00.04
Harian Pagi Radar Sungailiat
ShareBELINYU - Krisis listrik yang sampai sekarang masih berkepanjangan di Kecamatan Belinyu menyebabkan para investor banyak mengurungkan niatnya menanamkan investasi di Kecamatan Belinyu.
Hal ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir, Kecamatan Belinyu hanya mengandalkan listrik dari PT Timah dan sebagiannya listrik dari PLN.
Keadaan ini dibenarkan pihak Kecamatan Belinyu melalui Sekcam Belinyu, Asli Mustofa saat dikonfirmasi Radsul di ruang kerjanya Selasa kemarin (6/9).
Menurutnya keadaan listrik di Belinyu saat ini belum bisa mendukung investasi secara penuh karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja juga belum maksimal.
Sangat disayangkan segala potensi yang ada di Kecamatan Belinyu menjadi terpendam karena permasalahan listrik yang tidak kunjung selesai dari tahun ketahun.
Kondisi yang ada sekarang sebenarnya sudah sangat mendesak untuk masalah listrik, seperti contohnya masyarakat Dusun Saber yang mengandalkan listrik pasokan PT Timah sekarang macet lagi karena terkendala operasional.
"Sekarang ini masyarakat yang menggunakan listrik dari PT Timah sudah mengalami sering pemadaman, ketika mereka hendak beralih ke listrik PLN belum ada peluang," ujar Asli.
PLN yang belum bisa menjangkau seluruh daerah di Kecamatan Belinyu termasuk perkotaan menyebabkan aktifitas menjadi terhambat.
Padahal ada daerah tertentu dalam kota ini yang mengandalkan PT Timah mau beralih ke PLN tapi karena PLN belum siap akhirnya hanya bisa gigit jari dengan byar pet yang hampir setiap hari siang atau malam terjadi pemadaman.
Dikatakannya para pengusaha sering membicarakan masalah investasi di Belinyu dan menyatakan minatnya namun harus dibenahi dulu kondisi listriknya yang sedang sakit ini. Kalau sudah normal kemungkinan peluang para pengusaha menanamkan investasi di Kecamatan Belinyu sangat besar sekali.
"Kadang-kadang kami ngobrol dengan pengusaha itu kalau listriknya belum ada sulit untuk menanamkan modal di Belinyu ini. Untuk itu harapan kami supaya masalah listrik dalam jangka satu atau dua tahun mendatang semua dapat teratasi dan PLN itu dapat dinikmati semua lapisan masyarakat," harap Asli.
Senada dengan Sekcam Belinyu para warga mengeluhkan juga kondisi listrik di Belinyu yang pada siang hari sering padam. Para pelaku usaha harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) genset agar aktifitasnya usahanya berjalan lancar. Padahal harga bensin eceran berkisar Rp 6-7 ribu di wilayah perkotaan Belinyu dan itu cukup mahal.
Situasi yang sudah berlangsung cukup lama untuk permasalahan listrik yang tidak kunjung usai selama ini menjadi penyakit yang menahun dan memprihatinkan. Hal ini ditambah lagi menjadi parah dengan sulitnya bensin di Kecamatan Belinyu yang menambah daftar panjang permasalahan.
Pihak Kecamatan Belinyu yang terkena imbas karena setiap hari harus menghidupkan genset untuk menunjang kinerja terutama pelayananan terhadap masyarakat dari pagi sampai siang menjelang pulang untuk menghidupkan komputer, mesin air dan peralatan penunjang lainnya yang mau tidak mau harus dilakukan.
Namun hal yang sama dirasakan para pedagang yang ada di kawasan pasar Belinyu terpaksa harus menghidupkan gensetnya hampir setiap hari untuk memperlancar usahanya terutama pedagang peralatan elektronik karena untuk menarik minat dan mencoba produk kepada para konsumen yang minta di uji coba dahulu barang-barang yang mereka jual.
"Mau tidak mau kita harus menghidupkan genset hampir setiap hari kalau tidak susah sekali. Prakiraan biaya untuk beli bensin genset ini perbulannya lebih mahal dari tagihan perbulan rekening listrik," keluh salah satu pedagang elektronik di Pasar Belinyu.
Diakuinya selama ini masyarakat Belinyu sudah cukup lama tidak menikmati listrik secara lancar dan bukan merupakan rahasia umum kalau hal ini telah berlangsung dari tahun ketahun. Untuk itu ia berharap persoalan ini dapat dituntaskan segera agar usaha yang mereka jalankan bisa berjalan lancar.
"Kita mohon bantuanlah untuk diprioritaskan listrik untuk masyarakat Belinyu, jangan hanya sekedar janji tolong buktikan," pinta pedagang tersebut.
Dari pantauan Radsul sendiri memang terlihat hampir setiap hari di beberapa kios dan ruko para pedagang dan pelaku usaha lainnya termasuk Kantor Camat Belinyu rata-rata menghidupkan genset selama siang hari untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari.(trh)