This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 18 Oktober 2011

Sekali Mendayung, 11 TI Disikat

ShareRIAUSILIP - Tambang Inkonvensional (TI) di sejumlah daerah di Desa Deniang kembali ditertibkan Senin (17/10) oleh tim gabungan yang terdiri dari pihak Desa Deniang, Kepolisian Sektor Riau Silip berjumlah 6 orang, Babinsa Koramil Belinyu dan anggota Polmas Desa Deniang.
Kepala Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Ferdy H Karindra kepada Radsul Senin (17/10) kemarin melalui ponselnya mengungkapkan hasil penertiban TI dilakukan dengan menghentikan semua aktivitas penambangan di dekat jembatan dan juga TI yang beroperasi dekat dengan badan jalan. Ketika tim gabungan datang kelokasi dan meminta untuk membongkar peralatannya para pekerja meminta waktu untuk membongkarnya sendiri.
"Kami minta besok (hari ini, red) sudah kosong dan semua kegiatan dijembatan berhenti. Namun, mereka minta biar para pemilik yang mengangkat bukan petugas," jelas Ferdy.
Beberapa TI mini yang ditertibkan petugas adalah TI mini yang beroperasi didepan watung Lokonmen berjumlah 5 unit. Kelima TI mini ini dalam aktifitasnya sudah dekat dengan jalan yang hanya tinggal berjarak 2 meter. Sedangkan sisanya di daerah lainnya berjumlah 6 unit sehingga total TI yang ditertibkan di daerah Deniang kemarin sebanyak 11 unit.
"Ada 11 TI yang kami hentikan, kalau besok (hari ini, red) kami cek masih ada kegiatan, akan ditindak tegas," tegasnya.
Sebelumnya beberapa waktu yang lalu Beberapa unit Tambang Inkonvensional (TI) yang berada di Jembatan II Dusun Bedukang Desa Deniang Kecamatan Riau Silip dihentikan operasionalnya oleh pihak desa setempat. Dihentikannya operasional TI di daerah tersebut karena sudah mengganggu fasilitas umum yakni sebuah jembatan.
Kepala Desa Deniang Ferdy H Karindra kepada Radsul mengatakan pada awalnya beberapa unit TI itu beroperasi di seputaran jembatan tersebut namun karena merasa hasilnya semakin banyak rupanya penambangan yang dilakukan semakin mendekati jembatan.
Khawatir menganggu fasilitas umum yang akan merusak jembatan  pihak desa tidak mentolelir dan langsung menghentikannya.
"Aktifitas TI tersebut sudah menjurus ke arah jembatan dan semakin dekat. Karena akan menganggu fasilitas umum kita tidak bisa kompromi lagi, jadinya langsung dihentikan," tegas Ferdy.
Di samping itu, pihak Desa Deniang juga mengizinkan TI pada jembatan I Dusun Bedukang sebanyak 4 unit TI dibiarkan tetap beroperasi dengan batas waktu tertentu karena lahan yang dimakan adalah sebuah saluran air yang buntu. Menurut Kades Deniang ke 4 TI tersebut tidak hanya sekedar menambang namun mereka diwajibkan menggali aliran sungai yang buntu untuk dihubungkan kembali dengan sebuah sungai yang besar didaerah tersebut agar pada musim hujan aliran air lancar sehingga tidak banjir.(trh)

