Hal itu ditegaskan Bupati Bangka Yusroni Yazid kepada sejumlah wartawan, kemarin di ruang kerjanya.
Hal itu ia ungkapkan karena tahun lalu ia pernah ditawari jalan potong kompas agar PS Bangka bisa berlaga di tingkat tertinggi.
"Kita mau PS Bangka ikut dalam kancah Divisi Utama PSSI dengan cara yang alami dan tidak ingin dengan cara yang ditawarkan beberapa waktu lalu oleh PSSI dengan cara potong kompas," katanya.
Dia berharap dan berkeinginan jika PS Bangka akan terjun dalam kancah Divisi Utama PSSI dapat dilakukan dengan secara alami, bukan dengan cara potong kompas karena hal-hal seperti itu dianggap Yusroni kurang mendidik.
Di samping itu menurut Yusroni dengan cara potong kompas tentu akan memerlukan pendanaan yang besar.
"Dari mana kita dapat memperoleh dana tersebut, kalau memang harus dipaksakan, namun bagimana pun selaku kepala daerah saya sangat tidak setuju karena dengan cara semacam itu sangat tidak mendidik," tegasnya.
Terlepas apakah PS Bangka berada di divisi utama atau tidak, intinya olahraga itu untuk menciptakan wadah para anak muda yang punya bakat sepakbola.
Maka, dengan hal semacam itu diharapkan para anak muda dapat mengembangkan prestasinya secara alami. Dan jika memang waktunya nanti memang prestasi sepakbola Bangka dapat berkembang, tidak menutup kemungkinan masuk Divisi Utama PSSI.
Selain itu dengan adanya aturan yang melarang kegiatan dengan menggunakan dana APBD, maka pemkab sendiri berharap adanya rasa peduli dari para pengusaha dan perusahaan BUMN, juga swasta di daerah, untuk membantu kegiatan persepakbolaan ke depan.
Selain itu Yusroni juga minta adanya dukungan dari semua pihak jangan sampai terjadi seperti beberapa waktu lalu, baru saja ingin mengembangkan keolahragaan dengan melakukan berbagai kegiatan, malah jadi masalah.
"Kalau hal ini akan terjadi tentu akan membuat orang-orang jadi ngeri untuk mengurus kegiatan olahraga ini," terangnya. (j0i)