This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 08 November 2011

PS Bangka "Ditawari" ke Divisi Utama

ShareSUNGAILIAT - PS Bangka diharamkan untuk ikut kompetisi kasta tertinggi sepakbola dengan cara potong kompas.
Hal itu ditegaskan Bupati Bangka Yusroni Yazid kepada sejumlah wartawan, kemarin di ruang kerjanya.
Hal itu ia ungkapkan karena tahun lalu ia pernah ditawari jalan potong kompas agar PS Bangka bisa berlaga di tingkat tertinggi.
"Kita mau PS Bangka ikut dalam kancah Divisi Utama PSSI dengan cara yang alami dan tidak ingin dengan cara yang ditawarkan beberapa waktu lalu oleh PSSI dengan cara potong kompas," katanya.
Dia berharap dan berkeinginan jika PS Bangka akan terjun dalam kancah Divisi Utama PSSI dapat dilakukan dengan secara alami, bukan dengan cara potong kompas karena hal-hal seperti itu dianggap Yusroni kurang mendidik.
Di samping itu menurut Yusroni dengan cara potong kompas tentu akan memerlukan pendanaan yang besar.
"Dari mana kita dapat memperoleh dana tersebut, kalau memang harus dipaksakan, namun bagimana pun selaku kepala daerah saya sangat tidak setuju karena dengan cara semacam itu sangat tidak mendidik," tegasnya.
Terlepas apakah PS Bangka berada di divisi utama atau tidak, intinya olahraga itu untuk menciptakan wadah para anak muda yang punya bakat sepakbola.
Maka, dengan hal semacam itu diharapkan para anak muda dapat mengembangkan prestasinya secara alami. Dan jika memang waktunya nanti memang prestasi sepakbola Bangka dapat berkembang, tidak menutup kemungkinan masuk Divisi Utama PSSI.
Selain itu dengan adanya aturan yang melarang kegiatan dengan menggunakan dana APBD, maka pemkab sendiri berharap adanya rasa peduli dari para pengusaha dan perusahaan BUMN, juga swasta di daerah, untuk membantu kegiatan persepakbolaan ke depan.
Selain itu Yusroni juga minta adanya dukungan dari semua pihak jangan sampai terjadi seperti beberapa waktu lalu, baru saja ingin mengembangkan keolahragaan dengan melakukan berbagai kegiatan, malah jadi masalah.
"Kalau hal ini akan terjadi tentu akan membuat orang-orang jadi ngeri untuk mengurus kegiatan olahraga ini," terangnya. (j0i)

Pemimpin Sering Jalan Sendiri-sendiri

ShareSUNGAILIAT - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) punya potensi yang besar.
Tapi karena tidak diatur dengan sedemikan rupa, juga tidak dirembug bersama-sama akhirnya jadi sporadis.
Nah, hal itulah yang disesalkan salah satu calon Wakil Gubernur 2012, Yusroni Yazid kala menerima sejumlah wartawan di ruang kerjanya.
"Babel ini potensinya besar, tapi karena tidak diatur dengan baik dan tidak dirembuk bersama sama akhirnya jadi timbulnya sporadis,dan masing masing pemimpin wilayah berjalan sendiri-sendiri," kata Yusroni mencibir.
Dia mencontohkan, seperti sekarang dia jadi seorang Bupati Bangka, dia harus fokus ngatur daerahnya sendiri, pun begitu dengan bupati yang lain, juga ngatur daerah masing-masing, maka tak dipungkiri Yusroni, sering timbul benturan dengan berbagai kebijakan-kebijakan baik untuk tingkat pusat maupun provinsi sendiri.
"Contoh sederhana saja, tentang pertimahan, sepertinya tidak ada payung hukum yang mesti untuk dipatuhi oleh semua pihak, padahal sudah ada undang undang yang mengatur hal tersebut,seperti kebijakan provinsi, kabupaten semuanya dilanggar dengan satu kepentingan hanya untuk kepentingan ekonomi," kata dia lagi.
Seharusnya kata Yusroni, kepentingan itu dapat diliat sama-sama, siapa yang menikmatinya apakah masyarakat, orang yang datang atau  segelintir dari orang-orang pemilik modal.
Makanya kata dia, sembari sedikit berpromosi, jika ia terpilih katanya, akan mengatur jangan sampai hal-hal seperti itu terus berlangsung, karena harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. "Dan ke depan kita pun harus memikirkan setelah habis kegiatan penambangan itu, sehingga tidak timbul tindakan-tindakan sporadis itu sendiri," katanya.
Seperti diketahui, Yusroni Yazid dipastikan akan berpasangan dengan Yusron Ihza Mahendra. Pun, mereka telah membuat semacam kesepakatan, yang mana draft kesepakatan tersebut berkaitan dengan tanggungjawab dan kewenangan dari masing masing sebagai gubernur dan wakil gubernur di luar perundang-undangan yang berlaku.
Kata Yusroni sebenaranya keinginan dirinya sendiri untuk ikut dalam kancah pemilihan Gubernur Bangka Belitung, dalam rangka untuk membangun kebersamaan dalam rangka untuk melakukan perubahan yang mendasar.
Terlebih katanya Yusron adalah tokoh nasional. "Bahkan beliau punya reputasi  internasional," katanya memuji.
Nanti kata Yusroni, jika pasangan ini bisa menang, maka dia ditugaskan untuk menjaga hubungan antar kabupaten/kota, juga bagaimana mengatur kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten itu sendiri sebagai jembatan. "Karena selama ini hubungan antara provinsi dan kabupaten-kabupaten yang ada hampir tidak jalan," tandasnya. (j0i)