Kasihan, Dipluntang Koran Luar

ShareSUNGAILIAT - Mungkin karena terlalu bersemangat dan terlalu percaya koran luar, Tim Gabungan (Timgab) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) gigit jari dan tidak menemukan target apapun saat ingin merazia tambang.
Ceritanya begini, timgab yang terdiri dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Pol PP Pemkab, Senin (17/10) berniat merazia praktik pertambangan di objek wisata reliji Pat Hin San, di Bukit Mahaguna Bukit Betung.
Mereka bergerak jam 10.00 WIB berdasarkan nota dari Disbudpar bahwa ada kegiatan pertambangan ilegal di sekitar wilayah tersebut.
Kebetulan saat itu wartawan Radsul pun turut serta. Nah, sesampai di sana, tim harus menelan kekecewaan karena sama sekali tidak menemukan aktifitas pertambangan timah jenis apapun. Karena tidak ada aktifitas apapun yang berbau timah, tim pun memilih balik kanan untuk pulang.
Dan Pol PP Bangka, Heri Hermanto saat dikonfirmasi Radsul mengatakan, semua bermula adanya nota dinas yang disampaikan Disbudpar ke Pol PP. "Maka kita pun diminta melakukan penertiban mengingat wilayah seputaran tersebut merupakan objek wisata," kata dia.
Namun setelah ditelusuri bahkan bertanya kepada pengurus tempat objek wisata tersebut tidak ada sama sekali diakui adanya kegiatan pertambangan. "Mereka pun bingung karena mereka sendiri merasa tidak ada aktifitas penambangan di lokasi objek wisata tersebut," lanjutnya.
Radsul sempat melakukan konfirmasi kepada pengurus tempat objek wisata religius Pat Hin Sang, Marjono. Kata dia, memang dulu ada aktifitas penambangan di daerah tersebut namun sudah lama.
"Dan yang melakukan aktifitas penambangan bukan di lokasi objek wisata tapi di bawah bukit. Dan kini tidak ada aktifitas penambangan di sini. Kita juga tidak pernah memberi laporan ke dinas maupun media  karena memang kita tidak merasa terganggu, karena tidak ada aktifitas penambangan timah yang merusak tempat kita," katanya heran.
Nah, sementara Kasi Objek Wisata Disbudpar Suharman, saat dikonfirmasi terkait laporan sehingga menerbitkan nota dinas, berawal dari membaca berita sebuah berita di tabloid terbitan nasional yang memberitakan  objek wisata Pat Hin Sang sudah terambah aktifitas penambangan timah ilegal.
"Maka kita pun langsung mengambil tindakan menyampaikan ke Bupati Bangka sehingga terbitlah nota dinas untuk melakukan penertiban," ujarnya.
Lalu, setelah baca berita itu, apakah kalian mengecek ke lokasi?
"Kita tidak perbah turun ke lapangan tapi kita antisipasi, ya kita sampaikan saja ke bupati," terangnya. (j0i)

Bangka Raih AMPL Award 2011

ShareKabupaten Bangka kembali mengukir prestasi. Selasa (11/10) yang lalu Bupati Bangka H Yusroni Yazid SE kembali menerima penghargaan dari pemerintah RI yang bergerak di bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
Penghargaan Inisiatif Pembangunan AMPL tahun 2011 yang diprakrasai Bappenas itu diberikan kepada Kabupaten Bangka karena merupakan daerah kabupaten terbaik dalam pengelolaan bidang air minum dan penyehatan lingkungan yang ada di Kabupaten Bangka. Indikator dan sasaran yang menjadi penilaian sehingga Kabupaten Bangka menjadi daerah terbaik dalam program air minum dan penyehatan lingkungan ini antara lain seluruh masyarakat yang memiliki akses terhadap air minum, seluruh sumber air baku dan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam kondisi terlindungi, seluruh pemerintahan dan masayarkat desa berperan aktif dalam promosi dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, seluruh masyarakat memiliki akses terhadap lingkungan yang sehat dan seluruh sektor air minum dan penyehatan lingkungan memiliki perangkat peraturan yang memadai. (humas/Lutfi)

