ShareMERAWANG - Kondisi PDAM Tirta Bangka Unit Baturusa, kini semakin terancam akibat makin maraknya aktifitas Tambang Inkonvensional (TI) di Kolong sumber air Baku PDAM itu.
Apalagi terdengar kabar masih maraknya aktifitas TI di lokasi kolong juga, karena keterlibatan permainan oleh sejumlah aparat dan oknum pejabat terkait.
Berdasarkan pantuan koran ini, Kamis (20/10) nampak tidak jauh dari atas permukaan kolong air baku PDAM Unit Baturusa, terdapat 8 unit lahan TI yang mana menurut para pengelola PDAM unit Baturusa, sampai sekarang sebagian diantaranya masih beroperasi.
Namun sayang saat Radsul datang ke lokasi yang ditunjuk yang ada hanyalah beberapa unit mesin TI yang ditinggal oleh pemiliknya.
TI ini pun nampak sudah mengalami pengerukan sedalam 10 meter dari atas permukaan tanah, dengan dasar seperti membentuk jurang yang sangat dalam dan ekstrim.
Dan jaraknya pun juga sudah terbilang dekat dengan fasilitas umum seperti tiang jaringan listrik.
”Inilah yang kami khawatirkan bila nanti hujan sudah mulai turun secara lebih intens, kami takut ini akan menjadi longsor, tanah bekas galian TI yang hampir putus, ini akan tergerus dibawa oleh air, termasuk ancaman tumbangnya tiang aliran listrik itu," kata seorang pengelola PDAM Unit Baturusa yang mengantarkan Radsul ke lokasi.
Sementara itu Kepala Unit PDAM Unit Baturusa Ibrahim sendiri, juga mengiyakan kondisi kolong air baku PDAM Unit Baturusa saat ini sudah semakin terancam. Namun menurut Ibrahim pihaknya sebagai penanggungjawab PDAM Unit Baturusa tidak dapat berbuat banyak.
Pasalnya selama ini ia mengaku pihaknya sudah sering kali mengirimkan surat mohon penertiban melalui Kantor Pusat PDAM Tirta Bangka di Sungailat untuk disampaikan ke Bupati.
Hasilnya Bupati memang sudah beberapa kali mengirimkan utusannya, Pol PP untuk melakukan penertiban, namun nyata dari operasi tersebut, paginya di tertibkan, sore atau malamnya aktifitas mulai jalan lagi.
”Kami tidak tau kenapa para penambang ini sepertinya tidak pernah jera dan ada takutnya," kata dia kesal.
Kalaupun ada penertiban berikutnya di luar surat yang mereka ajukan, justru pihak mereka tidak pernah dilibatkan sama sekali.
Padahal kalau mereka dilibatkan, maka pasti akan menunjukkan kondisi yang sebenarnya, mana saja TI-TI nya.
"Saat ini selain terancam longsor dan banjir, kolong air baku PDAM Unit Baturusa juga mengalami jumlah debit air yang belum normal, karena curah hujan juga masih rendah, selain itu akibat buangan limbah TI , juga sudah mengakibatkan air menjadi keruh, dan ini akan semakin membuat keringat dingin bagi perusahaan untuk membeli bahan kimia, guna membuat air menjadi bening, dengan pengeluaran atau kos yang lebih besar," ujarnya.
Ditengah berbagai upaya untuk tetap memberikan pelayanan kepada para konsumen PDAM Unit Baturusa, namun pada posisi lainnya, aktifitas penambangan yang semakin tidak terkontrol, telah menjadi kendala besar bagi PDAM Tirta Bangka Unit Baturusa saat ini.
”Kami hanya berharap kondisi PDAM unit Baturusa ini agar dapat segera ditanggapi dengan seksama, arif bijaksana dan konsisten, kami berharap agar TI-TI ini segera ditertibkan dengan tindakan yang tegas. Karena kalau ini akan menjadi masalah yang semakin besar dan pelanggan PDAM unit Baturusa yang tidak berdosa akan semakin menjadi korban," kata kepala PDAM Tirta Bangka Unit Baturusa itu. (cr04)