Pemilik TI Jadi Tersangka

Share
BELINYU - Kecelakaan kerja yang terjadi pada hari Jumat lalu (4/11) di kawasan pertambangan ternyata berada diarea hutan Produksi (HP) Lingkungan Parit 19 Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu. Tambang milik Juliadi alias Didi, (23 tahun) warga Kampung Air Asem Kecamatan Belinyu oleh pihak Kepolisian Sektor Belinyu telah dilakukan pemeriksaan  terhadap para saksi, dan Didi hingga kini ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolsek Belinyu, Kompol Adam Erwndi, SIK seizin Kapolres Bangka mengatakan hingga saat ini pihaknya telah melakukan proses sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. 
Ia menegaskan untuk status Didi pemilik Tambang Inkonvensional (TI), pasca kejadian telah dilakukan penahanan selama 1 kali 24 jam, dan hingga kini status Didi telah ditetapkan sebagai tersangka dengan wajib lapor ke pihak Polsek Belinyu. 
"Terkait kasus ini kami sudah melakukan proses sesuai ketentuan dengan melengkapi berkas sebagai ketentuan proses lebih lanjut. Untuk status Didi, telah kami tetapkan sebagai tersangka, dari pengakuannya aktifitas di lokasi pertambangan tersebut mereka tidak mengantongi izin yang sah, dan saat ini ia diwajibkan lapor ke Polsek Belinyu," kata Adam, Senin (07/11).
Sebelumnya diwartakan oleh harian pada edisi Senin 11 Nopember 2011 telah kecelakan kerja di TI milik Didi menewaskan dua orang warga pendatang asal Pandeglang Banten. Idin 28 tahun dan Karma 30 tahun, yang terkubur di dalam kedalaman lobang camui sekitar 11 meter pada  tambang milik Juliadi alias Didi, 23 tahun warga Air Asem Belinyu. 
Saat ini pihak Polsek Belinyu  telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi yang terkait dalam kasus ini, sedangkan untuk jasad para korban telah dilakukan visum.
Informasi yang berhasil dihimpun Radsul atas kejadian ini, terjadi sekitar pukul 16.00 WIB hari Jumat (4/11), kala itu kedua korban bersama dengan keempat rekan kerjanya asik melakukan aktifitas penyemprotan tanah untuk mencari biji timah, setelah beberapa lama melakukan aktivitas tersebut tanpa disadari oleh para pekerja tersebut dinding yang tingginya sekitar 11 meter yang berjarak tak jauh dari lobang camui tempat para korban bekerja, secara tiba-tiba terjadi longsor.
Mengetahui hal ini seluruh para pekerja yang ada di dalam lobang camui tersebut  langsung berhamburan guna untuk menyelamatkan diri, namun naas bagi kedua korban (Idin dan Karma, red) pada saat akan menyelamatkan diri, kedua korban terjatuh dan dengan seketika tanah pun langsung menguburkan tubuh kedua korban secara hidup-hidup. 
Setelah  kejadian ini para warga sekitar dan pemilik tambang pun langsung melakukan upaya pencarian terhadap jasad kedua korban dengan mengerahkan dua unit alat berat (PC).
Setelah lima jam pasca kejadian tersebut, pencarian pun membuahkan hasil, salah satu jasad dari dua korban tersebut berhasil ditemukan. Jasad Idin berhasil ditemukan lima jam setelah kejadian, pada Jumat (4/11), sekitar pukul 21.00 WIB, sedangkan jasad korban Karma berhasil ditemukan pada keesokan harinya, Sabtu (5/11) pukul 12.30 WIB, pada saat ditemukan kedua korban sudah tidak bernyawa lagi.(trh) 