Barongsai Bangka Berjaya di Piala Presiden

ShareSUNGAILIAT - Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Barongsai Keakraban Sosial Dewi Kuan Yin Sungailiat berhasil meraih predikat juara harapan II dan III dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada Sail Wakatobi Belitong 2011.
      Menurut pemilik TMB Barongsai Keakraban Sosial, Hermanto Wijaya di Sungailiat, Senin (17/10), keberhasilan anak asuhnya setelah berhasil melakukan berbagai atraksi yang memukau penoton dengan meloncat setinggi 170 cm tanpa ada alat bantu.
     "Meskipun hanya meraih juara harapan II pada kategori semi lantai dan juara III kategori lantai, kami cukup puas karena mampu bersaing dengan tim barangsoai dari luar Pulau Bangka," katanya saat disambut Wakil Bupati Bangka, Nurhidayat Rani.
      Ia mengatakan, keberhasilan ini pula menjadi pemacu untuk lebih bersemangat latihan di mana, barongsai tersebut baru berdiri hampir satu tahun yakni diresmikan pada tanggal 9 September 2010.
       "Pemain Barongsai Keakraban Sosial Dewi Kuan Yin semuanya pelajar dari tingkat SD sampai SMA dan dari berbagai etnis," katanya.
      Menurutnya, barongsai yang dipimpinnya adalah barongsai pemerintah di mana sebelumnya mendapatkan bantuan Rp 200 juta dari pemerintah pusat melalui APBN.
      Sementara Wakil Bupati Bangka sekaligus pembina mengatakan, pemerintah prisipnya mendukung seni barongsai sebagai budaya Bangka Belitung.
      "Barongsai bagi masyarakat di Bangka umumnya sudah tidak asing lagi dan menjadi hiburan yang banyak diminati masyarakat," ujarnya.
      Meskipun pemerintah daerah kata dia, sampai sekarang belum mengeluarkan bantuan finansial khusus bagi Barongsai Keakraban Sosial Dewi Kuan Yin tetapi tetap komit memberikan pembinaan sebagai wujud kepedulian pemerintah daerah.
      "Saya berharap prestasi ini terus ditingkatkan agar kedepannya lebih baik lagi," demikian kata Nurhidayat Rani. (cr03)

Di Mana Kesejahteraan Guru Penjaskes?

ShareMERAWANG - Kesejahteraan para guru olahraga masih butuh perhatian lebih. Utamanya, mereka adalah sosok orang yang bisa mengetahui bibit atlet muda lebih dini.
Perhatian pemerintah daerah baik Pemkab maupun Provinsi masih sangat kurang dalam memperhatikan kesejahteraan para guru olahraga, konkritnya lagi kini di Kabupaten Bangka sendiri insentif guru olahraga yang tadinya Rp 500 ribu kini malah dipotong tinggal Rp 300 ribu.
"Sebaliknya, pemerintah meminta kami untuk meningkatkan kinerja, jadi kami sebagai guru ini memang hanya mengandalkan semangat dan rela berkorban saja, jam kerja kami-kami yang tidak sertifikasi ini sama dengan yang telah tersertifikasi, yakni sama 24 jam," keluh pemerhati dunia olahraga yang sekaligus juga sehari-hari bertugas sebagai Guru Penjaskes di SDN 14 Desa Balunijuk Kecamatan Merawang, Syamsudin.
Belum lagi, fokus mereka dengan segala upaya setiap hari berhadapan dengan anak atau siswa di sekolah dengan macam-macam sifat dan karakter masing-masing.'
"Jadi, tugas kami ini lebih berat ketimbang mereka yang berada dalam jajaran PNS struktural, yang kebanyakan lebih santai duduk di belakang meja, padahal kesejahteraan mereka pun jauh melampaui kami ini," katanya.
Belum lagi tambahnya, sarana dan prasarana di Merawang saat ini masih kurang, padahal seperti olahraga renang misalnya kami melihat ada beberapa bibit atlet renang dari Desa Balunijuk yang sudah pernah dicoba, dan hasilnya tanpa diduga ternyata cukup baik.
"Tapi, keterbatasan sarana membuat kami harus bolak balik antar mereka dari satu kolam renang ke kolam renang lainnya baik Pangkalpinang maupun Sungailiat," ujarnya.
Nah, dia kepada Radsul menyampaikan, sebenarnya masih banyak bibit-bibit olahragawan di daerah yang belum terberdayakan secara optimal.
"Khususnya dalam cabang atletik, padahal selama ini sudah banyak juga contoh prestasi yang ditorehkan oleh para peserta Cabang olahraga yang satu ini," katanya.
Namun persoalannya sekarang adalah mengapa mereka ini kemudian seolah-olah tidak mendapatkan tempat untuk menelurkan bakat, minat kemampuan tersebut, jawabannya adalah karena disebabkan banyak faktor yang mengekori di belakangnya. "Contoh, yang pertama adalah perhatian dari pemerintah, dukungan orang tua, dan pandangan para bibit olahraga itu sendiri," ulasnya.

