This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 17 Januari 2012

Baliho Zaman Diamankan Polisi

ShareBELINYU - Terhadap pengerusakan baliho milik calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Babel yang merupakan pasangan Zaman (Zulkarnain-Darmansyah), oleh pihak Polsek Belinyu telah dilakukan pengamanan terhadap baliho tersebut.
Kapolres Bangka, AKBP Pipit Rismanto, SIK melalui Kapolsek Belinyu Kompol Adam Erwindi, SIK saat dikonfirmasi mengaku selain mengamankan baliho juga telah berkoordinasi dengan Panwaslu Kecamatan Belinyu.
"Baliho yang dirusak sudah kami amankan, untuk sekarang kami sedang menunggu data dari panwaslu dan laporan dari tim suksesnya," jelas Adam, Selasa (17/1) di Mapolres Belinyu.
Menurutnya, pasca diketahuinya pengrusakan pada hari Sabtu (14/1) lalu pihaknya sudah menghubungi panwaslu dan tim sukses pasangan cagub, setelah dilepas oleh tim sukses Zaman dan disaksikan panwaslu baliho yang dicoret dan membuat gambar calon menjadi seperti binatang (maaf-babi) itu langsung diamankan di Mapolsek Belinyu.
Ditambahkan Adam, saat ini pihaknya sedang menunggu dari Panwaslu Belinyu yang sedang memproses permasalahan ini ke tim sukses Zaman dan Panwaslu Kabupaten Bangka. Setelah mendapat limpahan data dan laporan dari Panwaslu Belinyu baru akan diproses lebih lanjut dan akan dilimpahkan ke pihak Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu) Polres Bangka guna proses hukum lebih lanjut.
Adam juga berharap kepada para calon untuk tidak sembarangan tempat memasang spanduk atau baliho karena ada tempat-tempat yang dilarang, selain itu juga untuk perlengkapan seperti kayu yang menopang baliho hendaknya diperhatikan karena jangan menggunakan kayu kecil yang berakibat bisa mudah patah saat cuaca buruk seperti angin kencang.
"Karena kalau atributnya jatuh nanti malahan salah sangka, dikira dirusak orang padahal mungkin tidak kuat tertiup angin karena kayunya kecil," kata Adam.
Sementara itu Ketua Panwaslu Kecamatan Belinyu, Ilyas saat dikonfirmasi Radsul via ponselnya mengaku sudah melakukan pembuatan surat pernyataan yang akan ditandatangani oleh tim sukses yang bersangkutan, setelah itu akan dilaporkan ke pihak Panwaslu Kabupaten Bangka dan akan di teruskan ke pihak Kepolisian dalam hal ini Polsek Belinyu untuk dilakukan proses penyelidikan.
"Kita sedang memproses dan rencananya nanti sore (kemarin-red) jam 4 bertemu dengan tim sesnya Zaman untuk menandatangi surat pernyataan, Setelah itu kita laporkan ke Panwaslu Kabupaten Bangka baru dilimpahkan ke Polsek belinyu untuk penyelidikan lebih lanjut," jelasnya.
Diakuinya, selama menjelang pilkada Babel ini di Kecamatan Belinyu baru ada satu kali laporan pengrusakan baliho calon, pihaknya juga mengingatkan kepada para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ataupun tim suksesnya untuk tidak memasang atribut calon pada tempat-tempat yang dilarang seperti pagar sekolah, mesjid, perkarangan rumah yang tidak mendapat izin pemiliknya dan sebagainya. (trh)  

Usai di Papua, TNI Kita Pulang

ShareSUNGAILIAT - Sebanyak 110 personel Satuan tugas (Satgas) Kompi 141/AYJP Bangka kembali ke markas setempat setelah 15 bulan sebelumnya menjalankan tugas pengamanan operasional di perbatasan Papua.
     Komanda Korem (Danrem) Garuda Jaya 045 Babel, Kolonel P Gunung Sarasmoro, saat menerima pasukan Satgas Selasa (17/1), di Sungailiat, memberikan selamat atas kepulangan seluruh pasukan Satgas ke markas Kompi 141 dengan selamat.
     Upacara resmi penyambutan pasukan dimulai dengan tradisi penyiraman air kembang, pengalungan bunga serta minum air kelapa muda pertanda bersyukur atas pulangnya pasukan dari daerah operasi.
     Nampak hadir dalam upacara penyambutan tersebut, jajaran dari Polres Bangka, Kejaksaan Negeri Sungailiat, Pemerintah Kabupaten Bangka serta sejumlah tokoh masyarakat.    Pasukan Satgas yang di Komandoi Kapten Inf. Amin M Said setibanya di markas Kompi disambut suka cita oleh sejumlah anak dan istri prajurit dimana sebelumnya kedatangannya melalui pelabuhan Landasan Angkatan Laut Belinyu mempergunakan kapal KRI dari Pelabuhan Bom Baru Palembang.
    Sementara Komandan Satgas Kompi 141/AYJP Bangka, Amin M Said mengatakan, selama 15 bulan menjalankan tugas diperbatasan Papua Barat bersama 110 personel prajurit, dirinya berhasil mengamankan dua pucuk senjata dari tangan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
     "Mereka memberikan senjatanya dengan sukarela setelah sebelumnya kami berikan pengarahan," katanya.
    Tugas diwilayah perbatasan, katanya memberikan dampak positif dengan menambah pengalaman dalam pengamanan suatu daerah perbatasan.
    Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi separatisme yang menentang pemerintahan yang sah dengan gerakan makarnya dan berada di wilayah Papua Barat. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini disebut dengan nama Irian Jaya.
     Dikatakan Said, kondisi Kamtimbas di perbatasan sudah mulai konduksif setelah diselenggarakan HUT OPM.
     "Saya bersyukur atas doa masyarakat di seluruh Indonesia umumnya yang telah mendoakan kami sehingga dapat menjalankan tugas negara ini dengan baik sampai pulang kembali bersama keluarga," ujarnya. (*)

Riwayat Rebu Kasan

ShareMERAWANG - Kemarin, salah satu tokoh masyarakat Desa Air Anyir Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka H.Muharam yang merupakan sesepuh adat dan juga tokoh agama  masyarakat Desa Air Anyir usianya sudah 73 tahun. Seiring dengan makin tingginya usia, penyakit pun semakin mulai menggerogoti  tubuhnya yang makin renta di makan usia. Hal inilah yang pada akhirnya membuat ia memilih mundur dan tak lagi  ikut terjun secara langsung dalam setiap acara ritual yang harus dilakukan dalam prosesi adat Rabu kasan sejak tahun 2006  lalu.

Ayah dari 13 orang anak ini, namun yang hidup kini tinggal 10 , 32 cucu dan  15  cicit adalah kelahiran Desa Nibung Bangka Tengah, namun sudah ikut ayahnya pindah ke Desa Air Anyir sejak umur 9 tahun. Meskipun sudah mulai uzur, H.Muharam ketika ditemui Radar Sungailiat pada  Selasa, (17/1) kemarin di rumahnya yang cukup sederhana, namun tetap menjadi surga baginya. Karena didalam rumah itu masih ada sang istri tercinta yang selalu tetap setia menerimanya yang ia harapkan akan tetap setia hingga ke akhir hayatnya dan ada anak-anak tercinta yang memang tidak tinggal berjauhan dengannya. Bahkan rumah sederhana ini juga saban hari tetap selalu ramai oleh suara cucu dan cicitnya yang datang keluar masuk rumah  secara bergantian.

Bila sore hari telah hampir tiba di dalam bilik rumah yang setengahnya masih berdinding papan ini, juga makin akan terdengar sayup-sayup dengan adanya anak-anak yang belajar mengaji kepadanya. H.Muharam dengan  tetap sabar mengajar anak-anak mengaji meskipun dengan kondisinya yang sudah lama terserang asma, tingkah anak-anak yang  beranekaragam adalah Asam garam yang sudah lazim ia temui  di separuh waktu hidupnya,  hal ini kemudian seakan menjadi wajar jika ia begitu lembut, penyayang, telaten dan sabar  melandeni anak-anak.

Kedatangan Wartawan ini pun, disambut dengan hangat dan ramah oleh H.Muharam dan keluarganya, hingga akhirnya setelah menyampaikan maksud dan tujuan, H.Muharam pun mengatakan menyanggupi untuk berbagi kepada Radsul. Meskipun hanya secarik cerita panjang  sejarah adat Rebokasan di Desa Air Anyir, dengan duduk dikursi plastik yang ada di rumah keluarga besar itu, kami pun  duduk dengan manis dan saling berhadap-hadapan. Dari sinilah H.Muharam  mulai bercerita.

