This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 10 Januari 2012

Anggota Itu Diperiksa

ShareSUNGAILIAT - Kapolres Bangka AKBP Pipit Rismanto SIK menegaskan, anggota Polantas Polres Bangka yang sempat berinsiden dengan wartawan soal kamera, sedang menjalani pemeriksaan oleh PROPAM.
Itu dikatakan Pipit kemarin, di sela-sela kegiatan pertemuan dengan Kades dan Lurah se Kabupaten Bangka di aula pertemuan di Kuday.
"Ya, hari ini (kemarin, red) dia sudah kita periksa, rekan-rekan wartawan boleh dicek, kita mau lihat kebenarannya, baik dari dia maupun dari wartawan," kata Pipit.
Dia berjanji jika memang terbukti bahwa ada tindakan arogansi dari anggotanya yang berinisial AG itu, maka dia tidak segan-segan untuk menindak tegas, karena jika benar ia menganggap itu tindakan yang memalukan korps.
"Tapi ya itu tadi, ini bukan dipukul rata Polisi, tapi oknum. Kita jangan sampai membuat sebuah opini kalau semua Polisi begitu. Tapi saya janji kalau nanti di hasil pemeriksaan memang terbukti, tentu harus ada tindakan tegas, pegang omongan saya," katanya.
Namun, dia juga meminta untuk kerjasama dari wartawan yang bersangkutan untuk datang saat diundang jika dimintai kejadian versi wartawan. Karena Pipit enggan mengambil sebuah keputusan tanpa melihat dua sisi.
"Nanti kita akan kita dengarkan penjelasan lebih rinci lagi, jangan sampai ada yang  lebih merasa dipojokan lagi,” kata Pipit lagi.
Dia meminta, agar permasalahan seperti itu cukup terjadi sekali saja dan jangan terulang kembali. "Semoga ini menjadi pembelajaran buat kita semua," kata Kapolres kepada sejumlah wartawan, yang juga dihadiri Pemimpin Redaksi Radar Sungailiat, Eka M Putra.
Menanggapi hal itu, Putra langsung menanyakan kepada Kapolres, "undangan" yang dimaksudkan Kapolres kepada wartawan Radsul nantinya berbentuk apa.
"Tapi sebelumnya saya mau minta kejelasan, pemanggilan wartawan saya nanti berbentuk apa? Dan saya juga bertanggungjawab untuk terus mendampingi wartawan saya," kata Putra kepada Kapolres kemarin.
Nah, soal itu Pipit, pemanggilan itu bukan bersifat interogasi atau sejenisnya, hanya diminta bercerita versi wartawan.
"Itu bukan semacam interogasi di Reksrim, itu cuma bercerita, dan Bapak tentu boleh mendampingi," katanya.
Seperti diberitakan Radsul edisi kemarin, ada perbuatan kurang menyenangkan yang melibatkan profesi wartawan.
Wartawan Harian Pagi Radar Sungailiat (Radsul) harus menerima pil pahit setelah seluruh data-data di kamera digitalnya dihapus secara paksa oleh oknum Polisi Lalu Lintas dari Polres Bangka.
Cerita kejadian yang memalukan sekaligus memilukan itu berawal hari Sabtu (7/1) wartawan Radar Sungailiat berniat mengambil foto kegiatan razia yang dilakukan Lantas Polres Bangka di depan Mapolsek Baturusa Kecamatan Merawang.
Mengingat ada momen unik yang akan ia abadikan ada di depan mata, maka wartawan turun dari kendaraannya dan mengambil sekitar 3 foto, yang lalu akan berniat meminta data ke pihak Lantas.
Namun, berselang beberapa saat wartawan Radsul usai menjepret, datanglah 2 orang anggota--yang nama keduanya tidak kami tampilkan.
Tanpa ba-bi-bu lagi, salah satu dari mereka yang berperawakan lebih tinggi meminta kamera wartawan sembari ngomel-ngomel.
Dia sempat berkata, kenapa mengambil foto razia, tanpa ada izin dari aparat yang ada. Ditanya begitu wartawan Radsul menjawab, kebetulan ada momen lucu yang mau ia abadikan, buktinya hanya 3 foto saja yang ia ambil, sembari ia menunjukkan kartu persnya untuk membuktikan bahwa ia dalam masa tugas. Kata Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto, memang tidak ada prosedur dalam kepolisian yang mengatur  bahwa setiap kali wartawan hendak mengambil gambar pada kegiatan yang dilakukan Polisi harus minta izin lebih dulu, namun masih kata AKPB Herry Purwanto, meski tidak ada prosedur resmi, paling tidak wartawan juga ada komunikasi.
AKPB Herry Purwanto dirinya selaku Kasat Lantas Polres Bangka, meminta maaf atas perbuatan anak buahnya di lapangan terhadap Wartawan Radar Sungailiat, karena menurut dia masalah ini terjadi karena misskomunikasi semata.
"Ini mungkin hanya ada misskomunikasi saja. Mungkin nanti harus saling ada saling pengertian saja, saya minta maaflah atas tindakan anggota saya," katanya.
Pimred Radsul pun meminta maaf kepada Kasat Lantas, karena tindakan wartawannya yang mungkin membuat anggota tadi berang. (lya)