Dan ada satu lagi yang ia sesalkan, acap kali kecolongan atlet yang malah memilih menjual kemampuannya untuk daerah lain. "Itu karena pemerintah daerah memang tidak tanggap dan kurang memperhatikan mereka," ujar Syamsudin. (cr04)

Terlalu Bergantung Satu Sektor

ShareMERAWANG - Harga timah yang selama ini menjadi sektor andalan ekonomi masyarakat Bangka Belitung saat ini sedang tak bersahabat.
Salah satu pemerhati masalah ekonomi masyarakat dari Universitas Bangka Belitung (UBB) Suhardi, SE M.Sc.Akt kepada Radsul berkata, kendala utama masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat Bangka Belitung saat ini tidak terlepas dari akibat terlalu merasa santai dan dimanjakan oleh alam.
"Sehingga menimbulkan rasa cepat puas dan malas, perekonomian hanya ditopang dari satu sektor saja, misalnya timah," katanya.
Sementara hasil timah yang diperoleh dari dalam perut bumi Babel ini alhasil hanya dijual dalam bentuk balok atau mentahnya saja, bukan dijual setelah diolah atau mampu memproduksi sendiri, demikian juga dengan karet yang di jual dalam bentuk mentah, demikian   juga hasil pertanian kelapa sawit.
"Jadi hemat saya kondisi saat ini lebih dominannya masyarakat kita adalah mereka kena imbas harga barang, apalagi sebetulnya saat ini demam krisis global di eropa dan amerika," ujarnya lagi.
Suka atau tidak suka akan ikut mempengaruhi ekonomi Negara lain termasuk Indonesia, apalagi selama ini eropa dan Amerika katanya adalah merupakan Negara yang kerap membeli timah dari Indonesia khususnya dari Bangka Belitung.
Dia melihat persoalan ini masih akan menemukan jalan keluar, asal tidak lagi bertumpu ke satu sektor.
"Misalnya hanya mengandalkan timah, tapi harus ada pengalihan ke pengembangan sektor usaha ekonomi yang lain misalnya harus serius dan konsisten, pada pengembangan sektor pariwisata," tegasnya.
Dan katanya tidak boleh dilakukan setengah-setengah.
Penyakit  berikutnya di Bangka Belitung ini adalah sistem tata niaga yang dikuasai oleh Negara lain contohnya Malaysia. "Sawit-sawit hasil pertanian dari petani kita dominanya dikuasai oleh mereka, termasuk menentukan harga jualnya, dan inilah yang kemudian harus segera di benahi dengan cara memberikan proteksi atau perlindungan harga bagi para petani kita," harap Suhardi. (cr04)

Aspal Mapur, Entah Kapan?

ShareRIAUSILIP - Sejumlah jalan di Kecamatan Riau Silip belum tahu kapan akan diaspal, khususnya jalan yang saat ini kondisinya masih tanah merah dan sebagiannya berlubang menjadi kubangan air. Camat Riau Silip, M Ansori MUslim saat Radsul konfirmasi mengatakan kondisi jalan yang ada merupakan jalan Kabupaten dan beberapa diantaranya terletak di Desa Mapur dan Deniang.
Menurut Ansori jalan tersebut sudah diusulkan  melalui musrenbang, namun belum tahu kapan akan diaspal karena sampai saat ini APBD untuk tahun 2012 belum disahkan.
Beberapa jalan yang kondisinya masih tanah merah diantaranya jalan Bedukang lanjutan ke Air Antu, Mapur terusan Tuing dan dari Melintang Mapur ke Dusun Puntik.
"Untuk jalan Kabupaten, tiap musrenbang kita usulkan, terutama jalan bedukang lanjutan ke Air Antu, Mapur terusan ke Tuing dan dari Mapur Melintang ke Puntik yang masih tanah merah," tukasnya.
Ditambahkannya, usulan yang terus disampaikan untuk jalan kabupaten yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bangka ini belum mendapat realisasi dan putusan dari Pemerintah Kabupaten Bangka. Untuk tahun depan juga belum bisa dipastikan akan dibangun atau tidak.
"Kita usulkan terus jalan kabupaten itu, anggarannya dari APBD. Namun realisasi dan putusannya ada di Pemda Bangka. Belum ada laporan atau tindak lanjut kekita bahwa akan di bangun karena APBD tahun depanpun belum disahkan," jelasnya.
Dikatakannya lagi, saat ini untuk jalan yang akan dilakukan peningkatan adalah jalan berskala negara yang dibiayai oleh APBN seperti jalan yang terletak di Dusun Kayu Arang, Desa Cit dan Desa Riau.
Pelaksanaan proyek APBN ini dilaksanakan tahun 2011 dan pihak pemerintah Kecamatan Riau Silip dan Pemkab Bangka sedang mengupayakan pembebasan lahan.
Sebelumnya dilansir Radsul, jalan yang berada di Dusun Tanjung Tuing, Desa Mapur Kecamatan Riau Silip yang jaraknya cukup jauh harus menempuh jarak sedikitnya 20 Km dengan kondisi jalan, dominan adalah tanah kuning berbatuan serta kalau musim hujan beberapa titik jalan terdapat genangan air.
Masyarakat setempat selain belum merasakan jalan yang mulus juga penerangan listik PLN juga fasilitas kesehatan yang memadai.
Kondisi ini menjadi gambaran belum meratanya kesejahteraan pembangunan di Kabupaten Bangka khususnya daerah terpencil. Dusun Tanjung Tuing, Desa Mapur Kecamatan Riau Silip hanya salah satunya saja dengan keadaan demikian masih banyak dusun-dusun lainnya di wilayah Bangka yang belum bisa menikmati kesejahteraan pembangunan.(trh)