Menurutnya, Air Annyir ini dulunya tidak seperti sekarang melainkan  hanyalah  merupakan wilayah perkebunan penduduk seperti karet dan sahang, sehingga setiap Jumat masyarakat ini akan pulang kampung yakni di Desa Baturusa yang sekarang ini, namun seiring berjalannya waktu dan  pertumbuhan manusia juga semakin  banyak, hingga akhirnya masyarakat  sudah memilih menetap dan inilah yang  lama kelamaan semakin ramai dan menjadi Kampung. Desa Air Anyir ini memiliki dua dusun yakni Dusun Temberan dan Dusun Mudel yang sampai sekarang masih menginduk pada satu Desa yakni Desa Air Anyir

"Pelaksanaan Pesta Adat  Rabu Kasan  ini tak dilaksanakan seperti sekarang ini, Rabu kasan bagi Warga masyarakat Desa Air Anyir adalah merupakan sebuah ritual upacara sakral  yang benar-benar harus dilaksanakan dengan secara telaten benar  dan hikmat. Pelaksanaan upacara adat Rebo kasan  selalu dilakukan di tepi Pantai, karena dulu Kampung Air Anyir ini tak memiliki Mesjid seperti sekarang ini," ceritanya.

Setiap kali menjelang pelaksana Upacara Adat Rabu Kasan yang konon  akan dilaksanakan  setiap pada hari Rabu terakhir  di bulan Safar atau tepatnya pada tanggal 23 bulan Syafar. Masyarakat percaya bahwa bulan Safar adalah merupakan bulan yang akan selalu mengingatkan kepada cerita masa lalu, dimana  pada bulan dan tanggal inilah  dua orang cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW,  yakni Husin dan Hasan, harus mengalami  getir dan kejamnya bangsa kaum kafir waktu itu. Dimana Husin  meninggal karena sengaja di racuni melalu makanannya sedangkan Hasan meninggal setelah kepalanya putus  karena ditebas dengan pedang secara sadis oleh kaum kafir waktu itu dan konon kepalanya pun dibuang kelaut.  Wallahualam, cerita kematian Hasan sebagai cucu  kesayangan baginda Rasullulah Muhammad SAW inilah  yang  dibunuh secara sadis inilah yang lantaran  konon dijadikan contoh dan tauladan oleh masyarakat setempat dengan harapan, agar  peristiwa seperti ini  jangan pernah lagi muncul atau terjadi menimpa masyarakat Air Annyir khususnya serta  dilindungi dari segala marabahaya. Konon  pada hari Rabu tanggal 27 Syafar  inilah  dimana Allah akan menurunkan sebanyak 3200 macam balak ke muka bumi, oleh karena itu diharapkan kepada seluruh penduduk untuk tidak melakukan atau terlalu banyak melakukan aktivitas diluar rumah apalagi sampai berbuat  riya, tapi  pada   hari  ini masyarakat disarankan untuk semakin banyak mengingat  kebesaran tuhan dengan memajatkan doa serta zikir sebanyak-banyaknya. Dengan Zikir disertai doa dan atas seizin Allah SWT itulah diharapkan kampung akan menjadi berkah dan terhindar  dari segala marabahaya  atau balak.

Kebiasaan  bagi orang tua zaman dulu di Air Anyir dalam acara Adat Rabu kasan ini juga dilengkapi dengan adanya  Dufa (sesajen)  yang biasanya di tempatkan di depan pintu rumah masing-masing. Namun seiring makin bertambahnya pengetahun agama masyarakat hingga akhirnya sampai sekarang penggunaan Dufa tak lagi digunakan dalam adat Rabukasan karena dinilai mengandung unsure syirik, padahal dalam Rabu kasan sendiri ada perintah untuk  dijadikan sebagai momentum banyak  berdoa dan berzikir kepada Allah. Setelah melakukan ritual berupa sesajen tadi,  perwakilan keluarga biasanya akan membawa sejumlah  ketupat bala yang terbuat dari daun kelapa dan tidak ada isinya (konon sengaja tidak ada isi karena  di dalamnya ada banyak balak) serta memboyong  sanak keluarga kelaut  atau kepantai beramai-ramai dengan jalan kaki, dan sesampai di pantai  sesepuh adat akan mengumandangkan Azan   dengan menghadap kelaut  yang konon ceritanya adalah  langkah  doa dan panggilan  yang  hendak disampaikan kepada yang Maha Kuasa agar melindungi seluruh rakyat Air Anyir dari marabahaya  khususnya dari pengaruh dan  ulah perbuatan  para mahkluk setan dan jin  yang  menjadi  penghuni  laut Air Anyir  atau yang oleh masyarakat kerap disebut  dengan  Nek Akek (hantu penunggu pantai). Setelah itu  acara akan dilanjutkan dengan  pencelupan  secarik kertas yang berisi doa-doa  penolak balak dan mohon pertolongan yang Maha Kuasa yang telah ditulis dengan menggunakan  tinta  yang diambil dari mekah atau yang biasa disebut Dawet mekah ,  kertas yang berisi doa inilah yang kemudian di celupkan kedalam kendi atau gentong  yang berisi  campuran air zam-zam dan air Sumur atau perigi masyarakat.  Konon air Wafak ini  memiliki khasiat  bagi siapa saja yang meminumnya atau pun mencuci wajahnya dengan air ini  maka  dengan  doa dan restu Allah ia akan selamat dari segala macam balak dan hidupnya akan aman dan damai, setelah Air Wafak acara dilanjutkan dengan doa serta zikir memuji keberasaran   Yang Maha Kuasa  dan sekaligus sebagai ungkapan rasa Syukur atas segala rahmat dan karunia Allah berupa rezeki dari Sumber daya alam  yang  melimpah di Desa Air Annyir dan dijadikan ladang  penghidupan ekonomi seperti timah dan emas serta hasil kebun lainnya , dan  yang terakhir adalah  masyarakat akan menarik ketupat balak yang mereka  bawa satu persatu ( satu ketupat ditarik dua orang) sambil menghadap kelaut dan ketupat yang sudah ditarik tadi akan dihanyutkan ketengah laut, dengan harapan seluruh  balak yang mengancam akan hanyut bersama dibawa air kelaut lepas. Setelah semua prosesi adat ini selesai dilakukan maka masyarakat tempo dulu akan menghabiskan waktu mereka bersantai  bersama keluarga dan kerabat mereka di pantai dengan cara yang sederhana , meski tanpa embel-embel panggung hiburan apalagi artis ibukota, tempo dulu salah satu snack  alias makanan ringan yang kudu ada adalah  berupa bertih beras atau yang kini biasa disebut Pop Corn, namun bukan dari jagung melainkan terbuat dari beras, dan  masyarakat tempo doelo akan mensajikannya kedalam sebuah  tampah atau nampan atau dulang yang terbjuat dari anyaman bamboo.

Masih mendengarkan cerita H.Muharam, dimana menurut dia,  sebenarnya tak ada perbedaan yang mencolok dalam pelaksanaan adat Ritual Rebokasan zaman dulu dengan yang sekarang ini, namun yang pasti kini masyarakat semakin pintar dan mengerti serta bisa membedakan mana yang boleh, dan mana yang sirik dan tidak boleh dilakukan,  kalaupun dulu  dilaksanakan  di pantai tapi sekarang dilaksanakan di Mesjid, namun  cirri khas adat rebokasan berupa Ketupat Tolak Bala, meski ada  yang ditarik di mesjid namun satu dan tetap kulit ketupat tersebut akan tetap dibawa kelaut dan dihanyutkan.

Sebagai sesepuh  dan tokoh masyarakat Desa Air Anyir, H.Muharam mengatakan kelurahan adat, etika, sopan santun dan adap ketimuran dan selaku orang Islam yang mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka  semuanya harus tetap dipertahankan  dan  tentu saja  keimanan dan ketaqwaanlah yang musti harus disuburkan, mengingat hidup di bumi ini hanyalah sebuah panggung ujian  untuk menyelesksi manusia apakah dia taat atau justeru ingkar, dan perjanjian Allah akan  membalas setiap perbuatan  baik dan buruk dengan Surga atau neraka. Semua itu tergantung pilihan manusia. Terbiasalah untuk selalu juga hidup dalam kesederhaan dan jangan berlebihan. Hal inilah yang  seharusnya  selalu ditanamkan oleh para orang tua kepada anak-anak sejak mereka kecil  dan kelak dewasa di harapkan mereka juga akan meniru serta menjadikan  kebaikan yang telah ditanam sebagai pedoman hidup. Karena  3 amal yang  tidak akan pernah putus pahalanya adalah amal jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yang  saling meratapi dalam kesabaran dan saling mengingatkan dalam kebenaran. Pesan H.Muharam untuk seluruh umat Muslim  di Air Annyir, dan di Bangka Belitung serta Indonesia seluruhnya, pesan ini menurut H.Muharam adalah sebagai ungkapan betapa meski kini sudah  nyaris sudah tak berdaya dan sekekar dulu, tapi  inilah cara saya  mencintai umat musilm sebagain bagian dari   lengkap sempurnanya iman selaku orang yang mengaku umat Muhammad dan  tiada Ilalh kecuali Allah Azawajala. (lya)

