karena untuk mendapatan kualitas ikan yang tetap segar, disamping dilarang menggunakan formalin atau jenis zat pengawet lainnya lebih sulit didapatkan.
"Saya yakin, para nelayan tidak ada satupun yang mempergunakan formalin karena harga yang lebih mahal dibandingkan es, serta nelayan sendiri tidak tahun mendapatkan zat pengawet terlarang tersebut," jelasnya.
Ratno menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi ikan hasil tangkapan nelayan karena memang kualitas ikan dijamin segar dan menyehatkan.
"Selain adanya imbauan dari Pemerintah mengenai larangan penggunaan formalin, saya sendiri sebagai ketua organisasi yang membidangi nelayan sering memberikan arahan terkait larangan yang sama," ujarnya.
Menanggapi adanya ikan yang ditemukan menggunakan formalin, dirinya menampik bahwa ikan tersebut bukan hasil tangkapan nelayan asal Kabupaten Bangka, dan dimungkin pasokan ikan dari luar pulau Bangka.
Sementara Syamsuddin salah satu nelayan Sungailiat juga menjelaskan, selama dirinya menjadi nelayan puluhan tahun, belum pernah sekalipun mempergunakan formalin dengan alasan sangat membahayakan orang lain.
"Untuk apa saya mempergunakan formalin sementara kebutuhan es tercukupi serta dengan harga yang relatif lebih murah," katanya.
Kebutuhan es yang dipergunakannya kata Syamsuddin, mencapai lebih 500 kilkogram setiap kali melaut dan tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkannya. (cr03)
0 komentar:
Posting Komentar