Agung: PLN Jangan Asal-asalan

ShareSUNGAILIAT - DPRD Kabupaten Bangka, meminta agar PLN dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya.
Itu ditegaskan salah satu anggotanya, Agung Setiawan. Pasalnya menurut Agung upaya pelayanan yang diberikan PLN RantingSungailiat terkreswan kurang optimal.
"Banyak keluhan yang disampaikan masyarakat ke DPRD ini," ujar Agung.
Misalnya saja kata dia, beberapa waktu lalu telah terjadi kebakaran travo di seputaran gardu yang ada di dekat Puskesmas Desa Kenanga, namun setelah diganti bukan makin bagus, malah kekuatan listriknya tidak sesuai untuk konsumsi.
Dia beranggapan pergantian travo terkesan asal-asalan, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan listrik tidak sesuai dengan didistribusikan.
"Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat konsumen, aktifitas mereka jadi terganggu bahkan peralatan mereka jadi rusak. Kalau begini siapa yang mau bertanggungjawab," keluhnya.
Nah, selaku wakil rakyat berharap PLN meninjau kembali travo yang telah pasang, agar kejadian menakutkan itu tidak terjadi lagi.
Tambah Agung, selain permasalahan yang seperti itu, juga banyak keluhan masyarakt menyangkut adanya sistim tembak dalam pencatatan listrik oleh mitra PLN.
"Kita juga minta PLN jangan lempar batu sembunyi tangan menanggapi permasalahan ini, sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk memonitoring hasil kerja para mitra," pintanya. (j0i)