1400 H Plasma, Baru Diserah 800 H

ShareBELINYU - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka (Dishutbun Bangka) menyatakan saat ini lahan sawit plasma seluas 1.400 hektar, sudah dibangun oleh PT Gunung Pelawan Lestari di wilayah Kecamatan Riau Silip dan Belinyu. Jumlah itu berada di wilayah Desa Mapur serta Desa Pugul untuk Kecamatan Riau Silip dan Dusun Pejem Desa Gunung Pelawan untuk Kecamatan Belinyu.
"Yang telah dibangun sekitar 1.400 hektar berada di tiga Desa dan yang sudah diserahkan 800 hektar," ungkap Meinalina selaku Kepala Dishutbun Bangka beberapa waktu lalu di Belinyu.
Lahan sawit plasma yang telah dikembangkan oleh PT Gunung Pelawan Lestari (GPL) ini telah mengembangkan perkebunan  menggunakan pola inti bagi perusahaan dan perkebunan plasma bagi rakyat dengan kerja sama yang saling menguntungkan dan berkesinambungan.
Dikatakan Meinalina tujuan pengembangan sawit plasma adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, menguntungkan perekonomian daerah, peningkatan produksi perkebunan dan menyerap tenaga kerja daerah. Selain itu juga untuk membantu pengembangan perkebunan serta meningkatkan dan memberdayakan koperasi  petani di wilayah plasma.
Dalam hal ini juga yang menjadi sasaran pada program ini adalah perkebunan plasma sebagai inti dan  perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma. Saat ini sawit plasma yang ada dari PT GPL dinaungi melalui KPKS Ikhtiar Sejahtera Dusun Pejem Desa Gunung Pelawan seluas 540 hektar dan jumlah petani plasma 402 KK, KPKS Lestari Desa Pugul seluas 146,58 jumlah petani plasma 112 KK dan KPKS Mapur Mandiri Dusun Tanjung Tuing Desa Mapur dengan luas 121.24 hektar dengan jumlah petani plasma 581 KK.
"Diharapkan akan berkembang seiring bertambahnya luas area perkebunan," ujar Meina. (trh)

9 Sarjana Masuk Riau Silip

ShareRIAUSILIP - Sebanyak 9 orang Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) akan terjun di 9 desa yang ada di Kecamatan Riau Silip.
Kesembilan sarjana ini merupakan program dari pemerintah Kabupaten Bangka untuk meningkatkan pembangunan di desa yang sudah dipilih beberapa waktu lalu.
Camat Riau Silip, M Ansori Muslim mengatakan pelaksanaan kegiatan ini telah telah berjalan semenjak (14/1) lalu. Dengan keberadaan 9 orang yang akan disebar pada 9 desa di Riau Silip, SP3 ini  bertujuan untuk mengsingkronisasikan segala bentuk kegiatan dan program yang ada.
"Pertemuan ini sengaja saya lakukan untuk bersilaturahmi bersama mereka. Selain itu juga untuk mengsinkronisasikan program-program yang ada," ungkap Ansori, Selasa, (17/1) di ruang kerjanya.
Selain itu juga ia menyampaikan kepada para sarjana ini agar dapat bersinergi bersama dengan pihak desa, dalam menjalankan tugas dapat dilakukan bersama dengan masyarakat yang ada. Terlebih sebentar lagi tiap desa akan menyusun musrenbang desa, sehingga keberadaan SP3 diharapkan dapat membantu desa-desa yang menjadi wilayah tugas masing-masing sarjana.
"Kita juga berharap mereka selama 1 tahun ini dapat menjadi pelopor dalam pembangunan di desa dalam hal segala bidang," harapnya.
Ditambahkannya lagi, dalam hal ini diharapkan adanya kerjasama antara pelaksanan bersama dengan pihak kecamatan, sebagai bentuk jembatan penghubung informasi dilapangan. Program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka ini baru pertama kali di gelar untuk seluruh desa yang  ada kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bangka. Sebelumnya Kecamatan Riau Silip juga pada tahun lalu ditempatkan satu orang sarjana pada salah satu desa yang merupakan program SP3 pemerintah Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
"Dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Bangka. Kita sangat bersyukur dengan kepedulian yang dilakukan oleh Pemda kita untuk memberdayakan sarjana lokal, guna  pengabdian bagi daerahnya," kata Ansori.(trh)

Jika Diminta, TNI Selalu Siap

ShareSUNGAILIAT - Dandrem 045/Garuda Jaya Babel  Kolonel P Gunung Sarasmoro menegaskan satuannya siap mengamankan proses pemilukada Bangka Belitung 2012 mendatang.
Itu ia katakan usai menghadiri acara penerimaan Satgas Kompi B Yonif 141/AYJP Sungailiat yang kembali dari Papua, Selasa(17/1).
Menjelang Pilkada 2012 yang tidak Lama lagi, Dandrem berencana berikan perintah operasi kepada seluruh jajaran Korem 045 Garuda Jaya tentang perintah melaksanakan kegiatan pengamanan Pemilukada.
"Kita sifatnya on call, jadi stand by, di satuan kita sudah menyiapkan 11 posko, TNI AD, ya kita TNI AD, Kalau  TNI AL, dan TNI AU punya operasi juga stan by on call juga setiap saat, bisa dipanggil. Kita melakukan koordinasi juga dengan TNI AL dan TNI Udara," katanya.
11 posko itu di 7 wilayah Kabupaten dan Kota, Korem juga disiapkan, personil berjumlah 484 orang persiapan menjelang pilkada.
"Sampai saat ini saya lihat masih kondusif, kerawanan-kerawanan yang akan muncul barangkali sudah diprediksi oleh Polda, yang jelas kesiapan TNI dalam hal ini adalah mempersiapkan personil setiap waktu jika diminta bantuan Polda, kita siap," tegasnya.
Mengenai kerawanan katanya biarlah untuk satuan Polri yang menganalisis kerawanan-kerawanan, TNI sudah memberikan petunjuk tentang pelaksanaan.
Juga katanya begitu dengan netralitas TNI, sudah jelas apa yang boleh dan tidak boleh.
"Kita tidak boleh dilibatkan dalam kegiatan-kegitaan kampanye, baik prajurit maupaun lingkungan asrama tidak boleh, aturan tentang netralitas itu ada betul-betul kita tegakkan, dan sudah  kita sampaikan kepada unsur prajurit TNI," imbuhnya. (cr05)

Bantuan untuk Pengolah Hasil Laut

ShareSUNGAILIAT - Sebanyak 10 kelompok pengolahan hasil perikanan laut di Kabupaten Bangka, antara lain di Kecamatan Merawang, Sungailiat dan Belinyu mendapatkan bantuan peralatan produksi.
Agar dapat digunakan sebagai penunjang usaha pengolahan ikan. Bantuan berupa paket seperti pisau, cool box dan blender bumbu tersebut dari Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan (BBP2HP) Jakarta.
Hurryah Dewiyani, Kabid Pengolahan Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka di ruang kerjanya Selasa (17/1) mengatakan, bantuan peralatan produksi hasil perikanan sudah diserahkan kepada kelompok dan sudah digunakan.
"Kita sudah terima peralatannya dari Jakarta dan secara bertahap kita serahkan langsung kepada kelompok pengolahan hasil perikanan, rata – rata setiap kelompoknya ada 5 orang. Mereka bergerak di bidang pembuatan pempek, nuget dan kerupuk,” ungkap Hurryah.
Menurutnya, tujuan diberikannnya bantuan paket peralatan pengolahan hasil perikanan tidak lain adalah untuk meningkatkan produksi dan produktifitas usahanya.
Di mana masih banyak pelaku usaha pengolahan hasil perikanan notabene menggunakan manual.
Diharapkan produksi yang dihasilkan dapat meningkat karena peralatannya sudah canggih. Belum lagi pelaku pengolahan akhir – akhir ini terkendala akibat bahan baku naik. "Jadi paling tidak bantuan ini cukup membantu,” ujarnya.
Namun diakuinya, masih sedikit pelaku usaha pengolahan yang tergabung dalam kelompok. Umumnya mereka berusaha secara individu. Padahal bantuan semacam ini harus diserahkan kepada, bukan perorangan.
"Kendala kita kemarin yaitu pelaku usaha pengolahan hasil perikanan tidak berkelompok jadi kemarin baru kita bentuk kelompok. Karena kalau tidak berkelompok tidak bisa mendapatkan bantuan itu. Katanya tahun ini masih ada lagi bantuan serupa,” pungkasnya. (j0i)

Hari Ini Rebo Kasan di Air Anyir

ShareMERAWANG - Hari ini  Rabu (17/1) atau bertepatan dengan  penanggalan kalender Arab dan tepat berada Rabu terakhir di penghujung  bulan Safar masyarakat  Kabupaten Bangka khususnya Kecamatan Merawang Desa Air Anyir mulai pukul 07.00 WIB  hingga  pukul 09.00 WIB (waktu yang paling tepat) akan melaksanakan  seluruh rangkaian pesta adat Rabu Kasan.