Inhutani dan Warga Potensi Konflik

ShareRIAUSILIP - Beberapa lahan yang sudah digarap oleh PT Inhutani ditanami oleh beberapa warga karena dengan alasan lahan yang sudah di gusur tidak ditanami oleh PT Inhutani.
Menurut Kades Deniang, Ferdy H Karinda kepada Radsul kemarin (7/11) di ruang kerjanya lahan tersebut berada di Desa Deniang yang sebagian sudah ditanami dan sebagiannya lagi belum namun sudah sudah ada tanam tumbuh yang diklaim ditanami oleh warga.
"Ada informasi bahwa lahan yang sudah dibajak tidak ditanam jadi masyarakat ramai-ramai menanam. Jawaban pak Bernabas (Pihak PT Inhutani, red) itu tetap ditanam," ujar Ferdy.
Ferdy sendiri mengaku sengaja cepat menanggapi situasi yang ada karena khawatir terjadi permasalahan dikemudian hari yang akan menimbulkan konflk antara masyarakat di Desa Deniang dengan PT Inhutani.
Apalagi luas lahan yanng berada di Desa Deniang milik PT Inhutani cukup besar  mencapai 90% lebih dari luas keseluruhan wilayah Desa Deniang.
Ditambahkannya, saat ia bertemu dengan  Kepala PT Inhutani V Wilayah Bangka Belitung, Barnabas Deloli lahan yang sudah dibajak saat ini memang belum bisa ditanam sebagiannya karena terkendala cuaca yang kurang bagus.
Menurutnya, tanaman ubi untuk bahan tapioka saat ini merupakan tanaman tumpang sari di samping tanaman inti yang merupakan tanaman kehutanan.
"Kita minta kejelasan ke PT Inhutani waktu itu karena kalau memang tidak boleh saya akan memberi tahu kepada masyarakat," jelasnya.
Diakuinya, lahan yang berada di Desa Deniang banyak  yang didiami masyarakat bahkan ada lahan yang sudah membentuk sebuah pemukiman. Dari semua itu tidak sedikit juga yang sudah mendirikan tempat tinggalnya dalam bentuk yang permanen.
Saat disinggung mengenai kepemilikan lahan yang dimiliki beberapa petinggi dari kalangan pejabat ia tidak menampik adanya hal itu.
Namun, dalam hal ini ia berharap pemerintah dapat memberi contoh yang baik, karena itu ia selalu mengingatkan stafnya untuk tidak memiliki tanah yang merupakan milik PT Inhutani karena khawatir menjadi permasalahan dikemudian hari.
Ia Sebenarnya berharap kalau memang tidak boleh dari dulu seharusnya dibilang kalau dilarang.
"Pejabat pemerintah berilah contoh yang bagus, saya sorry pak, sejengkalpun tanah tidak ada. Kita  bukan munafik pak tapi kita tau nanti di kemudian hari ada masalah, makanya semua staf saya bilang, Kadus, RT, BPD, LPM jangan coba-coba, kalau
ada yang mau menguasai lahan saya tidak tanggung jawab," pungkasnya.(trh)

Korpri Bangka Kurbankan 2 Sapi

ShareMenyambut Hari Raya Idul adha 1432 H, Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Bangka menyembelih 2 (dua) ekor sapi untuk Hari Raya Qurban Idul Adha 1432 H, Senin (7/11) di Halaman Kantor Satpol PP Kabupaten Bangka. Penyembelihan sapi qurban ini disaksikan langsung Wakil Ketua I KORPRI Kabupaten Bangka Drs H M Nasir Hasan dan para pejabat di Lingkungan Pemkab Bangka serta anggota KORPRI Kabupaten Bangka.
Kegiatan ini bertujuan selain untuk ibadah qurban dalam perayaan Hari Raya Idul Adha 1432 H juga untuk meningkatkan sifat mengasihi  dan jiwa sosial antar anggota korpri sehingga silahturahmi semakin terjalin erat dan terjaga baik.
Hewan qurban sapi ini merupakan sumbangan dari iuran anggota korpri dan APBD Kabupaten Bangka. Sedangkan pembagiannya diperuntukkan untuk PNS golongan I yang berjumlah 76 PNS di Lingkungan Pemkab Bangka dengan jumlah perorangnya 1 Kg. (humas/Lutfi)

