Hal tersebut dinyatakan warga lantaran tak senang melihat arogansi anggota yang menjabat sebagai Kanit Reskrim di Polsektif Riau Silip tersebut menantang warga dengan menggunakan pisau.
Menurut warga walaupun permintaan maaf akan disampaikan oknum anggota polisi tersebut, sepertinya belum dapat membuat warga melupakan tindakan oknum polisi Am. Bahkan puluhan warga Dusun Air Antu tetap menginginkan Am untuk dimutasi.
Usin Burhan (52) Ketua RT 03 Dusun Air Antu kepada sejumlah wartawan di Mapolres Bangka mengatakan hingga saat ini, warga Dusun Air Antu tetap menginginkan agar polisi Am segera dipindahtugaskan ke kawasan lain agar warga tak lagi berurusan dengan polisi yang dinilai sudah menunjukan sikap arogansinya.
"Warga kami maunya agar polisi itu dipindahtugaskan kemana saja. Kalau pun dia minta maaf saat ini sepertinya kami belum menerima. Tapi sampai saat ini juga belum ada permintaan maaf," ujar Usin Burhan.
Seingatnya saat kejadian oknum polisi Am sampai mengeluarkan pisau itu baru tadi saja, sebelum - sebelumnya tidak pernah demikian. Biasanya memang selalu melapor kepada Polsek Riau Silip apabila ada penambang TI apung yang beroperasi di laut daerahnya.
"Kalau lapor yang datang biasanya Pak Am. Tapi gak tau juga kenapa tadi bisa seperti itu," jelasnya lagi.
Dikatakannya setelah bertemu dengan Kapolres Bangka, warga pun akhirnya sudah agak lega lantaran pihak Polres Bangka akan segera menindaklanjut keluhan mengenai sikap anggota polisi tersebut. Menurut Usin, dari Kapolres sudah mengatakan akan meminta keterangan dan melihat sikap tersebut apakah memang sudah melanggar kode etik sebagai polisi.
"Tadi bagus juga sih, Kapolres mengatakan akan menindaklanjut dengan melihat apakah tindakan polisi Am sudah melanggar kode etik atau indisipiliner polisi," tukasnya.
Dikatakan Usin, mengenai tindakan kelima warga Sungailiat tersebut memang sudah menjadi komitmen bersama warga Dusun Air Antu untuk tidak mengambil hasil tambang dalam bentuk apapun di Laut Tanjung Batu. Hal tersebut dilakukan warga lantaran seluruh warga tidak ingin lautnya tercemar limbah penambangan yang sejak 2 tahun ini sudah dirasakan oleh warga.
Menurut Usin, saat ini saja masih banyak warga yang susah dan kekurangan materi. Namun sewajarnya, sebagai masyarakat yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai nelayan dan mengandalkan laut menjadi penopang hidup kekayaan tambang di Laut Tanjung Batu tetap tidak dilakoni warga lantaran untuk menjaga kelestarian lingkungannya.
"Kalau mau ambil timah atau elminit itu gak usah orang luar yang ambil. Warga kami juga masih banyak yang susah tapi karena untuk menjaga lingkungan kami tetap mempertahankan untuk tidak melakukan itu. Kalau mau kami juga mau, jangan orang luar. Tapi warga kami tetap tidak mau merusak lingkungan," tandasnya.
Sementara Wakapolres Bangka, Kompol Rully saat dikonfirmasi wartawan mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan warga tersebut. Dikatakan Wakapolres, anggota polisi Am akan segera dimintai keterangan lebih lanjut mengenai tindakannya saat berada di lokasi.
"Kita akan menindaklanjuti laporan tersebut. Kita juga akan meminta keterangan dari yang bersangkutan mengenai permasalahan itu,"ujar wakapolres.
Saat ditanyakan mengenai sajam jenis pisau yang sempat dikeluarkan anggota kepada warga, Rully mengatakan mengenai hal tersebut akan dikroscek kembali mengenai alasan anggota yang membawa senjata tajam tersebut.
"Sekarang tugas dimana dulukan. pisaunya itu untuk apa coba, mungkin dia pulang dari pasar. sama juga masyarakat kalau bawa pisau kita lihat apa keperluannya. kita akan kroscek dululah. kita lihat dulu kasusnya. kita akan panggil anggota kita dan kita lihat bagaimana nanti hasilnya," tukas wakapolres.(trh)