This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 19 Agustus 2011

Pisau Itu Diselidiki

ShareSUNGAILIAT - Sejumlah  warga Dusun Air Antu, Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka yang mendatangi Mapolres Bangka Selasa (16/8) kemarin menuntut agar oknum polisi Am dipindahtugaskan dari Polsektif Riau Silip.
    Hal tersebut dinyatakan warga lantaran tak senang melihat arogansi anggota yang menjabat sebagai Kanit Reskrim di Polsektif Riau Silip tersebut menantang warga dengan menggunakan pisau.
    Menurut warga walaupun permintaan maaf  akan disampaikan oknum anggota polisi tersebut, sepertinya belum dapat membuat warga melupakan tindakan oknum polisi Am. Bahkan puluhan warga Dusun Air Antu tetap menginginkan Am untuk dimutasi.
    Usin Burhan (52) Ketua RT 03 Dusun Air Antu kepada sejumlah wartawan di Mapolres Bangka mengatakan hingga saat ini, warga Dusun Air Antu tetap menginginkan agar polisi Am  segera dipindahtugaskan ke kawasan lain agar warga tak lagi berurusan dengan polisi yang dinilai sudah menunjukan sikap arogansinya.
    "Warga kami maunya agar polisi itu dipindahtugaskan kemana saja. Kalau pun dia minta maaf saat ini sepertinya kami belum menerima. Tapi sampai saat ini juga belum ada permintaan maaf," ujar Usin Burhan.
    Seingatnya saat  kejadian oknum polisi Am sampai mengeluarkan pisau itu baru tadi saja, sebelum - sebelumnya tidak pernah demikian. Biasanya memang selalu melapor kepada Polsek Riau Silip apabila ada penambang TI apung yang beroperasi di laut daerahnya.
    "Kalau lapor yang datang biasanya Pak Am. Tapi gak tau juga kenapa tadi bisa seperti itu," jelasnya lagi.
     Dikatakannya setelah bertemu  dengan Kapolres Bangka, warga pun akhirnya sudah agak lega lantaran pihak Polres Bangka akan segera menindaklanjut keluhan mengenai sikap anggota polisi tersebut. Menurut Usin, dari Kapolres sudah mengatakan akan meminta keterangan dan melihat sikap tersebut apakah memang sudah melanggar kode etik sebagai polisi.
    "Tadi bagus juga sih, Kapolres mengatakan akan menindaklanjut dengan melihat apakah tindakan polisi Am sudah melanggar kode etik atau indisipiliner polisi," tukasnya.
    Dikatakan Usin, mengenai tindakan kelima warga Sungailiat tersebut memang sudah menjadi komitmen bersama warga Dusun Air Antu untuk tidak mengambil hasil tambang dalam bentuk apapun di Laut Tanjung Batu. Hal tersebut dilakukan warga lantaran seluruh warga tidak ingin lautnya tercemar limbah penambangan yang sejak 2 tahun ini sudah dirasakan oleh warga.
    Menurut Usin, saat ini saja masih banyak warga yang susah dan kekurangan materi. Namun sewajarnya, sebagai masyarakat yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai nelayan dan mengandalkan laut menjadi penopang hidup kekayaan tambang di Laut Tanjung Batu tetap tidak dilakoni warga lantaran untuk menjaga kelestarian lingkungannya.
    "Kalau mau ambil timah atau elminit itu gak usah orang luar yang ambil. Warga kami juga masih banyak yang susah tapi karena untuk menjaga lingkungan kami tetap mempertahankan untuk tidak melakukan itu. Kalau mau kami juga mau, jangan orang luar. Tapi warga kami tetap tidak mau merusak lingkungan," tandasnya.
    Sementara Wakapolres Bangka, Kompol Rully saat dikonfirmasi wartawan mengatakan  pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan warga tersebut. Dikatakan Wakapolres, anggota polisi Am akan segera dimintai keterangan lebih lanjut mengenai tindakannya saat berada di lokasi.
    "Kita akan menindaklanjuti laporan tersebut. Kita juga akan meminta keterangan dari yang bersangkutan mengenai permasalahan itu,"ujar wakapolres.
    Saat ditanyakan mengenai sajam jenis pisau yang sempat dikeluarkan anggota kepada warga, Rully mengatakan mengenai hal tersebut akan dikroscek kembali mengenai alasan anggota yang membawa senjata tajam tersebut.
    "Sekarang tugas dimana dulukan. pisaunya itu untuk apa coba, mungkin dia pulang dari pasar. sama juga masyarakat kalau bawa pisau kita lihat apa keperluannya. kita akan kroscek dululah. kita lihat dulu kasusnya. kita akan panggil anggota kita dan kita lihat bagaimana nanti hasilnya," tukas wakapolres.(trh)

PD BGM Bakal Kena Audit

ShareSUNGAILIAT - Pemkab Bangka akan membantu perusahaan daerah Bangka Global Mandiri (BGM) untuk melakukan audit pada tahun 2012 mendatang.
    Audit itu sendiri bukan untuk merubah perusahaannya akan tetapi untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut  Espada Yamin, Assisten II Setda Bangka Bidang Perekonomian dan Pembangunan bahwa audit terhadap PD BGM sebelumnya sudah dianggarkan di ABT namun tidak terkejar lagi sehingga akan dianggarkan pada 2012 mendatang.
       “Kami sudah berkoordinasi dengan BPKP untuk melakukan audit secara besar - besaran kepada BGM agar managemennya berubah. Akan tetapi audit itu sendiri bukan untuk merubah perusahaannya akan tetapi untuk meningkatkan kinerjanya” tukas Espada.
    Dijelaskan Espada Yamin, PD BGM tidak akan ditutup hanya manajemennya saja ditata. Begitu pula untuk ketua akan tetap, tidak diganti. Sementara untuk karyawannya yang masih dirumahkan ada 4 atau 5 karyawan karena pihak BGM tidak mampu lagi memberi gaji para karyawan tersebut. Tidak ada istilah pecat, namun mereka hanya dirumahkan.
       Diakui Espada, konstribusi dari PD BGM ada namun dari pihak ketiga, itu pun  tergantung yang menyumbang. Kalau mereka ada duitnya banyak maka akan besar sumbangan yang didapat yaitu sekitar Rp 5 - 6 juta perbulan. Namun untuk sumbangan itu sendiri bukan suatu kewajiban.
       “Mereka hanya memakai nama BGM, mengirimnya bertonton akan tetapi yang mengirimnya orang lain bukan dari pihak BGM itu sendiri. Namun itu tidak menyalahi aturan lantaran mereka melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengiriman. Untuk elmenit Rp 25.000 perton, zircon Rp 40.000 perton” jelasnya.
       Hal tersebut dinilai tidak merugikan daerah dikarenakan  mereka punya mesin, punya tenaga, punya uang dan Pemda hanya memakai legalitasnya saja berupa Fee, ujar Espada. Dalam pengiriman tersebut bukan hanya zircon saja, akan tetapi ada komoditi lainnya seperti karet dan lain sebagainya. (her/bbg)