Konon,  Adat Rabu Kasan ini oleh masyarakat Desa Air Anyir sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak Ratusan tahun silam. Kini,  oleh Pemerintah  upacara Adat Rebo Kasan ini juga sudah dimasukkan kedalam Kalender even Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi ikon Pariwisata Bangka Belitung  khususnya di Kabupaten Bangka.

Tradisi kuno yang  lapuk di makan oleh waktu dan juga kemajuan zaman ini diharapkan akan terus hidup pada masa-masa yang akan datang. Banyak versi, cerita bahkan mitos tentang sejarah  muncul dan dilaksanakannya Adat Rabu Kasan ini. Versi yang beraneka ragam ini kini sudah ditulis juga dalam lembar demi lembar buku cerita dan sejarah Adat Rebokasan, apapun itu biarlah masyarakat sendiri yang menilainya dan bahkan mempercayai mana  yang lebih disukai. (lya)

Buaya Mati Tersangkut Jaring Nelayan

Share
MERAWANG - Sejak pagi rumah Mukhlis (36)  warga Desa Pagarawan sudah ramai di serbu  warga. Sontak saja, rumah  sederhana  berdinding papan tersebut heboh  riuh rendah. Kondisi rumah Mukhlis menjadi  ramai dan tidak seperti biasanya ini bukan karena warga akan melakukan Demo, tapi  karena pagi  kemarin itu Muklhis dan beberapa temannya baru saja berhasil membawa pulang seekor buaya dari Sungai Desa Pagarawan. Buaya yang di perkirakan berumur lebih kurang  2 tahun tersebut dengan  panjang 3M dan  berat sekitar 100 Kg pertama kali ditemukan oleh Mukhlis tersangkut di jaring ikan miliknya yang ia pasang sore sebelumnya. Sayang ketika ditemukan  Buaya malang ini memang sudah tak bernyawa lagi, hal ini diperkuat dengan  tanda meskipun masuk jaring namun jaring milik Muklhis ini masih tetap utuh dan tak ada yang robek sedikit pun.

Karena kasihan Mukhlis pun dan temannya membawa  buaya tersebut pulang  kerumahnya di Desa Pagarawan, untuk di kuburkan. Namun, ketika Radsul melihat buaya yang sudah mati tersebut di rumah Muklhis, nampak buaya dengan  corak coklat kehitam-hitaman masih tergelak di atas sebuah  bangku  kayu  yang sengaja diletakkan di depan sebuah ruko  toko kecil tepat disamping rumah Muklis berjarak  satu meter dari bibir jalan raya  Sungailiat-Pangkalpinang.

Buaya yang sudah mati ini, tak hanya menjadi tontotan warga, tapi  tak sedikit juga warga yang usil seperti membuka ingin menggendongnya, bahkan juga ada yang memasukan tangannya ke dalam mulut sang buaya yang sudah tak berkutik lagi itu.  Menurut cerita para warga, konon cairan  lendir yang ada di dalam mulut buaya tersebut berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit  Sango atau pun Sariawan. Warga yang percaya bergantian memasukkan  tangan dan jari mereka kedalam mulut sang buaya yang sudah mati itu. Sejumlah pengendara kendaraan yang sedang melintas pun  ikut  penasaran dan ada yang sengaja memarkirkan kendaraannya untuk sekedar melihat sang buaya, dan tentu saja  suasana semakin ramai.

Sementara itu Muklis sendiri kepada Radar Sungailiat mengaku,  ketika akan memeriksakan jaring ikannya yang dipasang di Sungai Desa Pagarawan sore sebelumya sekitar pukul  22.00 WIB ia kaget, karena  di dalam jaring tersebut ada seekor  buaya   bukan ikan.

"Sayang ketika ditemukan buaya ini nampaknya memang sudah mati, karena jaring saya tak ada yang robek, akhirnya pagi tadi kami putuskan untuk diangkat kedarat dan di bawa pulang untuk dikuburkan," ungkapnya.

Menurut Muklis,  ia yang juga ketua Kelompok Nelayan Sungai Desa Pagarawan sudah hafal luar kepala tentang seluk-beluk Sungai Desa Pagarawan sejak belasan tahun yang silam.  Bertemu buaya bukan hal yang baru lagi bagi dia  dan kawan-kawannya, bahkan kejadian seperti ini sudah terjadi 3 kali.

"Sebelumnya masih hidup, dan  kami  kasihan akhirnya kami  lepas dan kembalikan lagi ke habitatnya, kalau ditanya apakah saya takut,  rasa takut pasti ada, mungkin karena sudah terbiasa saja. Bahkan saya lihat sekarang ini banyak buaya di Sungai Pagarawan ini, tapi masih kecil-kecil paling seukuran lengan manusia, tapi ada juga  yang paling besar," ceritanya.

Namun ia berharap buaya yang besar tidak masuk kejaringnya, karena ia tidak mau berurusan  dengan hal yang seperti itu, karena sudah setiap hari mencari sumber penghidupan di Sungai.

"Mungkin mereka juga sudah mengenal kami dan menganggap kami sebagai kawannya, makanya  mengingat buaya yang satu ini sudah mati, saya akan kuburkan, meskipun dia binatang tapi dia juga layak mendapatkan perlakukan yang baik dan seharusnya kita lakukan,” kata Muklis seraya tertawa geli.

Nelayan  tradisional yang mengaku sudah akrab dengan alam ini mungkin ada  hewan yang  tak suka padanya seperti ikan. Karena nyatanya Muklis setiap hari datang bersama  teman-teman nelayan lainnya yang berjumlah 25 orang  turun ke sungai hanya untuk menangkap ikan lalu menjualnya. Penghasilan ini  digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan  keluarga sehari-hari saja.

Muklhis sangat bergantung kepada Sungai Pagarawan berharap tempatnya mengais rejeki itu tak di ganggu dan diusik oleh orang-orang yang memiliki nafsu serakah  dan tidak bertanggungjawab, sehingga alur kehidupan di Sungai Desa Pagarawan akan tetap aman,  tentram dan alami. Tak hanya bagi Mulkis tapi juga bagi seluruh penghuni Sungai Pagarawan, bapak 3 orang anak ini pun mengaku penghasilan mereka  dari mencari ikan di sungai.

"seperti sekarang ini,  jumlah tangkapan  justru bekurang dari biasanya, ikan sedang tak ada dan susah dicari," kata Muklis.

Tak hanya bergantung pada nasib dan keberuntugan saja, tapi sebagai nelayan tradisonal bersama nelayan lainnya juga  terpaksa harus meronggeh kocek yang tidak sedikit bahkan hingga belasan juta  untuk membeli jaring atau kapal baru, bila fasilitas yang  lama sudah tak memungkinkan untuk digunakan lagi.

"Kalau sudah begini  ya kita mau gimana lagi kalau bukan  dari kantong sendiri, jujur saja sebenarnya sebagai nelayan tradisional kami akan semakin sulit berkembang dan juga meningkatkan hasil tangkapan. Jika perhatian dari pemerintah juga kurang, kalau bukan dari mereka, dan hanya mengandalkan  uang nelayan  yang cuma ala kadarnya itu ya tau sendirilah mbak. Oleh karena itu, kedepan atau pun di tahun 2012 ini ada perhatianlah kepada kami,  misalnya Kapal, karena kami ingin sekali juga mulai menyeberang kelaut untuk mecari ikan dan mudah-mudahan  bisa menambah penghasilan,” harap  Muklis  yang juga mewakili teman-teman  nelayan lainnya. (lya)

Minggu, 15 Januari 2012

Bantuan Dinsos Belum Ada

ShareMERAWANG - Jumat sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Warga  Desa Balunijuk terperanjat.
Hembusan angin  kencang dalam  waktu singkat berhasil menyapu atap asbes dan juga bangunan rumah Warga Desa Balunijuk. Hal tersebut dibenarkan Kepala Desa Balunijuk Ahmad Afindi, saat dikonfirmasi Radsul Sabtu (14/1).
Ia membenarkan bahwa akibat terjangan angin kencang, yang ia sendiri mengaku belum tau pasti apakah benar itu angin puting beliung atau memang hanya angin kencang telah membuat 10 rumah warga di desa rusak.
2 di antaranya mengalami kerusakan cukup parah. Akibat musibah meski tidak ada korban jiwa namun musibah ini  menyebabkan kerugian secara materil  yang ditaksir mencapai hingga jutaan rupiah.
"Atas musibah ini, pemerintah Desa Balunijuk  pada keesokan harinya langsung bertindak cepat yakni dengan mengirim surat ke kecamatan untuk diteruskan ke Dinas sosial Kabupaten Bangka, dan hingga berita ini diturunkan Pemerintah Desa dan masyarakat yang terkena musibah ini  masih  menunggu bantuan dari Dinsos  Kabupaten Bangka," ujarnya.
Sebagai Kades, A Afindi mengaku sangat mengharapkan agar bantuan tersebut segera didistribusikan ke pada warga yang membutuhkan akibatnya musibah ini.
”Kami dari Pemdes Balunijuk sendiri tidak bisa berbuat banyak untuk membantu warga dalam hal finansial mengingat kondisi kas desa saat ini masih sangat minim, karena baru saja  selesai tutup buku akhir tahun dan baru menginjak tahun baru," katanya.
”Kami menganggap hal ini sebagai ujian atau cobaan saja dari Tuhan Yang Maha Kuasa, mudah-mudahan ada hikmahnya, karena  peristiwa ini terjadi diluar kehendak kita selaku manusia mahkluk yang  lemah, namun harapan kami kedepan bagi  masyarakat jika akan membangun rumah jangan  pakai sembarangan  bahan bangunan dan  pilih tukang yang profesional. Karena kami lihat  rumah-rumah penduduk di sini pembangunannya jarang sekali  menggunakan cor keliling, ditambah lagi rata-rata banyak menggunakan batako, oleh karena itulah, kalau mau bangun rumah  perhatikan juga  fungsi pondasinya. Harapan saya selaku Kades yang semoga saja hal ini bisa dimengerti dan dimaklumi,” tambahnya. (lya).