Industri Bangka Masih Terkendala

ShareSUNGAILIAT – Perkembangan industri di Kabupaten Bangka masih terkendala infrastruktur seperti listrik dan ketersediaan air bersih. Padahal pertumbuhan ekonomi akan berkembang dengan baik jika didukung oleh infrastruktur yang memadai. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindag, Kop, UMKM) Kabupaten Bangka melalui Kabid Perindustrian, Rudiyansah saat ditemui Radar Sungailiat di ruang kerjanya belum lama ini.
  “Saat ini, industri di Kabupaten Bangka 80 persen didominasi oleh industri pertimahan. Kita berharap, ada industri di sektor lain seperti bidang perikanan, pertanian atau pengolahan makanan sulit untuk dapat tumbuh. Namun industri kita berjalan lambat karena masih terkendala infrastruktur,” ungkap Rudiansyah. Ia menambahkan, kalau sarana jalan dan telekomunikasi sudah cukup baik. Namun ketersediaan listrik dan air bersih masih menjadi kendala.
Begitu juga jalan masuk seperti pelabuhan. Membangun infrastruktur tidak mudah, memerlukan dana yang cukup besar. Pemda dan pihak swasta sebaiknya berkoordinasi untuk mengatasi infrastuktur yang ada agar industri di Bangka berkembang. “Kalau industri timah yang ada di Bangka karena bahan baku dan harga jual timah tinggi jadi walaupun biaya produksi tinggi tetap keuntungan masih cukup tinggi juga.
Kalau industri lain, misalnya ikan sarden tentunya tidak akan sanggup menekan biaya produksi yang tinggi, salah satunya untuk biaya genset sebagai listrik dan lainnya,” jelasnya. “Itu juga yang menyebabkan mengapa bahan mentahnya diambil dari daerah kita, kemudian diolah menjadi bahan jadi di luar daerah. Karena biaya produksi kita yang tinggi. Selama infrastruktur kita belum dibenahi maka industri kita akan berjalan lambat. Padahal sektor industri swasta adalah penunjang pertumbuhan ekonomi terbesar,” pungkasnya. (*)

Sekolah Pinggiran Minim Perhatian

ShareMENDOBARAT - Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 4 Kecamatan Mendobarat, Zainudin menyayangkan masih lemahnya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan.
Terlebih lagi untuk sekolah-sekolah yang terletak di daerah pinggiran seperti halnya SMP Negeri 4 Kecamatan Mendobarat, yang terletak di Desa Menduk.
Kata Zainudin, saat ini SMP negeri yang saat ini memiliki siswa sebanyak 200 lebih siswa itu, semakin kewalahan untuk menampung siswa baru setiap tahunnya.
"Persoalannya mengapa kita kewalahan bahkan juga bingung, ya, karena kenyataannya hingga kini, sekolah kami tidak memiliki lokal kelas belajar yang cukup," keluhnya.
Karena sampai saat ini sekolah itu hanya punya 5 ruang kelas. Padahal seharusnya untuk angka maksimal satu kelas itu sebanyak 36 siswa, tapi ini mau tidak mau, kini dalam satu kelas itu harus menampung sebanyak 45 siswa.
Jadi ruangan kelas yang mereka gabung adalah kelas VII (Tujuh) berisikan 45 orang, ruang kelas VIIII (Delapan) berisikan 38 orang dan sisanya ini adalah siswa kelas IX (Sembilan), yang mana untuk kelas tersebut sengaja disiapkan 2 kelas, alasannya adalah untuk agar mereka lebih konsentrasi, khususnya dalam menghadapi ujian nasional nanti.
"Kami sebenarnya sudah mengajukan proposal untuk mohon bantuan agar ruang belajar di sekolah kami ini segera di tanggapi, tapi setahu saya sampai saat ini proposal kami itu belum ada tembusannya sampai sekarang," katanya lagi.
Selain permasalahan tidak cukupnya ruang kelas belajar, yang kadang mengakibatkan saat kegiatan belajar mengajar terlalu penuh siswa, membuat guru kadang kewalahan menghadapi siswa.
Padahal di satu sisi, ingin setiap hari dalam KMB (Kegiatan belajar mengajar ) benar-benar fokus, dan konsetrasi, tapi sampai saat ini sekolah mereka masih terkendala dengan fasilitas listrik, makanya untuk mengaktifkan alat-alat listrik guna mendukung proses KBM, seperti komputer misalnya, sampai saat ini juga masih belum maksimal.
”Jadi kami sangat berharap kepada pemerintah untuk mbok ya turun dong ke lapangan sekali-kali kenapa, lihat keadaan yang sebenarnya,” ujar guru yang juga menjabat sebagai Ketua BPD Desa Menduk tersebut. (cr04)