Masyarakat Belinyu Cinta Damai

ShareBELINYU - Kecamatan Belinyu  masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis diantaranya batak, sunda, jawa, flores, madura, keturunan thiong Hwa dan suku-suku lain.
    Menurut Camat Belinyu, Yeri saat temu tokoh lintas agama di aula rumah dinas camat Belinyu perbedaan itu tidak pernah menjadi pneghambat untuk kehidupan sehari-hari masyarakat Belinyu.
    "Belinyu masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis diantaranya batak, sunda, jawa, flores, madura dan warga ketutunan thiong hwa tapi perbedaan itu tidak menjadi permasalahan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari selama ini," ungkap Yeri.
    Demikian juga dengan dikatakannya untuk adat-adat kebiasaan yang berbeda,  walaupun demikian karena masyarakat Belinyu sudah terbiasa dengan perbedaan-perbedaan maka dalam kehidupan sehari-sehari perbedaan-perbedaan ini tidak menimbulkan masalah dalam rangka membangun bangsa dan negara justru perbedaan-perbedaan itu merupakan  modal dalam menggerakkan membangun Kecamatan Belinyu
    "Jadi masyarakat Belinyu adalah masyarakat yang cinta damai yang sangat menghargai perbedaan-perbedaan di Belinyu. Kami juga sering diistilahkan pangin tongin jit jong  yang artinya sama tidak ada perbedaan," jelasnya.
    Partisipasi dari masing-masing umat beragama pun sangat bagus sehingga dalam melaksanakan ibadah bisa dengan tenang dan baik, tanpa ada gangguan dari siapapun begitu juga saat perayaan hari besar umat beragama tentunya saling menghargai satu sama lain.
    Kondisi yang kondusif ini dapat tercipta  juga karena adanya partisipasi dari semua pihak terutama  tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda yang ada di Belinyu. Masyarakat Belinyu tetap dalam semangat persatuan semangat Bhineka Tunggal Ika,  walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang tetap dijunjung tinggi. (trh)

Masih Sayangkan Absennya Bupati di HUT RI

ShareSUNGAILIAT- Ketua DPRD Bangka Parulian Napitupulu menyayangkan atas ketidakhadiran Bupati Bangka H Yusroni Yazid menjadi menjadi inspektur upacara  pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke - 66.
    Hal ini dikatakannya kepada sejumlah wartawan usai pelaksanaan upacara penaikan bendera HUT RI Ke - 66 Kabupaten Bangka di Lapangan Bina Satria Sungailiat Rabu pagi (17/8).
    Ketidakhadiran Bupati  Bangka  yang dikarenakan sedang menunaikan ibadah umroh bersama keluarga ke tanah suci Mekkah.  Namun ia memaklumi ketidakhadiran Bupati Bangka untuk menunaikan ibadah umroh dan mengucapkan selamat menunaikan ibadah umroh, semoga  berjalan dengan lancar dan baik.
    Lebih lanjut ia katakan memang untuk kapasitas kepala daerah di kabupaten presidennya adalah bupati, lalu untuk gubernur sebagai presiden provinsi. Begitu juga dengan dirinya ibarat Ketua DPR RI-nya kalau untuk kabupaten.
    "Seharusnya bupati hadir karena ia selaku kepala daerah yang bertanggungjawab dengan daerahnya. Begitu juga presiden kalau pada HUT RI presiden tidak ada bagaimana," kata Parulian
    Namun dikatakannya siapapun yang memimpin upacara peringatan HUT RI ke 66 hari ini di Kabupaten Bangka  tidak ada masalah. Sebab, memang tidak harus bupati karena wakil bupati atau kapolres juga bisa.
    "Sekalipun bupati tidak ada HUT RI ini bisa berjalan dengan hikmat. Ini ada atau tidak ada bupati," tegas Parulian. (trh)


Sabtu, 13 Agustus 2011

Trik Pejabat Hindari Kejaran THR

ShareMenjelang Idul Fitri banyak cerita menarik. Bukan hanya arus mudik yang menarik disimak ataupun kebiasaan berbelanja pakaian baru untuk menyambut hari yang fitri. Tapi, fenomena yang satu ini juga menarik disimak. Ya, ada satu kebiasaan lain yang biasa dilakukan para pejabat makin dekat Idul Fitri. Lari dikejar THR.
    Banyak ditemukan di kantor proposal, dan proposal itu terbilang unik sekaligus menggelitik, sebab proposal itu bukan untuk mengajukan kegiatan, tapi untuk mengajukan tunjangan hari raya (THR).
    Kaburnya pejabat mendekati lebaran, salah satunya disebabkan para pemilik proposal tersebut yang mulai menagih pencairan dana. Tapi, ada juga penyebab lainnya yaitu berdatangannya tamu-tamu ataupun konstituen yang juga meminta THR. Memang dari sejumlah pejabat mengaku punya budget khusus untuk urusan memberikan THR, tapi tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih menghindar.
    Fenomena pejabat yang kabur dikejar THR ini bisa terlihat jelas di Kantor-kantor DPRD hampir di Bangka Belitung. Dan hal itu selalu terjadi setiap tahunnya, serta tidak bisa dipungkiri.
    Sejak pagi dimulai dari H-7 nyaris tidak ada satu pun wakil rakyat yang menunjukan batang hidungnya. Kondisi serupa juga terlihat di beberapa kantor OPD yang kepala dinas dan kepala bidangnya rata-rata juga tidak ada di tempat.
    Salah seorang anggota DPRD Babel yang wanti-wanti meminta namanya tidak disebutkan kepada Radsul pernah mengungkapkan kalau dirinya sering kebingungan menanggapi ajuan proposal-proposal tersebut. Kebingungan tersebut, lantaran tidak adanya pos anggaran untuk merealisasikan proposal THR tetapi para pemilik proposal justru menggunakan cara-cara yang kurang baik saat proposalnya tidak terealisasi.
    "Uangnya dari mana? Nggak ada anggaran untuk itu, mangkanya kita sih nggak pernah ngasih," ucap anggota dewan yang berperawakan sedang itu.
    Kadang, lanjut dia, ada juga yang berteriak-teriak pelit, sembari marah-marah. Kalau sudah begitu, pada akhirnya pemberian pun alakadarnya dan seringkali itu berasal dari kantong pribadi.
    Lalu bagaimana para pejabat menanggapi fenomena ini? Anggota dewan tadi mengaku dirinya sudah memilah dan memilih mana saja yang berhak menerima THR. Namun, untuk konstituen Edi mengaku THR nya sudah dikoordinir oleh partai. "Ya ada lah, sudah disiapkan. Tapi saya biasa saja, tidak terlalu ngerasa terusik," tuturnya.
    Menurut dia, di partai tempatnya bernaung, seluruh kader yang akan memberikan THR dikoordinasikan dengan partai. Sehingga nantinya konstituen tinggal mengambil THR-nya melalui DPC.
    THR untuk konstituen hanya berupa bingkisan sederhana seperti sarung dan uang ala kadarnya. "Sederhana saja, paling sarung sama uang se-adanya," katanya.
    Untuk urusan THR ini dirinya memang sudah memiliki anggaran khusus. Namun, dia enggan mengungkapkan berapa jumlah uang yang dialokasikan untuk THR ini. (emp)
    