Kamis, 12 Januari 2012

Sekarang Melaut Sudah Aman

ShareBoleh jadi ini kabar baik khususnya bagi para nelayanan maupun bagi jasa pelayanan jalur tansportasi penyeberangan lintas air.
Karena Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah Bangka, memprediksi mulai sejak tanggal 17 hingga 18 Januari mendatang tinggi Gelombang di sekitar perairan laut Bangka yang salah satunya adalah di sebelah utara Bangka, akan mulai turun atau kembali normal.
Hal ini sebagimana yang juga dijelaskan oleh Forecaster on Duty BMKG wilayah Bangka, Nur Setiawan ketika dkonfirmasi koran ini kemarin.
Nur Setiawan, masyarakat diharap dapat memaklumi kondisi cuaca saat ini karena memang untuk periode Desember 2011 hingga Januari 2012, merupakan puncak dari musim hujan, seperti yang sudah terjadi pada tanggal 8, 9 hingga 11 Januari yang lalu.
Rata-rata ketebalan intensitas air hujan mencapai 30 mm (milimeter), sedangkan gelombang pada beberapa hari terakhir juga mengalami hal yang sama di mana BMKG mencatat, bahwa ketinggian gelombang  mencapai 2 sampai 4 meter, seperti yang terjadi di Selat Gelasa, potensi gelombang tinggi ini kemarin karena disebabkan oleh adanya tekanan rendah dari arah laut selatan Jawa sehingga menyebabkan terjadinya convergensi (pertemuan 2 arah angin), sehingga berpotensi  hujan lebat dan  pasang tinggi air laut.
“Namun kami melihat bahwa diperkirakan terhitung sejak tanggal 17 hingga 18 Januari 2011, tinggi gelombang akan kembali normal, namun mengingat segala kemungkinan bisa terjadi maka BMKG tetap mengimbau, agar warga tetap diminta untuk selalu waspada dan berhati-hati, terutama bagi mereka  warga masyarakat yang beraktivitas di areal pertambangan,” harapnya.
Apabila sedang hujan maka diharapkan untuk jangan beraktivitas lebih dulu, begitu pun dengan warga masyarakat yang akan melaksanakan aktivitas di dunia pelayaran, karena  kondisi hujan lebat bisa saja mengundang terjadinya tanah longsor dan  sambaran petir, apalagi saat ini potensi dari pagi hingga siang, air laut akan mengalami pasang dan jika ditambah dengan curah hujan dengan intensitas tinggi, maka  masyarakat juga perlu mewaspadai terjadinya banjir atau ROB. (lya)

Selasa, 10 Januari 2012

Anggota Itu Diperiksa

ShareSUNGAILIAT - Kapolres Bangka AKBP Pipit Rismanto SIK menegaskan, anggota Polantas Polres Bangka yang sempat berinsiden dengan wartawan soal kamera, sedang menjalani pemeriksaan oleh PROPAM.
Itu dikatakan Pipit kemarin, di sela-sela kegiatan pertemuan dengan Kades dan Lurah se Kabupaten Bangka di aula pertemuan di Kuday.
"Ya, hari ini (kemarin, red) dia sudah kita periksa, rekan-rekan wartawan boleh dicek, kita mau lihat kebenarannya, baik dari dia maupun dari wartawan," kata Pipit.
Dia berjanji jika memang terbukti bahwa ada tindakan arogansi dari anggotanya yang berinisial AG itu, maka dia tidak segan-segan untuk menindak tegas, karena jika benar ia menganggap itu tindakan yang memalukan korps.
"Tapi ya itu tadi, ini bukan dipukul rata Polisi, tapi oknum. Kita jangan sampai membuat sebuah opini kalau semua Polisi begitu. Tapi saya janji kalau nanti di hasil pemeriksaan memang terbukti, tentu harus ada tindakan tegas, pegang omongan saya," katanya.
Namun, dia juga meminta untuk kerjasama dari wartawan yang bersangkutan untuk datang saat diundang jika dimintai kejadian versi wartawan. Karena Pipit enggan mengambil sebuah keputusan tanpa melihat dua sisi.
"Nanti kita akan kita dengarkan penjelasan lebih rinci lagi, jangan sampai ada yang  lebih merasa dipojokan lagi,” kata Pipit lagi.
Dia meminta, agar permasalahan seperti itu cukup terjadi sekali saja dan jangan terulang kembali. "Semoga ini menjadi pembelajaran buat kita semua," kata Kapolres kepada sejumlah wartawan, yang juga dihadiri Pemimpin Redaksi Radar Sungailiat, Eka M Putra.
Menanggapi hal itu, Putra langsung menanyakan kepada Kapolres, "undangan" yang dimaksudkan Kapolres kepada wartawan Radsul nantinya berbentuk apa.
"Tapi sebelumnya saya mau minta kejelasan, pemanggilan wartawan saya nanti berbentuk apa? Dan saya juga bertanggungjawab untuk terus mendampingi wartawan saya," kata Putra kepada Kapolres kemarin.
Nah, soal itu Pipit, pemanggilan itu bukan bersifat interogasi atau sejenisnya, hanya diminta bercerita versi wartawan.
"Itu bukan semacam interogasi di Reksrim, itu cuma bercerita, dan Bapak tentu boleh mendampingi," katanya.
Seperti diberitakan Radsul edisi kemarin, ada perbuatan kurang menyenangkan yang melibatkan profesi wartawan.
Wartawan Harian Pagi Radar Sungailiat (Radsul) harus menerima pil pahit setelah seluruh data-data di kamera digitalnya dihapus secara paksa oleh oknum Polisi Lalu Lintas dari Polres Bangka.
Cerita kejadian yang memalukan sekaligus memilukan itu berawal hari Sabtu (7/1) wartawan Radar Sungailiat berniat mengambil foto kegiatan razia yang dilakukan Lantas Polres Bangka di depan Mapolsek Baturusa Kecamatan Merawang.
Mengingat ada momen unik yang akan ia abadikan ada di depan mata, maka wartawan turun dari kendaraannya dan mengambil sekitar 3 foto, yang lalu akan berniat meminta data ke pihak Lantas.
Namun, berselang beberapa saat wartawan Radsul usai menjepret, datanglah 2 orang anggota--yang nama keduanya tidak kami tampilkan.
Tanpa ba-bi-bu lagi, salah satu dari mereka yang berperawakan lebih tinggi meminta kamera wartawan sembari ngomel-ngomel.
Dia sempat berkata, kenapa mengambil foto razia, tanpa ada izin dari aparat yang ada. Ditanya begitu wartawan Radsul menjawab, kebetulan ada momen lucu yang mau ia abadikan, buktinya hanya 3 foto saja yang ia ambil, sembari ia menunjukkan kartu persnya untuk membuktikan bahwa ia dalam masa tugas. Kata Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto, memang tidak ada prosedur dalam kepolisian yang mengatur  bahwa setiap kali wartawan hendak mengambil gambar pada kegiatan yang dilakukan Polisi harus minta izin lebih dulu, namun masih kata AKPB Herry Purwanto, meski tidak ada prosedur resmi, paling tidak wartawan juga ada komunikasi.
AKPB Herry Purwanto dirinya selaku Kasat Lantas Polres Bangka, meminta maaf atas perbuatan anak buahnya di lapangan terhadap Wartawan Radar Sungailiat, karena menurut dia masalah ini terjadi karena misskomunikasi semata.
"Ini mungkin hanya ada misskomunikasi saja. Mungkin nanti harus saling ada saling pengertian saja, saya minta maaflah atas tindakan anggota saya," katanya.
Pimred Radsul pun meminta maaf kepada Kasat Lantas, karena tindakan wartawannya yang mungkin membuat anggota tadi berang. (lya)