Pendatang Dianggap Tambah Kemiskinan

ShareRIAUSILIP - Maraknya para pendatang yang belakangan menjadi ramai dibicarakan di berbagai media massa lokal, membutuhkan perhatian khusus untuk dapat mengontrol agar tetap bisa dalam koridor pendatang sebagai pembawa dampak positif bukan pembawa dampak negatif.
Tak terkecuali Desa lainnya, Desa Deniang Kecamatan Riau Silip juga selain memberdayakan Hansip bersama Ketua  RT sebagai ujung tombaknya juga menunggu datangnya tim terpadu yang akan turut membantu pendataan. Menurut Kepala Desa Deniang, Ferdy H Karindra kepada Radsul pentingnya pendataan karena untuk mencegah hal-hal yang negatif terjadi.
"Dengan pendataan kita bisa mengetahui keberadaan dan juga kondisi pendatang yang ada didaerah Bangka ini," ujarnya.
Lebih lanjut ia katakan permasalahan pendatang terlepas dari hal positif seperti ikut membangunan lingkungan tempat ia tinggal namun juga tidak jarang menjadi hal yang negatif misalkan dengan adanya pendatang otomatis sumber daya alam akan tergerus, belum lagi masalah kriminal, kesehatan dan lain-lainnya.
"Dampak negatifnya seperti harta kita tergerus, kriminal yang bisa saja menyangkut permasalahan teroris bisa saja ada. Karena terkadang pelaku ini manis, sopan. Tapi kalau ada pendataan mudah-mudahan niat buruk itu tidak berlaku," ungkapnya.
Ditambahkannya, terlebih pemerintah saat ini sedang gencar deradikalisasi (membasmi teroris, red) sehingga para pelaku yang berniat menetap atau bersembunyi di Bangka  bisa saja tidak akan berani bila ada pendataan. Dalam hal ini desa yang sifatnya menghimbau sudah melakukan juga hal seperti menyebarkan surat dan menempelkan pada tempat pengumuman untuk membantu pemerintah.
Selain itu menurutnya keberadaan pendatang bisa saja hanya menambah daftar banyaknya rakyat miskin di Bangka padahal sebenarnya bukan masyarakat Bangka Belitung. Sebab kalau dari masyarakat Bangkanya sendiri sudah sangat memperhatikan kesejahteraan hidup, contohnya dengan mengikuti program KB sehingga tidak menambah beban hidup yang lebih besar.
"Makin banyaknya rakyat miskin di Bangka Belitung, padahal bukan masyarakat Bangka Belitung. Jadi bisa saja keberadaan pendatang hanya menambah jumlah rakyat miskin di Bangka Belitung. Belum lagi masalah kesehatan, karena kita tidak tau, mungkin saja mereka datang membawa bibit penyakit," jelasnya.
Ferdy juga mengatakan program  Jaminan kesehatan seperti JKSS (Jaminan Kesehatan Sepintu Sedulang), Jampersal (Jaminan Persalinan), santunan kematian juga dengan mudah bisa dinikmati semua pihak termasuk pendatang, padahal murninya program itu untuk masyarakat Bangka.
"Jaminan kesehatan, JKSS, Jampersal, santunan kematian, kalau orang luar datang  terkadang  mudah dapat KTP. Bisa saja dengan mudah juga mereka mendapatkannya (JKSS,Jampersal, Santunan Kematian, red), padahal masyarakat Bangka sendiri belum tentu banyak yang memakainya. Pentingnya untuk lakukan survey dan pendataan, masyarakat pendatang rawan kena penyakit, tapi kalau dia mati dapat jaminan kematian," tandasnya.(trh)


LSM Fiesta Konsen Bentuk Karakter Pemuda

ShareSUNGAILIAT - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Fiesta, Minggu, (16/10) bertempat di Masjid Al Ittihad, Sungailiat kembali hadir untuk pelajar di Kabupaten Bangka.
Kali ini organisasi yang sangat mengkonsentrasikan dirinya kepada character building di kalangan pelajar, menggelar kajian keislaman untuk pelajar.
Kajian yang disampaikan pun mengambil tema tentang pemuda Islam, antara tantangan dan harapan yang diisi oleh Ust. Junaidi SH, S.Hi.
Dalam uraiannya, pembicara mengingatkan peran besar yang menjadi tanggungjawab pemuda dalam mengusung peradaban.
Dalam catatan sejarah peradaban manapun, para pemuda selalu menjadi garda terdepan dalam gerakan perubahan dan perbaikan.
hal ini memungkinkan karena para pemuda memiliki berbagai potensi yang sangat luar biasa bila mampu dioptimalkan.
Di satu sisi, kini para pemuda juga menghadapi tantangan yang luar biasa besarnya dari berbagai sisi.
"Faktor-faktor destruktif silih berganti datang menyerang dan menutupi keunggulan karakter pemuda," katanya.
Ust. Junaidi juga membagi tips kepada para peserta yang hadir agar para pemuda tetap mampu bertahan dengan berbagai keunggulan karakter yang melekat pada diri mereka, di antaranya dengan selalu berusaha berkumpul dalam wadah atau organisasi yang memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan potensi pengembangan karakter mereka.
Setelah materi, acara dilanjutkan dengan sesi games. Para peserta yang berjumlah sekitar 50 orang dan berasal dari berbagai SMP dan SMA yang ada di sekitaran Sungailiat mengikuti sesi games dengan antusias.
Apalagi saat games kapal karam, para peserta pun berusaha untuk bisa mendapatkan hikmah dan pelajaran dari games tersebut.
Direktur LSM Fiesta, Masagus Zulmedi SE mengungkapkan bahwa kegiatan serupa akan digelar secara rutin.
"Selain itu, LSM Fiesta juga akan terus menggulirkan berbagai kegiatan untuk para pelajar di Kabupaten Bangka. (j0i)