Dicari, Oknum Beking & Ngerit

ShareSUNGAILIAT - Polres Bangka punya komitmen untuk melakukan penindakan terhadap kegiatan aktifitas penambangan ilegal dan kegiatan aktifitas pengeritin Bahan Bakar Minyak di SPBU-SPBU, baik dilakukan oleh masyarakat atau oknum aparat.
    Hal itu disampaikan Kapolres bangka AKBP Asep Adhiatna kepada sejumlah wartawan, Jumat (12/8).
    Kata Asep, yang menjadi perhatian pertama melakukan penindakan terhadap aktifitas penambangan yang dilakukan oleh para pelaku Tambang Inkonvensional (TI) ilegal dan kedua terhadap kegiatan pengeritan BBM di SPBU.
    "Berkaitan dengan aktifitas Tambang Inkonvensional kita pun selalu melakukan kordinasi ke masyarakat dan juga dengan pemerintah daerah setempat yaitu pihak Sat Pol PP Kabupaten Bangka, seperti halnya yang baru kita lakukan penertipan beberapa hari kemarin di kawasan penambangan tertentu yang dilarang untuk dilakukan penambangan," tegas Kapolres.
    Seperti halnya di tempat dekat dengan sarana umum misalnya di seputaran wilayah pemukiman masyarakat, dekat rumah sekolah, jembatan -jembatan, jalan raya dan fasilitas umum lainnya.
    Kata dia lagi, Asep lebih lanjud dalam aktifitas penertiban mereka tidak serta merta ujug-ujug hanya di tertibkan. "Namun kita berikan imbauan dan juga melakukan tindakan pembinaan misalnya satu kali dua kali masih kita beri keringanan, setelah masih juga melakukan pelanggran kita pun mengambil tindakan sesuai dengan proseudur hukum yang ada," lanjut Asep.
    Kegiatan-kegiatan penertiban yang dilakukan tidak hanya berupa laporan dari warga namun juga melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap aktifitas yang telah melanggar prosedur hukum bahkan seperti hal kegiatan ngerit BBm, yang berefek membuat kemacetan lalulintas karena banyaknya antrean.
    "Selain itu kita juga turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan dan pengecekan dari aktifitas kegiatan pengeritan di SPBU tersebut melihat apa ada oknum anggota kita atau tidak. Selain itu sering juga kita menerima laporan dari warga kadang ada oknum yang nakal dan para pengerit yang ngerit sering mengunakan tengki modifikasi dan sering berulang-ulang ,dan kita pun telah lakukan koordinasi dengan pihak SOBU," katanya.
    Namun kadang karena keterbatasan pengawasan dari pihak SPBU sendiri melalui aparat keamanannya tapi kadang kecolongan juga karena masih ada aktifitas pengeritan.
    "Maka seperti halnya kemarin kita turun keliling di  SPBU-SPBU di Kota Sungailiat dapat kita amankan 13 kendaraan, dan telah kita lakukan pembinaaan dan telah kita lepaskan atau kembalikan karena memang kendaran-kendaraan tersebut memiliki kelengkapan surat-menyurat. Lagian mereka tidak melakukan pengeritan karena tangki tidak dimodif," utaranya.
    Kalau memang memiliki tangki modifikasi dan tidak ada surat surat akan ditahan seperti yang didapatkan di Kecamatan Mendobarat, ada 13 unit kendaran dan Kecamatan Belinyu sebanyak 6 unit kendaraan. (mg08)

Siap Antisipasi Orang Mudik

ShareBELINYU - Saat ini lonjakan penumpang yang mudik melalui Kecamatan Belinyu khususnya para penumpang kapal laut  yang datang melalui pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu, belum mengalami peningkatan.
    Menurut staf pelaksana Terminal Penumpang Belinyu, Muhtar Jabardan saat ditemui Radsul di ruang kerjanya kemarin Jumat (12/8)  jumlah penumpang yang ada masih normal seperti hari biasa,  diperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang pada H-7 hari raya Idul Fitri mendatang.
    "Semua armada angkutan saat ini masih stand bye di Kecamatan Belinyu namun bila nanti terjadi lonjakan penumpang tidak menutup kemungkinan akan mengirimkan bus ke pelabuhan," ungkap Muhtar.
    Lonjakan penumpang diperkirakan pada H-7 hari raya Idul Fitri sampai pada H+7 untuk itu jumlah armada yang berasal dari Belinyu untuk bus berjumlah 21 bus sedangkan dari Pangkalpinang berjumlah 4 bus total 25 bus diperkirakan masih bisa mengantisipasi jumlah pemudik.
    Sekarang ini setiap harinya bus-bus beroperasi mulai jam 5 pagi sampai jam 4 sore ditambah dengan beberapa mobil travel. Disamping itu juga dari terminal Belinyu beberapa trayek tujuan seperti ke Jebus dan ke Mentok selain Sungailiat dan Pangkalpinang.
    Pihaknya juga menghimbau  untuk sopir bus selalu standby agar jangan sampai nanti penumpang kewalahan, dan untuk penumpang juga diharapkan datang  keterminal  jangan sampai menginap di pelabuhan.
    "Kalau di terminal bisa kami koordinir untuk kami sebarkan kemana tempat tujuannya. Jangan menunggu dipinggir jalan atau menginap di pelabuhan," jelasnya.
    Ia juga mengatakan sejauh ini tidak ada kenaikan tarif untuk angkutan, dan diharapkan tidak terjadi. Bila sampai terjadi dan ada laporannya pihaknya nanti akan cepat untuk mengambil tindakan.
    "Untuk kenaikan tarif sejauh ini tidak ada dan kita minta itu tidak terjadi bila ada dan kita terima laporan akan segera kita tindak lanjuti," tukasnya. (trh) 

SE Bupati Masih Dihargai

ShareSUNGAILIAT - Dari pengamatan dan pengawasan yang dilakukan di seputaran wilayah Kota Sungailiat sampai saat ini menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka hH Tarmizi H Saat, belum ada pengelola rumah makan yang melakukan pelanggaran.
    "Belum ada para pengelola rumah makan yang ada di wilayah Kecamatan Sungailiat yang melakukan pelanggaran terhadap Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Bangka berkaitan dengan suasana bulan suci Ramadhan 1432 H," itu kata Sekda.
    Sampai saat ini dinilai para pengelola rumah makan yang ada di wilayah Kecamatan Sungailiat masih berpegang teguh pada SE Bupati agar memasang tabir di lingkungan lokasi rumah makannya pada siang hari.
    Tetap dapat dipatuhi oleh para pengelola atau pemilik rumah makan dan juga warung-warung yang sejenis yang menjual makanan dan minuman.
    "Bedasarkan hasil pemantauan yang kita lakukan diantara pada warung-warung makan dan warung minuman yang ada di seputaran pasar Sungailiat tetap masih mentaati dan menghargai Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Bangka," kata dia.
    Nah, diminta dan diharapkan oleh Tarmizi dalam suasana bulan suci Ramadhan ini rasa untuk saling menghargai antar sesama umat beragama dalam menjalankan rasa toleransi yang tinggi, antara pemeluk agama Islam dan non Muslim dapat dipertahankan seperti yang sekarang telah berjalan.
    Karena dengan adanya rasa saling menghargai seperti yang dilakukan sekarang maka akan dapat mempertahan situasi yang kondusif yang telah terjalin. "Kalau perlu terus kita tingkatkan," harapnya.
    Dengan adanya rasa saling menghargai dan rasa toleransi yang tiggi di antara umat pemeluk agama yang telah tumbuh sejak lama di Kabupaten Bangka kiranya jangan sampai dirusak hanya oleh hal-hal yang sepele dan rasa ego dari para kalangan tertentu.
    "Untuk itu rasa untuk saling menghargai yang telah kita tanam sejak dari dahulu untuk saling menghargai dengan mengutamakan rasa persatuan tersebut harus tetap harus kita pertahankan, dalam upaya untuk menjadikan Kabupaten Bangka sebagai sebuah wilayah daerah yang kondusif," harap Tarmizi. (mg08)