Polisi Rampas Kamera Wartawan

ShareMERAWANG - Perbuatan kurang menyenangkan yang melibatkan profesi wartawan terjadi lagi.
Wartawan Harian Pagi Radar Sungailiat (Radsul) harus menerima pil pahit setelah seluruh data-data di kamera digitalnya dihapus secara paksa oleh oknum Polisi Lalu Lintas dari Polres Bangka.
Cerita kejadian yang memalukan sekaligus memilukan itu berawal hari Sabtu (7/1) wartawan Radar Sungailiat berniat mengambil foto kegiatan razia yang dilakukan Lantas Polres Bangka di depan Mapolsek Baturusa Kecamatan Merawang.
Mengingat ada momen unik yang akan ia abadikan ada di depan mata, maka wartawan turun dari kendaraannya dan mengambil sekitar 3 foto, yang lalu akan berniat meminta data ke pihak Lantas.
Namun, berselang beberapa saat wartawan Radsul usai menjepret, datanglah 2 orang anggota--yang nama keduanya tidak kami tampilkan.
Tanpa ba-bi-bu lagi, salah satu dari mereka yang berperawakan lebih tinggi meminta kamera wartawan sembari ngomel-ngomel.
Dia sempat berkata, kenapa mengambil foto razia, tanpa ada izin dari aparat yang ada. Ditanya begitu wartawan Radsul menjawab, kebetulan ada momen lucu yang mau ia abadikan, buktinya hanya 3 foto saja yang ia ambil, sembari ia menunjukkan kartu persnya untuk membuktikan bahwa ia dalam masa tugas.
Namun nampaknya alasan itu tidak mematahkan emosi Polantas tadi. Dia merampas kamera wartawan dan langsung menghapus seluruh memori dan data yang ada di kamera. Padahal, di kamera tersebut ada beberapa foto penting yang akan dijadikan bahan koran. Bahkan ada data wawancara wartawan dengan salah satu pejabat penting pun hilang, padahal di data itu ada klarifikasi berita, tentu hal tersebut merugikan wartawan.
Ironisnya, sebelum ia berlalu, anggota tadi sempat menebarkan sedikit perkataan kasar yang intinya akan mencari wartawan tadi jika ada apa-apa dengan mereka berdua.
Polisi itu tetap bersikeras bahwa wartawan ini telah bertindak sewenang-wenang mengambil foto saat operasi razia kendaraan bermotor tanpa izin dulu.
"Lain kali kalau ngambil gambar izin dulu ya, kami tau kok memang banyak yang tidak suka dengan kami," ujarnya sembari berlalu.
  Mengingat pentingnya kejadian itu, Pemimpin Redaksi Radar Sungailiat, Eka Mahendra Putra langsung menghubungi Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto SH SIK, yang saat dihubungi mengaku sedang ada tugas di Jakarta. Dalam konfirmasi melalui via telepon yang kurang lebih berjalan selama 5 menit tersebut Pimred Radsul menceritakan kronologis perbuatan tidak menyenangkan oleh salah satu anggotanya itu.
Eka M Putra juga menanyakan kepada Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto, SH, SIK apakah benar dalam setiap akan mengambil gambar seperti razia kendaraan bermotor wartawan mesti minta izin lebih dulu.
Kata AKBP Herry Purwanto, memang tidak ada prosedur dalam kepolisian yang mengatur  bahwa setiap kali wartawan hendak mengambil gambar pada kegiatan yang dilakukan Polisi harus minta izin lebih dulu, namun masih kata AKPB Herry Purwanto, meski tidak ada prosedur resmi, paling tidak wartawan juga ada komunikasi.
AKPB Herry Purwanto dirinya selaku Kasat Lantas Polres Bangka, meminta maaf atas perbuatan anak buahnya di lapangan terhadap Wartawan Radar Sungailiat, karena menurut dia masalah ini terjadi karena misskomunikasi semata.
"Ini mungkin hanya ada misskomunikasi saja. Mungkin nanti harus saling ada saling pengertian saja, saya minta maaflah atas tindakan anggota saya," katanya.
Pimred Radsul pun meminta maaf kepada Kasat Lantas, karena tindakan wartawannya yang mungkin membuat anggota tadi berang.
"Mungkin anggota tadi lagi haus, sehingga butuh minum. Tapi biarlah, tidak usah disebutlah nama 2 anggota itu, kasihan nanti mereka dimarahin Kasatnya. Saya juga selaku Pimred minta maaf juga kepada Kasat Pak Herry, ke depan akan dikoordinasikan lagi hal seperti ini, mungkin wartawan khilaf," ujar Putra.
Sementara itu, uniknya dari beberapa laporan masyarakat kepada wartawan Radar Sungailiat, mereka yang sebagian besar ini adalah merupakan pengguna jalan raya alur Sungailiat-Pangkalpinang dan sering lewat di depan Mapolsek Baturusa, juga mengaku  mengeluh karena seringnya dilakukan razia di situ. (red)

Rabu, 04 Januari 2012

Gadis Berjilbab Itu Dimakamkan

Share
FOTO: FADRY LESSMANA

MERAWANG - Korban kecelakaan Senin (2/1) yang silam, Listiria Agusta (16) warga Desa Pagarawan Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka dimakamkan oleh keluarga bersama warga, di pemakaman umum Desa Pagarawan.
Listiria Agusta adalah korban yang meninggal akibat kecelakaan lalulintas pada Senin, 2 Januari 2012 sekitar pukul 15.15 WIB, di ruas Jalan Raya Sungailiat-Pangkalpinang, atau tepatnya di depan Agen Minyak Solar (APMS) Desa Pagarawan.
Korban diduga meninggal di tempat akibat lakalantas ini, yang akrab disapa Ria adalah merupakan seorang pelajar kelas XI(sebelas) di sebuah SMK swasta di Kota Pangkalpinang. 
Peristiwa naas itu terjadi ketika  Ria bersama sang adik, Nurhabibah (14) yang akrab disapa Nur, yang juga sama merupakan seorang pelajar kelas XII (dua belas) di sebuah SMPN di Kota Pangkalpinang, sedang berboncengan dari arah Sungailiat dalam perjalanan pulang dari kebun.
Tiba-tiba saja dari arah  Pangkalpinang melaju kencang sebuah truk pengangkut semen, yang dikemudikan oleh Suwandi (58), warga Kelurahan Bukit Intan Pangkalpinang, kontan saja Suwandi yang menyetir dan bermaksud menyalib kendaraan lain yang ada di depannya, seperti tak dapat lagi mengontrol laju kendaraannya, sehingga akhirnya truk ini langsung menyambar 3 motor sekaligus termasuk kendaraan korban.
Dan truk akhirnya berhenti setelah menabrak tiang listrik dan masuk ke semak belukar yang merupakan kawasan rawa-rawa di lokasi kejadian tersebut. 
Tak ingin dikepung warga Suwandi pun memilih menyerahkan diri Ke Mapolsek Baturusa.
Akibat kecelakaan ini Nur adik korban mengalami patah tulang pada bagian kaki sebelah kanan, serta luka pada bagian wajahnya dan pada Senin malam 2  Januari  Nur pun langsung di pindahkan oleh keluarganya ke RSBT Pangkalpinang untuk segera melaksanakan operasi, sementara 2 kendaraan korban seret truk lainnya yakni Honda Revo dan Suzuki Thunder, yang masing-masing dikendarai oleh Anto dan  Firdiansyah warga Pangkalpinang juga mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Almah Sungailiat. 
Sayang, Ria yang terseret hingga ke bagian bawah truk baru berhasil di evakuasi 3 jam setelah kecelakaan maut ini terjadi.
Sementara itu kemarin, Selasa 3 Januari 2012, dari pantauan Radsul di kediaman orang tua korban, nampak awan duka kesedihan mendalam  terus membendung,terutama dari pihak keluarga dekat korban. 
Nampak sejumlah pelawat terus berdatangan ke rumah duka sekaligus memberikan dukungan buat keluarga untuk ikhlas menghadapi ujian ini.
Jenazah Ria disholatkan di Mesjid Nurul Hikmah Desa Pagarawan, dan dimakamkan di TPU Desa Pagarawan. 
Ayahnya Agus berserta ibunya Santi tampak terus tertunduk lemas dan mengurai air mata di depan pusara almarhum hingga acara pemakaman selesai, Agus dan Santi seakan tak percaya  putri sulung dari 4 saudara itu kini telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Tentang Sosok Ria di mata keluarga dan teman dekatnya, dikenal sebagai sosok ABG yang pendiam dan agak manut dengan orang tua serta, sangat perhatian kepada adik-adiknya dan sesama teman.
Selain itu gadis berjilbab itu juga dikenal sebagai anak yang juga patuh menjalankan perintah agama. 
Hal ini sebagaimana yang juga diakui oleh sang ibunda dan 2 tantenya. 
Ibundanya mengaku tak mendapatkan firasat apapun sebelum Ria berpulang, hanya  saja sekitar 2 hari sebelumnya Ria  diketahui baru saja membeli baju baru. 
Dengan mengenakan baju baru itupun Ria menurut sang ibu sempat menari-nari di depan cermin dan meminta ibunya untuk mengomentari penampilannya.
"Mak, ku cantik dak pakai baju ni," kenang Santi, ibunda korban.
Salah satu tantenya, Sal, mengaku  Ria sebagai anak yang rajin dan suka mengantarnya pergi bekerja. Menurut Sal baru 2 minggu yang lalu dirinya bersama almarhum jatuh dari sepeda motor di Desa Belilik Kabupaten Bangka Tengah, namun saat itu korban tidak apa-apa, tapi Sal mengalami luka memar pada bagian kaki dan tangannya.
"Saya tidak menyangka keponakan saya Ria yang paling dekat sama saya  harus pergi secepat ini," tutur Sal sambil menyeka air matanya.
Atas Lakalantas yang  diakibatkan oleh perbuatan Ugal-ugalan  sang sopir truk  Suwandi hingga menghilangkan nyawa orang lain ini, pihak keluarga terutama ibunda korban pun mengatakan meminta agar pelaku harus bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan ia juga menginginkan agar kasus ini dapat diusut  hingga selesai. (lya)