Warga Rajik Heran Kadesnya Gentayangan

ShareSUNGAILIAT - Kabar kasus dugaan penyelewengan duit bangunan masjid sebesar Rp 500 juta kembali dipertanyakan oleh warga Rajik Kecamatan Simpang Rimba, Bangka Selatan.
Belasan orang warga desa tersebut kemarin (17/10) berduyun-duyun datang ke Pengadilan Negeri (PN) Sungailiat.
Kedatangan mereka intinya, untuk mengetahui kabar teranyar soal kejelasan kasus hukum yang telah  divonis oleh majelis hakim PN Sungai beberapa waktu yang lalu.
Saat ini proses hukumnya masih dalam tahapan proses kasasi.
Setiba di PN Sungailiat, rombongan diterima langsung oleh Humas Pengadilan Negeri Sungailiat Heneng Punjadi SH.
Melalui salah satu perwakilannya, Ibrahim, menyampaikan keluhan rombongan itu, yaitu ingin menanyakan kasus persoaalan  penyelewengan uang bangunan masjid, yang ditengarai dilakukan oleh Kades Rajik dan 3 anggota BPD Rajik Kecamatan Simpang Rimba.
Terdakwa sendiri divonis selama 1,6 tahun oleh majelis hakim PN sungailait, beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 8 Agustus 2011.
Sampai saat ini, si terdakwa Kades bernama Kartani masih berkeliaran di Desa Rajik.
Nah, melihat hal tersebut masyarakat Desa Rajik mempertanyakan.
Apalagi, Kartini diketahui masih menjabat sebagai kades.
"Desa kami juga mendapat bantuan dari pihak ketiga dari bantuan kapal isap swasta, tiap bulan sebesar Rp 70 juta, dari PT Timah Rp 30 juta, kapal keruk  tiap bulan nya Rp 15 juta, saat ini kapal keruk ada empat buah, serta belasan kapal isap dan kapal keruk beropersi di Desa Rajik dan Permis," terangnya.
Harapan warga, mereka meminta keadilan, serta masyarakat menilai jangan sampai masalah tersebut terulang lagi.
Menanggapi itu Humas PN Sungailiat Heneng punjadi SH mengatakan kepada wartawan, pihaknya sudah membacakan vonis keempat tersangka pada bulan Agustus lalu.
'Namun masih berstatus tahanan kota karena keempat tersangka mengajukan banding atau kasasi kepada Mahkamah Agung," terangnya. (cr05)  

Mendobarat Masih Bisa "Bernafas"

ShareMENDOBARAT - Selain  sebagai salah satu Desa yang terkenal dengan pusat pendidikan Islamnya  Desa Kemuja Kecamatan Mendobarat, juga sangat tersohor dengan perekonomian penduduk mereka yang 90 persen adalah bermata pencaharian sebagai petani karet.
Namun untuk sampai saat ini harga karet masih terbilang cukup stabil yakni berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu perkilogramnya.
Namun untuk Sahang atau lada yang kini justeru harganya melambung mencapai Rp 80 ribu perkilogramnya, sudah tidak lagi mendominasi di Desa Kemuja hal ini terjadi lantaran karena sudah banyaknya petani lada yang pindah pekerjaan, seiring juga dengan tingginya harga pupuk dan obat-obatan pertanian.
Ini dijelaskan oleh Kepala Desa Kemuja M Kosim saat ditemui Radsul, Jumat (14/10) di kantor Desa Kemuja.
Ia juga mengatakan saat ini Kemuja sudah kondusif setelah beberapa waktu lalu di terpa ulah sekelompok pemuda desa yang berkelahi dengan Pemuda Desa Zed.
"Persoalan itu sudah selesai. Dalam sektor pembangunan saat ini kami sedang fokus kepada  pengaspalan jalan antara Desa Kemuja ke Desa Payabenua yang seharusnya berjarak 8 Km tapi yang dibantu pemerintah kini baru 1 Km," terangnya.
Jalan itu diaspal secara bertahap. Pembangunan jalan usaha perkebunan, yang saat ini baru sebatas tanah puru sepanjang 4 Km, mereka juga bangun kantor BPD meskipun kemarin sempat  kembang kempis. "Karena dana yang tersedia hanya Rp 25 juta. Perhatian dan juga spirit dari pemerintah masih sangat kami butuhkan, sehingga Desa kami ini dapat terus berusaha mengembangkan diri dan memberikan kesejateraan kepada masyarakat kami di Desa Kemuja ini," harap M Kosim. (cr04)