Jumat, 12 Agustus 2011

Bahan Berbahaya Beredar Bebas

ShareSUNGAILIAT - Bahan berbahaya yang dimasukkan dalam produk, baik itu makanan maupun kosmetik sekarang sudah terjual bebas dan beredar di Sungailiat dan sekitarnya.
    Masyarakat harus sadar dan cepat menanggapi hal tersebut. Dari pengamatan Radsul di lapangan Timgab sekitar pukul 9.30 WIB kemarin mulai bergerak mencari dan merazia tempat-tempat yang diduga ada bahan berbahaya.
    Tim langsung meluncur ke lokasi sasaran yaitu pusat perbelanjan Puncak di jalan Jenderal Sudirman Sungailiat.
    Dari pusat perbelanjan ini tim berhasil menemukan produk yang dilarang untuk diperdagangan antara lain jenis bumbu masak merek Tom Khai Tai produksi Thailand yang tidak memiliki no register dari Badan POM.
    Selain itu ditemukan juga kompor gas merek Win Gas  dan selang kompor gas merek Tajima tidak memiliki standar SNI.
    Untuk bumbu masak diminta agar manajemen Puncak untuk tidak diperdagangakan dan minta untuk di kembalikan ke pihak distributor, demikian juga untuk kompor gas dan selangnya. "Selain itu, kita sita satu unit untuk dijadikan barang bukti," kata pemimpin operasi, Mulyadi.
    Sementara pihak Puncak melalui asisten managernya Cia Die mengatakan akan segera mengembalikan produk-produk yang dilarang untuk diperdagangakan ke pihak distributor.
    "Karena memang kita sudah ada perjanjian, barang tersebut dapat dikembalikan dan berjanji untuk selalu pengawasan untuk jenis barang barang baik kadaluarsa maupun yang dilarang untuk tidak di perdagangakan," katanya.
    Selanjutnya tim bergerak menuju ke pusat grosir Crisco di jalan Pasar Bawah Sungailiat.
    Di sini tim memne,ukan beberpa jenis produk yang mengandung bahan berbahaya seperti halnya jenis Kosmetik Qian Yan yang dindikasi mengandung bahan berbahaya jenis mercuri, seta produk makanan anak permen merek Candy Happyyang tidak memiliki no register dari Badan POM.
    Sementara kosmetik tersebut sebanyak 50 buah disita dan dimusnahkan bersama di halaman pusat perbelanjaan tersebut.
    Seterusnya tim melanjutkan razia ke toko Damai Jaya di jalan Pasar Ikan Sungailiat. Di toko ini tim tidak berhasil menemukan jenis produk barang-barang yang dilarang.
    Lalu tim lanjut kegiatan razia Kecamatan Pemali, di toko lAiat di jalan Batin Tikal lingkungan Karya Makmur Kecamatan Pemali.
    Tim berhasil mengamankan permen Hack dan Kratingdaeng kaleng yang dilarang untuk diperdagangakan karena mengandung bahan berbahaya dan kedua produk ini pun di musnahkan.
    Selanjutnya tim bergerak menuju toko Ahiung dan dari sini tim berhasil menyita 5 kaleng susu murni Cap Beruang yang tidak memiliki register Badan POM yang lalu dimusnahkan.
    Sementara Ketua Tim Razia Mulayadi  mengatakan, dari 3 tempat yang dirazia mengatakan. "Kita pun mengingatkan kepada masyarakat hati-hati," pintanya. (mg08)

3 Pemulung Dihajar Massa

ShareSUNGAILIAT - Tertangkap oleh massa karena diduga kuat akan melakukan pencurian di di Kamp TI milik Apin warga Lubuk Kelik Sungailiat, tiga pelaku menjadi bulan-bulanan massa. Beruntung ketiganya berhasil diamankan di Mapolres Bangka.     Ketiga pelaku yakni, Tarsim (40), Sarida (36) (19) warga Lingkungan Cendrawasi Sungailiat dan Ferdi Saputra warga Jalan Bukit Semut Sungailiat.
    Informasi yang harian ini himpun dari Apin pemilik kamp TI, kejadian pencurian tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, dan saat itu ia diberitahukan oleh tetangganya bahwa ada tiga orang yang ingin mengambil besi-besi di kamp TI miliknya. Mendapat laporan tersbut Apin akhirnya datang ke kamp TI. Di sini ia melihat, ketiga pelaku akan mengangkut besi-besi bekas mesin TI miliknya ke gerobak. Bersamaan dengan itu beberapa orang warga disekitar telah berada dilokasi TI miliknya.   
    Takut terjadi hal yang tak diinginkan pada pelaku, Apin lansung melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tak berselang lama anggota dari Mapolres Bangka datang dan kemudian mengamankan ketiga pelaku dan barang bukti. Barang buti tersebut berupa 2 unit sepeda Motor milik pelaku,  besi blok mesin TI dan gerobak yang dibawa ke Mapolres Bangka.
    Sementara itu menurut salah satu pelaku Ferdi Saputra, saat itu ia melihat ada besi-besi bekas yang berada di kamp TI dan kemudian ia menelpon Tarsim (40), Sarida (36) yang merupakan pengepul besi bekas di sekitar pasar Sengol Sungailiat. Keduanya datang dengan membawa gerobak dan saat hendak mengangkut besi-besi tersebut, ada warga yang melihat dan diteriakan warga. Beberapa warga lansung memukul. ”Ada sekitar puluhan warga yang datang memukul kepala, wajah dan punggung dengan mengunakan batu dan batu kearah kami bertiga dan kemudian datang polisi mengamankan kami,” ujar Ferdi Saputra.   
    Kapolres Bangka AKBP Asep Ahdiatna SIK MH melalui Kapolsek Sungailiat AKP Siswo Dwi Nugroho SH SIK membenarkan kejadian pencurian. "Ketiga pelaku dan barang bukti sudah diamankan di Mapolres Bangka untuk proses hukum selanjutnya,” kata Kapolsek Sungailiat AKP Siswo Dwi Nugroho SH SIK.(dee)

Sedih, PHak Kak Liang Terbengkalai

ShareBELINYU - Taman Phak Kak Liang yang terletak di Desa Kuto Panji Kecamatan Belinyu saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Konsisi taman yang merupakan tempat wisata religi dengan kolam dan rumah ibadah agama khonghucu terbengkalai tidak terawat.
    Saat Radsul melihat Taman Phak Kak Liang  Kamis (11/8) kemarin kondisi jalan masuk tidak ada perkembangan, dimulai dari tepi jalan raya menuju ke tempat wisata Phak Kak Liang tidak ada perkembangan semenjak pertama kali di bangun masih berupa tanah kuning yang pada saat musim panas sangat berdebu dan ketika musim hujan becek dan berlumpur.
    Namun kondisi semakin memprihatinkan ketika sampai di lokasi, taman yang sekaligus tempat ibadah dan sudah dimasukkan Pemkab Bangka sebagai salah satu tujuan tempat wisata ini kondisinya jauh lebih buruk. Areal sekitar taman ditumbuhi rumput dan tanaman liar yang tidak terawat dan beberapa bangunan sudah roboh, kotor, dan sangat tidak terawat.
    Walau demikian masih ada beberapa pengunjung menyempatkan diri untuk datang seolah tidak peduli dengan kondisi yang ada. Salah satu sudut yang menarik ditempat ini adalah sebuah kolam besar yang dibangun jalan dan terdapat tempat bersantai ditengahnya menjadi salah satu tempat yang banyak diminati. Kolam yang  berisi ikan tapi tidak sebanyak dulu  tetap menjadi sebuah sisi yang diminati pada tempat  wisata ini.
    Wati, salah seorang pengunjung dari Sungailiat yang kebetulan datang bersama teman-temannya sangat  menyayangkan salah satu objek wisata yang terbengkalai ini. Ia berpendapat kalau benar-benar di kelola serius pasti akan menjadi salah satu tempat yang dikunjungi warga dan menjadi pendapatan bagi pemda.
    "Kita tidak tau ini dibawah pengelolaan siapa, pemerintah atau orang yang mempunyai tempat ini, namun  untuk kemajuan wisata Bangka mesti ada kerjasama antara pemerintah dan pihak yang ada disini agar tempat ini kembali terawat," ujarnya.
    Menurutnya Taman Phak Kak Liang memang sudah banyak yang rusak di perkirakan kondisinya  tinggal 30% saja yang masih layak sisanya harus di pugar. Selain tidak di kelola dengan baik tempat wisata ini di sekelilingnya juga sudah terdapat beberapa aktifitas penambangan walau relatif jauh namun bila tidak dipertahankan bisa saja semakin memperparah keadaan yang ada.
    "Kalau bisa diselamatkanlah Phak Kak Liag ini dan mungkin pemerintah harus turun tangan untuk memfasilitasi atau mem back up karena pemerintah juga tidak malu untuk memasukkan tempat ini pada brosur promosi sebagai tempat pariwisata di Bangka jadi ketika kondisinya sudah seperti ini hendaknya ada perhatian juga terhadap tempat ini," harapannya.
    Dari pantauan Radsul kondisi kolam semakin mendangkal dan taman-taman bunga sangat tidak terawat, tapi ada beberapa pengunjung yang datang menikmati sisa-sisa keindahan yang ada dan ikan-ikan yang jumlahnya ribuan saat kita memasuki jalan-jlan menuju kolam berkerumun seolah tetap ingin menunjukkan ada potensi yang harus diselamatkan ditempat ini. (trh)