Senin, 28 November 2011

Pasangan Manula Mesum di Hotel

ShareSUNGAILIAT - Buset! 3 pasangan bukan suami istri, yang salah satu pasangan di antaranya masih sekolah, kegep Tim Gabungan (Timgab) Pemerintah Kabupaten Bangka lagi indehoy gebay geboy di penginapan.
Ya, Timgab yang terdiri dari Polres Bangka dan Pol PP Bangka melakukan kegiatan operasi dengan sandi "Antik". Mereka bergerak Jumat malam (25/11). Selain berhasil mengamankan pasangan mesum, tim juga sukses mengamankan 4 unit motor yang tidak dilengkapi surat-menyurat.
Dari pengamatan Radusl di lapangan, tim yang terdiri dari 100 orang porsonel tersebut dibagi tiga regu. Ada yang bergerak ke tempat hiburan malam dan ada bergerak ke hotel-hotel yang ada di Kota Sungailiat, mereka bergerak sekitar pukul 22.30 WIB.
Sementara regu yang bergerak ke tempat hiburan ke arah Desa Merawang yaitu di eks lokalisasi Sambung Giri. Sayangnya, di lokasi ini timgab gagal total karena tim tidak menemukan hal-hal yang dianggap mencurigakan, tidak seperti pada malakj sebelumnya, dan terlihat seakan-akan tidak ada aktifitas, ada indikan aktifitas razia di lokasi itu duluan bocor.
Sementara tim yang bergerak ke lokasi hotel-hotel dan penginapan berhasil mengaman sepasang siswa sekolah yang dimabuk asmara lagi bercumbu kasih di Hotel Teluk Uber dengan inisial BR (17), bersama pasangannya AS (17).
Sementara di Hotel Jati Pesona tim berhasil mengamankan pasangan tanpa nikah, yaitu pasangan EF dan EK, juga tim berhasil mengamankan pasangan setengah manula, AHD dan SRI.
Para pasangan yang ditengarai bukan pasangan suami istri itu, selanjutnya diamankan  di Polres Bangka untuk dilakukan proses pemeriksaan dan pembinaan, sebagaimana yang di sampaikan oleh Kabag Operasional Polres Bangka, Kompol Jojo Sutardjo SIK.
"Kegitan ini merupakan dalam rangka Operasi Antik yang melibatkan Pol PP dan BNK Kabupaten Bangka, pertama saran dari kegiatan operasi ini yaitu penggunaan narkoba serta dengan maraknya kejadian curat curas dan curanmor, kita melakukan periksaan kendaraan," terangnya.
Dan dalam kegiatan itu tim mengamankan 4 kendaraan roda dua, yang tidak dilengkapi dengan surat menyurat, dan untuk kendaran akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kelengkapan surat-menyuratnya.
"Sementara untuk pasangan-pasangan itu, yang melakukan hubungan intim tanpa nikah atau hubungan gelap, akan kita lakukan  secara persuasif untuk dilakukan pembinaan, sementara untuk anak sekolah perlu kita panggil orangtuanya agar mereka dapat dibina oleh para orangtuanya," harap Kabag Ops.
Disinggung soal indikasi bocornya operasi di eks tempat esek-esek SG, dikatakan Jojo memang saat tim ke sana kelihatan sepi, karena mungkin saat menuju lokasi yang makan waktu, maka mungkin bocor.
"Bocor atau tidak, yang penting pada inti pihak Polres Bangka telah berupaya untuk melakukan penertiban di lokalisasi Sambung Giri tersebut, dan operasi ini kan kembali kita gelar secara berkelanjuutan," tegas Jojo. (j0i)

Dibunuh karena Bisnis?

ShareMERAWANG - Kematian yang mengenaskan yang dialami Romi (35) warga Mesu Jalan Koba Pangkalpinang, yang ditemukan tewas berlumuran darah, cukup membuat pihak keluarga menangis dan tak percaya.
Ya, setelah ditemukannya mayat Romi Sabtu (26/11) di Jalan Cengeng Desa Jurung Kecamatan Merawang, dengan kondisi hanya pakai celana dalam saja, pihak keluarga masih heran dengan kematian Romi yang terkesan tiba-tiba dan aneh.
Menurut orangtua korban, Romi memang beberapa hari sebelum kematiannya ingin menjual mobil Honda Jazz kepada salah satu warga. "Dia mau menjual mobil Honda Jazznya kepada salah satu warga. Memang tidak biasanya dia pulang diatas jam 12 malam, karena paling lambat itu jam 12. Tau-tau dia sudah meninggal dengan cara begini," kata orangtuanya sambil terisak-isak.
Orangtua korban mendatangi lokasi kejadian beserta istri korban.
Penemuan mayat tanpa busana itu pertama kali ditemukan oleh Eri warga Jurung, sekitar 07.30 WIB saat dia hendak menuju lokasi TI di sekitar situ.
Tiba-tiba dia terkejut melihat ada seonggok mayat di sela-sela semak belukar. Lalu dia berinisiatif langsung memanggil kadus, yang kemudian kadus melaporkan kepada Polsek Merawang, kemudian Kapolsek Merawang beserta stafnya langsung meluncur ke TKP guna memastikan apa benar dari laporan masyarakat tersebut.
Saat di konfirmasi oleh berbagai media di lokasi kejadian, Kapolsek Merawang AKP Fathur Rohman SIK seizin Kapolres Bangka AKBP Asep Ahdiatna, SIK MH mengaku bahwa mayat itu bernama Romi.
"Warga Mesu Jalan Koba pangkalpinang, pekerjaan Prudential Pangkalpinang umur kurang lebih 35 tahun, bukan warga Kecamatan Merawang maupun Kabupaten Bangka, kondisi mayat dari pemeriksaan dokter ada luka di bagian kepala mengeluarkan darah dari hidung, ada bekas cekikan, leher serta lengan diduga korban melakukan perlawanan, saat ini masih dilakukan pengembangan serta penyelidikan," tegasnya.
Berkat kesigapan Polisi, berselang 11 jam dari ditemukannya mayat tersebut, Polisi berhasil meringkus pelaku pembunuhan keji tersebut.
Pelaku yang bernama YT alias TO (37) warga Merawang diciduk bersama dengan barang bukti 3 unit mobil dan balok yang diduga digunakan untuk membunuh korban.
Dari informasi yang didapat, pelaku menghabisi korban dikontrakannya jam 20.00 WIB, pelaku memukul korban dengan balok di bagian belakang kepala korban.
Mendapat pukulan tersebut, korban langsung tersungkur kemudian pelaku langsung menghantam sekujur tubuh korban masih dengan balok tersebut hingga korban tewas.
Lalu, setelah korban dipastikan mati, pelaku menyeret jasad korba ke dalam mobil dan dibawa ke Jurung, Kimak dan Nibung. Pelaku juga membuang baju yang dikenakan yang sudah berdarah, kemudian mutar-mutar mencari lokasi yang aman untuk membuang mayat.
Pelaku juga sempat ke arah Belinyu, saat itu pelaku dalam keadaan bingung karena mobilnya penuh dengan darah. Ia lalu menukar mobil tersebut dengan Daihatsu Taruna, ditukar denagan warga Sungailiat, pelaku berganti mobil dari arah Pangkalpinang dengan memutar arah.
Nah, dari Pangkalpinang pelaku menukar lagi mobilnya dengan Avanza, pelaku terus berputar-putar antara Pangkalpinang dan Bangka Barat.
Namun berkat kesigapan Polisi dalam mengidentifikasi di TKP, akhirnya pelaku ditemukan dan ditangkap sekitar jam 23.00 WIB di salah satu penginapan di Bangka.
Setelah pelaku ditemukan, pengembangan dilakukan lagi, dengan mencari alat bukti.
Menurut pengakuan pelaku barang korban ditemukan di lokasi kejadian yang tidak jauh dari mayat, dengan cara ditanam ke dalam tanah oleh pelaku.
Kata Kasat Reskrim Polres Bangka AKP Wedy Mahadi SIK seizin Kapolres Bangka AKBP Asep Ahdiatna SIK MH pelaku dikenakan pasal 340, dengAn ancaman seumur hidup karena telah melakukan pembunuhan berencana.
Orang yang menukar mobil pun kena getah harus diamankan dan dimintai keterangan. "Berdasarkan fakta sementara, pelaku tunggal," katanya.
Kapolres Bangka mengimbau kepada masayarakat agar lebih berhati-hati jika melakukan kegiatan atau bertransaksi, apalagi kepada orang yang tidak dikenal atau baru kenal, jangan sampai menjadi korban suatu tindak pidana atau bahkan menjadi pelaku tindak pidana.
Lalu saat ditanyai wartawan kenapa ia sampai melakukan kejahatan tersebut, serta mengambil Honda Jazz milik korban, karena motif ekonomi, karena TI-nya sudah tidak menggasilkan lagi. "Juga untuk bayar hutang," katanya dengan nada kelu.
Sementara itu Waka polres Bangka Kompol Rully Tirta Lesmana SIK Kabang Operasional Polres Bangka Jojo Sutarjao SIK, Kasat Reskrim Polres Bangka AKP Wedy Mahadi SIK meninjau lokasi kejadian. (cr05)

