SUNGAILIAT - Masyarakat banyak mengeluh soal pelaksanaan proyek pengaspalan jalan di Kabupaten Bangka..
Masyarakat menganggap para kontraktor acap kali lalai untuk memperhatikan masalah keselamatan bagi para pengguna jalan. Misalnya lubang-lubang jalan yang akan diaspal digali terlebih dahulu, setelah itu galian ditinggalkan baru dikerjakan setelah beberapa lama. Belum lagi seringnya kontraktor meninggalkan kerjaan mereka tidak rapi, sisa-sisa galian sering berserakan dan sering mengakibatkan kecelakaan terjadi.
Nah, menanggapi maraknya keluhan tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka khususnya Komisi C selaku mitra kerja bakal menanyakan hal tersebut ke instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum, terutama tentang mekanisme yang dilakukan oleh para kontraktor, sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan. Itu dikatakan salah satu anggota Komisi C, Mulkan, Jumat (10/6).
"Selain itu juga banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh para kontraktor dalam pelaksanaan pengerjaan pengaspalan itu sendiri. Jalan-jalan baru diaspal atau baru ditambal beberapa bulan sudah rusak kembali," sesal Mulkan.
Memang katanya kondisi cuaca saat ini tidak menentu, terkadang hujan lebat, namun tak jarang panas terik saat pengerjaan proyek berjalan. Namun kata dia, kiranya harus tetap mengutamakan kualitas dalam pengerjaan.
"Kita pun akan turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi jalan-jalan yang dikerjakan dan kita pun nanti minta bantuan Wartawan untuk ikut dalam kunjungan. Kita akan menanyakan langsung ke pelaksana, kenapa setiap akan melaksanakan pengaspalan kenapa jalan-jalan yang lama harus digali dulu, sehingga pelaksanaan proses pengaspalan dapat memakan waktu yang lama," sesalnya.
Saat disinggung siapa yang harus bertanggungjawab dengan terjadinya kecelakaan yang dialami masyarakat misalnya jika menabrak gundukan tanah galian atau masuk ke lubang yang digali, yang pertama jelas kata Mulkan adalah menjadi tanggungan pihak pelaksana atau kontraktor yang mengerjakan.
"Karena ini merupakan kelalaian dari pihak kontraktor karena tidak pernah memikirkan akibat-akibat dari galian yang mereka tinggalkan begitu saja," sesalnya.
Selain itu juga kata dia, mungkin selama ini kurangnya kontrol dari pihak terkait terhadap kegiatan itu sendiri saat pelaksanaan proyek pengaspalan dikerjakan. "Untuk itu maka kita akan memanggil dinas terkait untuk minta kejelasan dari mereka untuk menjelaskan mekanisme sistem pengerjaan yang bagaimana sih, sebenarnya. Sehingga jangan sampai merugikan masyarakat pengguna jalan lainnya," tandas Mulkan. (mg08)