Hati-hati, Diare Mulai Merebak

ShareSUNGAILIAT - Masyarakat harus mewaspadai adanya serangan penyakit diare.
    Hal itu dikemukakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, untuk mewaspadai penyakit diare yang berpotensi muncul pada musin kemarau yang ditandainya dengan berkurangnya air bersih di sejumlah sumur.
     "Penyakit diare berpotensi muncul atau merebak di musim seperti sekarang yaitu kemarau karena kondisi air bersih yang mulai berkurang," kata Kasi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Kamis.
      Menurutnya, langkah utama untuk mengantisipasi terjadinya penyakit diare bagi anggota keluarganya yaitu dengan mengkonsumsi air bersih setelah terlebih dahulu dimasak lebih dari 75 derajat celcius.
     "Begitu pula halnya penggunaan air sumur, hendaknya bentul bentul diperhatikan apakah kondisi airnya aman dikonsumsi atau tidak, dan jika kondisi air kurang bagus harus disaring terlebih dahulu sebelum dimasak serta memilih makanan yang sehat dan hogeinis," katanya.
     Boy Yandra mencatat, sampai dengan sekarang jumlah penderita diare mencapai sebanyak delapan orang terdiri dari empat orang anak-anak dan empat orang ibu-ibu.
     "Jumlah penderita diare kami perkirakan akan terus mengalami peningkatan karena kondisi cuaca masih kemarau dengan tingkat debu yang semakin banyak," jelasnya.
      Dirinya mengimbau kepada masyarakat khususnya yang mengalami diare agar segera dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapat layanan kesehatan. Dan langkah awal sebelum mendapat layananan kesehatan, penderita bisa membuat oralit sendiri dengan mempergunakan gula pasir dan garam.
      "Penderita diare akan mendapat layanan kesehatan jika segera dibawa ke Puskesman dengan disediakan oralit sesuai dengan kebutuhannya," katanya. (cr03)
      

Kamis, 11 Agustus 2011

Bangka Rawan Konflik

ShareSUNGAILIAT - DPRD Kabupaten Bangka meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka segera mengurusi batas-batas desa di Kabupaten Bangka.
    Karena, saat ini batasnya sendiri tidak jelas. "Untuk itu kita minta pemerintah daerah melalui dinas terkait segera untuk merealisasikan batas-batas desa tersebut, sehingga dikemudian hari tidak akan menimbulkan masalah," pinta salah satu anggota DPRD Bangka, Agung Setiawan, Rabu (10/8).
    Dia mengatakan itu, sesuai dengan kondisi riil di lapangan yang telah dia buktikan sendiri. "Riilnya begitu, yang terjadi di lapangan saat ini berkaitan dengan penetapan batas desa," katanya.
    Maka dengan tegas dia meminta pemerintah daerah melalui intansi terkait, dalam ini hal ini kantor pemerintahan desanya harus dapat segera memyelesaikan untuk penetapan batas desa yang ada di Kabupaten Bangka.
    Contohnya kata Agung, wilayah Kelurahan Kenanga saja dengan Desa Rebo sampai saat ini batasnya tidak jelas, kata dia, kalau sampai batas desanya saja sampai tidak jelas maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan di kemudian hari, contohnya bisa menimbulkan masalah yang berkaitan dengan surat tanah atau sertifikat kepemilikan sebidang tanah.
    Misalnya, dalam pembuatan surat tanah yang telah dibuat oleh masyarakat tenyata pada desa A namun ternyata berubah menjadi wilayah lurah B, maka akan menimbulkan masalah bahkan bisa saja akan menimbulkan keributan atau konflik.
    "Makanya sekali lagi kita minta dan kita imbaukan kepada pemerintah dalam hal ini kepada intansi terkaitnya jangan membiarkan kondisi batas ini terlalu berlarut-larut," pintanya tegas.
    Pendataan yang baik katanya tidak akan menimbulkan masalah yang terlalu parah di kemudian hari nanti, karena tidak ada yang akan menduga hal apa yang bakal terjadi besok. "Misalnya wilayah Desa Rebo dan ini wilayah Desa Kenanga dan batas desa yang baku ini kita harapkan dapat segera diselesaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka," harap dia lagi.
    Dan kejadian dalam penetapan batas desa ini sendiri tidak hanya terjadi pada suatau wilayah desa seperti halnya Desa Rebo dan Kenanga namun, yang harus segera ditetapkan itu seluruh wilayah desa yang ada di Kabupaten Bangka.
    Bahkan bukan hanya pada batas desa yang ada dalam  satu kabupaten tapi, batas desa yang berhubungan desa dari kabupaten lain atau batas desa yang berkaitan dengan batas wilayah kotamadya pun, misalnya Desa Kace yang mana batas desa sangat bersinggungan denagan batas wilayah Pangkalpinang.
    "Maka itu kita harapkan batas desa harus jelas sehingga tidak menimbulkan bibit konflik saat terjadi penerbitan dengan batas desa tertentu, selain itu di perlukan ada kondinasi yang senergis antara kabupaten dan provensi dalam menetapakan batas desa antar wilayah kabupaten atau kotamadya," tandas Agung. (mg08)