Pengguna Jampersal Belum Banyak

ShareBELINYU - Pengguna Program Jaminan Persalinan (jampersal) yang dicanangkan pemerintah pusat untuk biaya persalainan bagi ibu yang melahirkan masih sangat minim yang menggunakannya di Kecamatan Belinyu.
Kepala Puskesmas Belinyu, dr Jasminar saat Radsul konfirmasi di ruang kerjanya mengatakan belum banyaknya pengguna Jampersal oleh masyarakat Belinyu kemungkinan masyarakat melakukan persalinan pada bidan swasta yang tidak masuk sebagai pelaksana Jampersal.
"Perkiraan saya untuk Belinyu belum banyaknya penggguna Jampersal karena masyarakat kita ini masih banyak yang mau ke bidan praktek swasta," ujarnya.
Dikatakannya lagi, selain itu program jampersal masih sedikit yang menggunakan karena kebanyakan  masyarakat belum mau menggunakan Jampersal yang biasa yang diminta KTP. Masyarakat merasa tidak mau memberikan KTP sebagai bukti pelaporan karena merasa agak keberatan apabila KTP nya digunakan untuk bukti persalinan menggunakan program Jampersal.
"Sebagian dari mereka tidak mau KTP-nya diminta sebagai bukti, kita melayani itu kan harus punya bukti. Namun, kadang masyarakat ini ada juga tidak punya KTP apalagi masyarakat yang di desa kalau dikota kebanyakan sudah memiliki KTP," tukasnya.
Kendati demikian ia  berharap suatu saat masyarakat bisa memanfaatkan secara maksimal program Jampersal tentunya dengan memenuhi persyaratan yang diminta. Di Belinyu sendiri sejauh ini yang sudah menggunakan Jampersal kebanyakan adalah masyarakat asli Belinyu, untuk pendatang berdasarkan data yang ada pada Puskesmas Belinyu selama tahun 2011 sangat sedikit, sedangkan sampai bulan November 2011 jumlah yang menggunakan Jampersal berdasarkan data yang ada pada Puskesmas Belinyu kurang dari 50 pasien Jampersal.
"Mungkin kurangnya peminat  karena baru, walaupun program pemerintah bulan Februari tapi masuk ke kita baru bulan Juni jadi masyarakat belum banyak tau," kata Jasminar.
Lebih lanjut ia katakan, Puskesmas Belinyu dalam program Jampersal menerima laporan dari setiap penggunaan jampersal oleh bidan sedangkan untuk pencairannya para bidan langsung melakukan pencairan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. Diakuinya lagi, untuk sosialisasi juga pihaknya  belum bisa melakukan secara maskimal karena sampai saat ini aturan Jampersal masih ada perubahan sehingga dari Dinas Kesehatan juga  masih sering dipanggil ke pusat.
"Namun, untuk pelayanan, kita melayani sesuai dengan petunjuk teknis Jampersal," katanya.
Sementara untuk besaran dana Jampersal di Kecamatan Belinyu sendiri ditentukan sesuai perhitungan dengan prediksi dana yang dikucurkan sesuai jumlah penduduk yang ada. Pihak Puskesmas Belinyu juga untuk tahun pertama ini tidak mengajukan dana dalam jumlah besar untuk jampersal untuk menghindari dana yang berlebihan sehingga tidak terserap.
"Kita tidak berani meminta dalam jumlah besar, tapi nanti bila kurang akan kita ajukan kembali pada anggaran tambahan," tandasnya.(trh)

Kagum Keindahan Gunung Maras

ShareRIAUSILIP - Sekelompok anak muda dari kalangan mahasiswa dan pelajar terkagum dengan keindahan panorama Gunung Maras yang berada di Kecamatan Riau Silip.
Para pegiat pencinta alam dari Pangkalpinang dan Toboali ini sengaja datang mendaki Gunung Maras karena penasaran dengan cerita serta foto yang sebelumnya hanya mereka lihat dan dengar.
Salah satu peserta pendakian Gunung Maras asal Toboali, Ridwansyah kepada Radsul Minggu (27/11) kemarin mengungkapkan ia dan teman-temannya,  baru menyelesaikan pendakia dan  mengaku senang bisa menginjakkan kakinya dipuncak tertinggi pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
Ridwan mengaku selama ini  hanya bisa berangan dan setelah ada kesempatan ia tidak lagi menyia-nyiakan untuk turut serta pada pendakian Gunung Maras.
"Ternyata kita masih punya alam yang sangat indah dan begitu bagus untuk dinikmati. Saya rasa ini salah satu tempat tertinggi dan terbaik di Bangka Belitung," ujar Ridwan.
Ditambahkannya, ia bersama teman-temannya pada awalnya menganggap Gunung Maras sama dengan bukit-bukit yang pernah didaki diwilayah Bangka lainnya namun ada sesuatu yang istimewa dan menjadi daya tarik dari Gunung Maras yakni ketersediaan air yang terletak pada puncaknya.
"Ini bedanya Maras dengan yang lain, kalau puncak bukit lainnya mungkin kita susah mencari air di puncaknya, tapi di Maras kita bisa menemukan diatasnya. Selain itu juga ada dua puncak yang bisa dijadikan tempat untuk berkemah  seperti Puncak Palas dan Puncak Maras keduanya sangat indah pemandangannya," tukasnya.
Sementara rekannya, Ayu berharap keasrian alam Gunung Maras dapat dijaga karena kalau tidak bisa saja dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ia berharap kaki Gunung Maras yang masih ditumbuhi hujan lebat dan hijau bisa terus terjaga sehingga tidak rusak seperti hutan di kaki Gunung Menumbing.
"Mudah-mudahan tempat yang begitu indah ini dapat terus terjaga sampai kapanpun. Perlu kesadaran semuanya untuk menjaga tidak hanya pemerintah tapi juga dari setiap orang yang datang kesini untuk selalu menjaganya seperti tidak menebang pohon yang ada dan membuang sampah sembarang," ungkapnya.
Sementara  sebelumnya pernah dilansir Radsul dari Dinas Pariwisata Dan Budaya Kabupaten Bangka (Disparbud Bangka) mengatakan kawasan Hutan Gunung Maras memang sudah menjadi bagian dari potensi, untuk pengembangan pariwisata dan budaya di Kabupaten Bangka, hal ini terkait untuk pengembangan kawasan air terjun kaki bukit gunung maras yang pernah diusulkan musrenbang Desa dan Kecamatan Riau Silip namun belum bisa terealisasi.
Kepala Disparbud Bangka, Asep Setiawan saat dikonfirmasi Radsul Sabtu siang (6/8) di ruang kerjanya mengungkapkan  mengenai adanya potensi untuk pengembangan pariwisata kawasan maras tersebut namun kawasan maras tersebut belum tersentuh dengan fasilitas termasuk pencanangannya.
"Terimakasih informasinya, arah ke depan itu (Maras) bagian dari nuansa alam kita, kemudian nanti akan dipadukan dengan religinya, upacara adat keagamaan di sana seperti di Pangkalnyiur. Kami memang arah paketnya belum kesana tapi potensi itu sudah kami ketahui sangat potensial sekali," ujar Asep.
Dikatakannya pada dasarnya pihaknya setuju untuk kawasan maras dikembangkan karena selama tiga tahun ini diwacanakan terus, namun dalam hal ini Disbudpar Bangka sendiri hanya mengambil bagian dalam sentuhan berupa kegiatan sesuai dengan kapasitasnya.
"Kegiatan wisata alam dan religi nanti konsepnya akan kita padukan. Dianggaran 2012 ada kegiatan pagelaran seni tingkat kecamatan, itu menjadi satu jalan yang akan kami padukannya di situ," ungkapnya.(trh)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More