Sekolah Pinggiran Minim Perhatian

ShareMENDOBARAT - Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 4 Kecamatan Mendobarat, Zainudin menyayangkan masih lemahnya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan.
Terlebih lagi untuk sekolah-sekolah yang terletak di daerah pinggiran seperti halnya SMP Negeri 4 Kecamatan Mendobarat, yang terletak di Desa Menduk.
Kata Zainudin, saat ini SMP negeri yang saat ini memiliki siswa sebanyak 200 lebih siswa itu, semakin kewalahan untuk menampung siswa baru setiap tahunnya.
"Persoalannya mengapa kita kewalahan bahkan juga bingung, ya, karena kenyataannya hingga kini, sekolah kami tidak memiliki lokal kelas belajar yang cukup," keluhnya.
Karena sampai saat ini sekolah itu hanya punya 5 ruang kelas. Padahal seharusnya untuk angka maksimal satu kelas itu sebanyak 36 siswa, tapi ini mau tidak mau, kini dalam satu kelas itu harus menampung sebanyak 45 siswa.
Jadi ruangan kelas yang mereka gabung adalah kelas VII (Tujuh) berisikan 45 orang, ruang kelas VIIII (Delapan) berisikan 38 orang dan sisanya ini adalah siswa kelas IX (Sembilan), yang mana untuk kelas tersebut sengaja disiapkan 2 kelas, alasannya adalah untuk agar mereka lebih konsentrasi, khususnya dalam menghadapi ujian nasional nanti.
"Kami sebenarnya sudah mengajukan proposal untuk mohon bantuan agar ruang belajar di sekolah kami ini segera di tanggapi, tapi setahu saya sampai saat ini proposal kami itu belum ada tembusannya sampai sekarang," katanya lagi.
Selain permasalahan tidak cukupnya ruang kelas belajar, yang kadang mengakibatkan saat kegiatan belajar mengajar terlalu penuh siswa, membuat guru kadang kewalahan menghadapi siswa.
Padahal di satu sisi, ingin setiap hari dalam KMB (Kegiatan belajar mengajar ) benar-benar fokus, dan konsetrasi, tapi sampai saat ini sekolah mereka masih terkendala dengan fasilitas listrik, makanya untuk mengaktifkan alat-alat listrik guna mendukung proses KBM, seperti komputer misalnya, sampai saat ini juga masih belum maksimal.
”Jadi kami sangat berharap kepada pemerintah untuk mbok ya turun dong ke lapangan sekali-kali kenapa, lihat keadaan yang sebenarnya,” ujar guru yang juga menjabat sebagai Ketua BPD Desa Menduk tersebut. (cr04)

Pelayanan e-KTP tak Perduli Lebaran

ShareMERAWANG - Demi terealisasinya target pembuatan e-KTP tahun 2011, di 2 kecamatan yakni Kecamatan Merawang dan Kecamatan Mendobarat, kemarin, Senin (7/11) tetap membuka pelayanan penerbitan e-KTP bagi warganya.
Hal ini juga sebagaimana yang diakui oleh Sekretaris Kecamatan Merawang Saparuddin, bahwa kantornya tetap membuka pelayanan e-KTP dari mulai pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 14.00 WIB bagi warga masyarakat.
”Namun karena ini masih dalam suasana lebaran idul Adha kita belum buka lagi pelayanan online malam hari, mungkin baru Rabu kita buka lagi,” terangnya.
Sementara itu di kecamatan Mendobarat sendiri, seperti yang terpantau oleh Radsul, nampak seperti biasa sudah sejak pukul 07.00 WIB, bangku dan kursi tunggu yang disediakan panitia penerbitan e-KTP Kecamatan Mendobarat, tampak sudah hampir terisi oleh warga yang mengantri namanya dipanggil oleh petugas satu persatu.
Pemandangan ini nampaknya tetap tak mengubah antusias masyarakat Kecamatan Mendobarat untuk mendapatkan pelayanan penerbitan e-KTP, meskipun masih dalam suasana hari kedua Idul Adha tahun 1432 Hijriah. (cr04)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More