TI di Sekolah, Dibabat Juga

ShareSUNGAILIAT - Akhirnya Tim Gabungan (Timgab) Polres Bangka, Sat Pol PP Kabupaten Bangka serta Dinas Pertambangan Kabupaten Bangka dan Polsek Riau Silip melakukan penertiban keberadaan Tambang Inkonvensional (TI) yang tidak dilengkapi perizinan milik Edy warga dusun Bernai Riau Silip, Rabu (10/8).
     Tim Gabungan (Timgab) Polres Bangka dalam penertiban tersebut dipimpin Kasat Sabhara Polres Bangka AKP Jadiman Sihotang, Sat Pol PP Kabupaten Bangka dipimpin Danton Sat Pol PP Kabupaten Bangka Herri Hermanto, saat datang kelokasi keberadaan Tambang Inkonvensional (TI) berlokasi tidak jauh dari SDN 13 Dusun Bernai Desa Berbura Kecamatan Riau Silip, TI tersebut sedang melakukan aktivitas dan kemudian diminta untuk dihentikan, pelanggaran lainya keberadaan TI tersebut hanya berjarak beberapa meter dari jalan Raya Muntok.
    Petugas Timgab lansung menyita ke 10 unit TI yang terdiri dari 5 unit mesni TI dan 5 unit mesin robin beserta perlengkapan TI lainya milik Edy warga Dusun Bernai Desa Berbura Kecamatan Riau Silip  dan rekan-rekanya.
     “Beberapa waktu lalu petugas dari Timgab juga sudah melakukan sosialisasi terhadap keberadaan TI di Dusun Bernai Desa Berbura Kecamatan Riau Silip untuk menghentikan aktifitas karena terlalu dekat dengan SDN 13 Dusun Bernai dan juga jalan raya Muntok karena tetap membandel maka kita lansung mengambil tindakan dengan menyita mesin TI milik Edi dan rekan-rekanya tersebut dan kemudian pemilik 10 unit TI tersebut akan kita panggil ke Mapolres Bangka untuk dimintai keterangan,” ujar Kasat Sabhara Polres Bangka AKP Jadiman Sihotang kepada wartawan di sela-sela penertiban TI Dusun Bernai Desa Berbura Kecamatan Riau Silip.
    Berdasarkan pantauan Babel Pos (Induk Radsul) para pengendara kendaraan yang lewat sekitar lokasi TI dan warga sekitar berdatangan menyaksikan Timgab melakukan pembongkaran terhadap keberadaan TI tersebut di pinggir jalan raya Muntok.
    Kemudian Timgab lasung menuju lokasi keberadaan TI di sekitar SD Biruni Parit VII, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali. Saat petugas datang para pekerja TI rata-rata sedang beraktivitas dan oleh petugas diminta untuk mennhentikan aktivitas untuk diberikan pengarahan oleh Timgab.
    Dihadapan para pemilik TI di sekitar SD Biruni Parit VII, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali, petugas mempertanyakan keberadaan perizinan TI dan tidak bisa dijawab oleh para pemilik TI dengan alasan bahwa keberadaan dari hasil TI tersebut juga disisikan untuk pembangunan pagar SD Biruni Parit VII, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali serta pembangunan musholah di lingkungan setempat.
    Sementara itu Timgab tidak bisa menerima alasan yang disampai oleh para pemilik TI, dan menurut petugas bahwa keberadaan TI tersebut dilarang karena dekat dengan sekolahan selain itu tidak memiliki perizinan.
    Akhirnya tercapai kesepakatan antara pemilik TI di  sekitar SD Biruni Parit VII, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali dengan Timgab yakni diminta kepada para pemilik TI yang berlokasi dekat dengan gedung SD Biruni untuk segera menghentikan aktivitas. Dan untuk TI lainya untuk segera mengurus perizinan pertambangan dengan diberikan waktu sampai dengan hari Sabtu tanggal 14 Agustus 2011 nanti dan bila hal tersebut tidak dindahkan maka akan dilakukan penindakan dengan menyita keberadaan mesin TI tersebut.    
       Seperti yang diberitakan sebelumnya aktifitas Tambang Inkonvensional (TI) kembali beroperasi di dekat sebuah sekolah yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari pinggir sekolah. Kali ini suara deru mesin TI menganggu ketenangan aktifitas SD Biruni Parit VII, Desa Air Ruai, Kecamatan Pemali. (dee/bbg)

Lahan 21 Th Diserobot

ShareSUNGAILIAT - Khairudin (75) warga Desa Deniang mendatangi gedung DPRD Kabupaten Bangka, Rabu (10/8).
    Kedatangan bapak tua ini untuk menyampaikan nasib yang menimpa dirinya berkaitan dengan penggusuran lahan tanah perkebunan yang telah diusahakannya sejak dari tahun 1990 oleh pihak PT Inhutani.
    Khairudin warga Desa Deniang Kecamatan Riau Silip ini diterima oleh anggota DPRD Bangka dari Fraksi Partai Golkar, Ahmat Asin.
    Diceritakan Khairudin sekitar tahun 1990 dirinya membuka sebidang lahan perkebunan dengan luas kurang lebih 3 hektar, di kawasan  hutan produksi milik PT Timah pada waktu itu masih memakai istilah TTB (Tambang Timah Bangka), jauh sebelum pihak PT Inhutani berencana akan membuka lahan perkebunan.
    Di atas lahan tanah tersebut ditanami berbagai jenis tanaman mulai dari karet, petai, nanas dan berbagai tanaman lain, namun karena pihak PT Ihuntani akan membuka perkebunan dan pabrik tapioka, lahan perkebunan yang dikelolanya digusur oleh pihak perusahan tersebut.
    Sementara pihak PT Inhutani sendiri bersikeras, tidak mau mengganti tanam tumbuh milik Khairudin yang telah diusahakannya sejak tahun 1990-an tersebut, bahkan menurut Khairudin pihak perusahaan melalui pimpinannya Barnabas, sempat menantang dan mengatakan silakan mau melapor kemana saja.
    Dijelaskan Khairudin penggusuran terhadap lahan yang ditanami sekitar 300 batang nanas, 300 batang pohon petai dan 150 batang pohon karet, serta berbagai tanaman lainnya sebelumnya telah pernah disampaikanya, untuk memohon bantuan ke pemerintah, dan melalui Sekda Bangka H Tarmizi Saat dirinya telah mendapat memo.
    "Pernah untuk pihak kecamatan agar bisa memfasilitasi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan memo kedua ditujukan untuk pihak perusahaan agar dapat mengantikan tanam tumbuh," kata dia.
    Karena memang apa yang ditanam dan ada di kebun tersebut barangnya riil.
    Namun kedua memo itu bak ditelan angin sudah hampir tiga bulan ini nasib kebun yang tergusur belum diketahui nasibnya. "Untuk itu kita mohon bantuan para wakil rakyat untuk menyelesaikan masalah yang kami hadapi," pintanya.
    Sementara Ahmat Asin menanggapi masalah ini berjanji akan segera membicarakan masalah ke pimpinan, karena ia berada di Komisi C dan masalah perkebunan ini sendiri ditangani oleh Komisi B, dia berjanji akan berkoordinasi dengan rekan-rekan yang ada di Komisi B.
    "Dan, selanjutnya akan kita bicarakan dalam agenda, kalau perlu kita akan bentuk pansus perkebunan untuk menyikapi masalah ini. Kita akan panggil pihak perusahaan dan juga pihak eksekutif agar masalah ini jadi jelas,dan jangan sampai adanya masalah-masalah yang dapat merugikan masyarakat, mungkin ini baru satu orang yang datang ke kita  dan mungkin masih banyak lagi masyarakat yang lainnya  di rugikan oleh pihak perusahaan tersebut," tandas Asin. (mg08)