Raih Emas, Siswi SMP 2 Bidik Korea

ShareSUNGAILIAT - Siswi SMP Negeri 2 Sungailiat, Kila Nurtjanah mampu meraih mendali emas dalam ajang lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) tingkat Nasional yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah pada 3 Oktober sampai 8 Oktober 2011 lalu.
      Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sungailiat, Iwan Kusuma di Sungailiat, Senin (17/10), keberhasilan Kila Nurtjanah meraih mendali emas dalam ajang tersebut setelah yang bersangkutan mampu menggalah 40 peserta lainnya dari seluruh Indonesia pada kategori yang sama.
      "Keberhasilan Kila meraih mendali emas merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami khususnya dan pemerintah daerah Kabupaten Bangka maupun pemerintah Provinsi Bangka Belitung umumnya," katanya.
      Ia mengatakan, mendali emas yang diraih Kila merupakan mendali pertama kalinya yang berhasil dari beberapa ajang kopetisi yang diikuti dari siswa SMP Negeri 2 Sungailiat.
     "Kalau untuk tingkat Provinsi Bangka Belitung ataupun tingkat Kabupaten Bangka, sudah sering siswa kami meraih juara satu, namun baru sekali ini mendapatkan emas pada tingkat Nasional," katanya.
     Untuk mengembangkan prestasi siswa kata dia, pihak sekolah melakukan berbagai program termasuk program pendidikan akademik maupun non akademik di mana kegiatan tersebut dilakukan dan program 8 standar serta program lainnya.
     "Keberhasilan Kila yang sekarang duduk di kelas IX diharapkan dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk mengejar prestasi sesuai dengan kemampuan di bidangnya," ujarnya.
     Menurutnya, semua siswa mulai dari kelas VII sampai kelas IX, diwajibkan mengikuti pendidikan tambahan dengan waktu yang ditentukan mulau jam 13.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB.             Dengan mendali emas yang diraih Kila kata dia, akan memenuhi syarat sekolah yang menyandang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), di mana setiap sekolah RSBI wajib meraih piala baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.
     "Saya mengharapkan prestasi siswa untuk tingkat Nasional bahkan Internasional dapat dipertahankan," katanya.
     Iwan mengatakan, hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2010 - 2010, SMP Negeri 2 berhasil meriah nilai teringgi setelah SMP Negeri dari Kota Pangkalpinang dengan nilai 7,02.
     "Saya menargetkan nilai UN pada tahun 2011 - 2012 mencapai 8,0 dan mudah-mudahan target tersebut tercapai sesuai yang diharapkan," katanya.
      Sementara menurut Kila Nurtjanah, keberhasilannya meriah mendali emas setelah dirinya melalukan penerilitian mengenai lebah madu liar yang berjudul Arsitektur Sunggau di Bangka Sarang Buatan Lebah Madu Liar.
      "Saya memberikan pemikiran bahwa lebah madu liar nantinya dapatkan dimanfaatkan oleh masyarakat tidak harus di hutan belantara karena bisa didapat dihutan yang tidak terlalu banyak batang setelah memakai alat atau sarang buatan yang saya rancang," jelasnya.
      Kila mengakui, dirinya agak mengalami kesulitan melakukan riset di lapangan karena banyak pohon hutan yang ditebang masyarakat sehingga mengurangi populasi sarang lebah madu liar.
      "Saya mengambil penelitian lebah madu liar berawal dari inspirasi setiap saya dan ayah saya membeli madu ke salah satu pedagang," katanya.
      Ia mengatakan, dirinya bersama dengan guru pembimbing sedang mempersiapkan lomba yang sama pada ajang tingkat Internasional, yang rencananya di pusatkan di Korea Selatan pada Agustus 2012 dengan terlebih dahulu menyerahkan hasil penelitiannya ke panitia pada November 2011. (cr03)
   

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More