100-an Perusahaan Wajib THR

ShareSUNGAILIAT – Surat Edaran mengenai pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawan oleh perusahaan akan segera dibut oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Bangka.
    Surat edaran yang akan ditandatangani oleh Bupati Bangka tersebut rencananya akan disebarkan pada minggu kedua Ramadhan.
    Kepala Dinsosnaker Kabupaten Bangka melalui Kabid Pengawasan dan Hubungan Industrial,  Ruslan Ranto saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, berdasarkan Permen nomor 4 tahun 1994 tentang THR dan Hari Raya Keagamaan menyebutkan bahwa perusahaan wajib membayar THR karyawan paling lambat 1 minggu sebelum lebaran.
    “THR harus diberikan kepada karyawan paling lama 1 minggu sebelum lebaran. Kalau diberikan pas hari raya atau sesudah hari raya, itu namanya bukan THR. Tujuan diberikannya THR adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan pada hari raya,” jelas Ruslan.
    Ditambahkannya, surat edaran tersebut dibuat berdasarkan inisiatif Dinsosnaker karena pemberian THR sudah rutin setiap tahun jadi tidak menunggu surat edaran dari provinsi. Pada minggu kedua bulan Agustus rencananya surat sudah disebarkan ke sekitar 100 – an perusahaan yang ada di Bangka.
        Bagi perusahaan yang tidak mampu membayar THR karyawan harus memberitahukan ke Dinsosnaker paling tidak 2 bulan sebelum hari raya. Namun untuk di Bangka, sampai saat ini Dinsosnaker belum menerima surat ketidakmampuan perusahaan untuk membayar THR.
        "Dalam aturannya, karyawan yang bekerja diatas 1 tahun mendapatkan THR satu bulan gaji tetap, sedangkan karyawan yang bekerja dibawah 1 tahun, THR diberikan secara proporsional oleh perusaaan. Bagi perusahaan yang tidak membayar THR karyawannya akan mendapatkan sanksi seperti yang dimuat dalam UU nomor 14 tahun 1969," jelasnya.
    THR ini yang sudah setiap tahun diberikan jadi diperkirakan juga perusahaan sudah mengerti. Berbeda dengan upah minimum kerja (UMK) yang harus benar – benar diberitahukan setiap tahun karena UMK selalu mengalami perubahan setiap tahunnya.
    "Sedangkan THR bagi tenaga honorer atau PNS, yang mengatur itu adalah Pemda. Kami hanya mengatur THR bagi karyawan di perusahaan swasta, BUMN dan BUMD," tandasnya. (trh)

Rabu, 03 Agustus 2011

PLN Ngaku Sakit

ShareMERAWANG - PT PLN mengaku prihatin dan menyadari keluh kesah masyarakat yang tidak menginginkan adanya pemadaman listrik. Seperti yang dikeluhkan oleh masyarakat Kudai khususnya dan se provinsi pada umumnya.
    Namun, usaha maksimal yang telah dikerjakan oleh PT PLN ternyata belum mampu untuk memberikan kenyamanan kepada pelanggan, seperti yang disampaikan Kepala PLTD Merawang, Suhari kepada Radsul.
    ”Saya sedih kalau mati lampu, namun kapasitas saya sebagai  yang kebetulan dipercayakan sebagai Kepala PLTD Merawang selalu berusaha tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, kami sudah berusaha bekerja dengan maksimal dan konsen, namun sama halnya dengan manusia, yang kadang juga bisa sakit, apalagi ini mesin, jadi kita tidak bisa memperidiksi kapan sakit itu akan datang,” keluh Suhari.
     Dia juga mengibaratkan PLTD Merawang hanya seperti pekerja di dapur, jadi tugasnya hanya menyiapkan untuk berapa piringnya saja. Dia juga mengatakan bahwa terjadinya pemadaman listrik secara mendadak pada waktu malam pertama umat Islam sedang melaksanakan sholat tarawih karena disebabkan oleh ledakan kabel tanah.
    "Kejadian ini tidak terjadi secara tiba-tiba, namun untuk diketahui oleh masyarakat bahwa sesaat setelah ledakan itu terjadi kami sudah memperbaikinya,” tambah Suhari.
    Dia menjelaskan PLTD juga sama tidak ingin disusahkan, kalau soal SDM dia pribadi merasa untuk tenaga yang ada di PLTD semua sudah cukup baik, dan tenaganya juga sangat mengerti kondisi masyarakat. "Hanya saja pengecualiannya adalah tidak semua tenaga yang ada di PLN itu statusnya sebagai pegawai," kata dia lagi.
    Disinggung soal mengapa pihak PLN tetap saja melakukan pemasangan Kwh baru, di saat kondisi listrik di Bangka Belitung masih dalam kondisi yang belum stabil, Suhari menjawab itu semua karena sudah sesuai dengan azas Keadilan, selama ini mereka terus berusaha untuk bertindak adil kepada semua pelanggan namun arti dari keadilan yang mereka berikan katanya tidak dimaklumi oleh semua lapisan masyarakat. "Tapi kami telah mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan listrik dengan menyediakan mesin sewa yang kapasitasnya mencapai 5 Mw," tegasnya.
    PLTD Merawang saat ini sedang masa konsen terhadap masalah perbaikan jaringan, perbaikan travo. Itu semua dilakukan supaya kebutuhan listrik pada waktu menyambut hari raya Idul Fitri nanti dapat tercukupi dan tidak mengalami masalah lagi, apalagi Oktober 2011 PLTU 2x30 Mw yang ada di Air Anyir tahap I sudah rampung dan siap beroperasi, dengan ada PLTU itu PLN berharap dapat lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan. "Jadi mohon bersabar," pintanya.
    Suhari juga membantah isu yang menyebutkan di Bangka Belitung masih terdapat 40 Desa yang sampai kini masih belum tersentuh oleh aliran listrik. Mungkin kata SUhari yang disebut itu, adalah daerah terpencil seperti pulau Lepar Pongok.
    "Tapi untuk daerah yang sulit dijangkau ini, kita pun tetap berikan perhatian dengan menyediakan Solar Sel, alat yang satu ini adalah merupakan pembangkit listrik yang menggunakan tenaga surya. Tidak ada itu, karena ini sudah sesuai dengan program pemerintah bekerjasama dengan PLN selalu berusaha mengatasi hal tersebut," bantahnya.
    Suhari mengatakan dengan mengingat ada keterbatasan energi listrik saat ini, pihaknya berharap agar masyarakat dapat membantu dengan melakukan penghematan listrik. "Tolong matikan alat listrik yang tidak perlu," pintanya lagi. (cr04)

Maras Kotor, Pengunjung Kerasukan

ShareRIAU SILIP - Air terjun maras yang berada di dusun Buhir kaki bukit Gunung Maras beberapa minggu belakangan sering terjadi kerasukan.
    Yang lebih parahnya lagi biasanya kerasukan menimpa wanita tapi tidak hanya itu ada juga yang terjadi kepada laki-laki dan pada siang hari. Kabar mengenai ini didapat wartawan Radsul, yang langsung mengunjungi air terjun Gunung Maras setelah mendengar informasi tersebut.
    Dari keterangan warga setempat yang berhasil ditemui di Dusun Buhir, salah seorang laki-laki warga setempat yang tidak mau disebut namanya membenarkan kejadian tersebut karena ia sendiri yang melihat dan sempat menolong korban tersebut, Menurutnya perihal kerasukan pengunjung di air terjun Maras karena keadaan air terjun Maras sekarang sudah sangat kotor.
    "Air terjun tuh la kotor sekarang, bukan kotor karena sampah bai tapi juga kotor oleh orang yang berbuat mesum, minum-minum (miras) sehingga penghuni disitu menjadi marah," ceritanya.
    Dikatakannya percaya atau tidak sebenarnya penghuni di situ sudah meminta semacam sesajen agar dapat meredam itu, hal ini diketahuinya karena ia sendiri didatangi secara langsung, mungkin  karena setiap orang yang mau ke air terjun itu pasti lewat jalan samping rumahnya.
    "Ku pernah didatangi penghuni tersebut yang meminta untuk di berikan sesajen tapi ku dak nek nurut e. Karena percuma saja selain itu akan memanjakan e, trus kalau dari pengunjung masih tetap melakukan hal yang tidak wajar pasti akan tetap terjadi (kerasukan, red)," tukasnya.
    Akibat hal ini ia sering mengingatkan terutama kepada para pecinta alam yang sering melintasi air terjun untuk menuju ke Gunung Maras untuk tidak menginap ataupun bertingkah laku aneh apabila sedang berada di air terjun.     Seperti dua minggu lalu ada sekelompok anak muda dari Sungailiat dan Pangkalpinang yang mau mendaki ke Maras namun karena sudah malam dan mereka berencana menginap di dekat air terjun ia larang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan akhirnya menginap di halaman rumahnya dan baru berangkat keesokan paginya.
    "Kalau untuk nginep di air terjun ku dak nyuruh, tapi kalau negah aok (kalau menginap di air terjun saya tidak menyuruh tapi mencegah iya). Soal e sebelum e ge ade yang kerasuk siang hari orang laki ulik (karena sebelumnya ada yang kemasukan pada siang hari seorang laki-laki pula), jadi untuk sekarang ini sangat rawan kalau menginap di dekat aek terjun," katanya.
    Saat Radsul bersama beberapa warga mengunjungi air terjun Maras tersebut setiba di lokasi air terjun memang kondisi air terjun sangat memprihatinkan yang kotor akibat pengunjung yang membuang sampah sembarangan, ada sebuah tong sampah yang disumbangkan salah satu sekolah yang dari keterangan tertulis di tempat sampah adalah kegiatan penelitian namun  kapasitasnya belum tidak bisa lagi menampung sampah yang sudah berserakan baik di pinggir air terjun maupun di dalam air terjun.
    Dan memang benar adanya pengunjung yang menenggak  minuman keras hal ini dari bekas botol atau kaleng minuman keras yang tertinggal di sekitar air terjun.
    Kondisi ini sangat disayangkan padahal air terjun Maras mempunyai air terjun yang sangat jernih sehingga semua orang menjadi betah untuk berada disini.
    Kalau dikelola dengan baik gunung Maras dengan air terjun dan puncaknya yang indah dan tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan objek wisata yang memiliki potensi sangat bagus. Sampai berita ini diturunkan Radsul belum berhasil mengkonfirmasi pihak terkait untuk objek wisata alam ini baik pihak Kecamatan Riau Silip maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka. (trh) 

PDIP Minta Tinjau Lagi SE Bupati

ShareSUNGAILIAT - Menyikapi Surat Edaran Bupati Bangka yang isinya selama bulan Ramadhan tempat hiburan tidak boleh beroperasi sebulan penuh ditanggapi oleh Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Bangka.
    Menurut mereka pemerintah daerah diminta untuk arif dan bijaksana dalam mengeluarkan surat edaran.
    Sebab masih bisa mencari solusi lain untuk tidak mematikan rezeki orang lain. Menurut Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Bangka, Herman Suhadi SSos, bahwa mereka sangat berharap pemerintah arif dan bijaksana dalam mengeluarkan surat edaran. "Karena kita tahu bahwa komponen-komponen dalam dunia hiburan itu banyak komponennya, seperti  tenaga kerja, pedagang dan tempat  hiburan itu sendiri," kata dia.
    Makanya, dia berpikir bagaimana jika memilah dan memlih yang terbaik agar tidak merugikan masyarakat kecil. Karena tidak bisa menutup rezeki orang dan mereka juga melaksanakan ibadah puasa dengan tenang, serta  mereka juga ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
    "Kalau mereka langsung tidak bekerja, apa yang terus akan terjadi,” ungkap Herman Suhadi.
    Jelas dia lagi, selaku wakil rakyat, minta ada kearifan dan kebijaksanaan, karena satu sisi peraturan ditegakan dan di satu sisi lain kesempatan teman-teman untuk mendapatkan rezeki tidak tertutup sama sekali.     Tentunya  ada pengaturan yang baik dan ada kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan para penyelenggara tempat hiburan tersebut. "Kalau kita ambil pengalaman tahun lalu, mungkin  3 hari puasa mereka diliburkan, atau seminggu, itu suatu solusi yang bijak dan kami dari fraksi PDI-Perjuangan partainya wong cilik mengajak berdialog bersama-sama, mari kita berkomunikasi," pintanya.
    Selain itu juga Fraksi PDIP minta para pengusaha hiburan berdiskusi dengan Fraksi PDIP yang akan menjadi mediator. "Tapi mari kita atur peraturan sebaik-baiknya tanpa merugikan orang lain,” paparnya.
    Menanggapi persoalan tersebut, Bupati Bangka H Yuroni Yazid SE berharap selama bulan Ramadhan menghormati orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
    "Kalau memang ada pengusaha hiburan yang mau buka, silakan mengajukan, nanti akan kita pertimbangkan. Tapi surat edaran bupati  tetap seperti  itu dan tidak bisa dirubah,” pungkasnya. (her/bbg)

Pendidikan Anak Pulau, Wajib

ShareSUNGAILIAT - Anak-anak di pulau terpencil pantas untuk diberikan kesempatan pendidikan yang lebih layak.
    Setidaknya itulah yang disampaikan salah satu anggota DPD RI dari dapil Bangka Belitung, Hj Noerhari Astuti.
    Dia menginginkan sekaligus menjanjikan kalau dirinya tetap mengutamakan perhatian kepada anak-anak pulau terpencil di bidang pendidikan agar mampu bersaing di dunia ilmu pengetahuan dengan anak di perkotaan.
     "Perhatian khusus yang saya berikan mengingat keberadaan mereka memiliki hak sama dengan yang berada di kota, sementara letak geografis mempengaruhinya mendapatkan hak tersebut," katanya di Sungailiat, kemarin.
     Ia mengatakan, DPD RI sangat mendukung program pemerintah di bidang pendidikan termasuk mencanangkan wajib belajar sembilan tahun, pengentasan buta aksara dan juga biaya pendidikan gratis.
     "Program pemerintah diperuntukan kepada seluruh anak Indonesia dari seluruh penjuru Nusantara tanpa terkecuali, mendapatkan pendidikan di sekolah adalah bagian hak mereka yang wajib dipenuhi pemerintah," tegasnya.
     Kemampuan anak pulau terpencil nantinya diharapkan mampu bersaing di bidang ilmu pengetahuan dengan anak perkotaan yang jauh lebih lengkap fasilitas sarana pendukungnya.
     "Saya yakin anak - anak pulau terpencil memiliki kemampuan sama, hanya saja perlu digali lebih dalam dan mendapatkan layanan pendidikan maksimal," katanya.
     Untuk mengalinya, kata dia, salah satunya adalah guru pendidik. Dimana keberadaanya sangat diperlukan dalam memberikan ilmu pengetahuan sehingga mampu menggali potensi yang masih terpendam.
     "Saya pernah mendapatkan suatu pulau dimana terdapat sekolah yang ditinggalkan gurunya. Yang membuat saya lebih kecewa guru tersebut sudah diangkat PNS, padahal dalam sumpah jabatan bersedia ditempatkan dimanapun diwilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegasnya.
     Dengan kejadian tersebut kata dia, dirinya merasa ikut bertanggungjawab dengan berusaha mencari guru yang bersangkutan untuk kembali menjalankan tugas wajibnya.
     "Alhamdulillah, usaha saya bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat berhasil menemukan guru tersebut yang baru bertugas  selama tiga bulan," ujarnya. (cr03)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More