Polisi Rampas Kamera Wartawan

ShareMERAWANG - Perbuatan kurang menyenangkan yang melibatkan profesi wartawan terjadi lagi.
Wartawan Harian Pagi Radar Sungailiat (Radsul) harus menerima pil pahit setelah seluruh data-data di kamera digitalnya dihapus secara paksa oleh oknum Polisi Lalu Lintas dari Polres Bangka.
Cerita kejadian yang memalukan sekaligus memilukan itu berawal hari Sabtu (7/1) wartawan Radar Sungailiat berniat mengambil foto kegiatan razia yang dilakukan Lantas Polres Bangka di depan Mapolsek Baturusa Kecamatan Merawang.
Mengingat ada momen unik yang akan ia abadikan ada di depan mata, maka wartawan turun dari kendaraannya dan mengambil sekitar 3 foto, yang lalu akan berniat meminta data ke pihak Lantas.
Namun, berselang beberapa saat wartawan Radsul usai menjepret, datanglah 2 orang anggota--yang nama keduanya tidak kami tampilkan.
Tanpa ba-bi-bu lagi, salah satu dari mereka yang berperawakan lebih tinggi meminta kamera wartawan sembari ngomel-ngomel.
Dia sempat berkata, kenapa mengambil foto razia, tanpa ada izin dari aparat yang ada. Ditanya begitu wartawan Radsul menjawab, kebetulan ada momen lucu yang mau ia abadikan, buktinya hanya 3 foto saja yang ia ambil, sembari ia menunjukkan kartu persnya untuk membuktikan bahwa ia dalam masa tugas.
Namun nampaknya alasan itu tidak mematahkan emosi Polantas tadi. Dia merampas kamera wartawan dan langsung menghapus seluruh memori dan data yang ada di kamera. Padahal, di kamera tersebut ada beberapa foto penting yang akan dijadikan bahan koran. Bahkan ada data wawancara wartawan dengan salah satu pejabat penting pun hilang, padahal di data itu ada klarifikasi berita, tentu hal tersebut merugikan wartawan.
Ironisnya, sebelum ia berlalu, anggota tadi sempat menebarkan sedikit perkataan kasar yang intinya akan mencari wartawan tadi jika ada apa-apa dengan mereka berdua.
Polisi itu tetap bersikeras bahwa wartawan ini telah bertindak sewenang-wenang mengambil foto saat operasi razia kendaraan bermotor tanpa izin dulu.
"Lain kali kalau ngambil gambar izin dulu ya, kami tau kok memang banyak yang tidak suka dengan kami," ujarnya sembari berlalu.
  Mengingat pentingnya kejadian itu, Pemimpin Redaksi Radar Sungailiat, Eka Mahendra Putra langsung menghubungi Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto SH SIK, yang saat dihubungi mengaku sedang ada tugas di Jakarta. Dalam konfirmasi melalui via telepon yang kurang lebih berjalan selama 5 menit tersebut Pimred Radsul menceritakan kronologis perbuatan tidak menyenangkan oleh salah satu anggotanya itu.
Eka M Putra juga menanyakan kepada Kasat Lantas Polres Bangka AKBP Herry Purwanto, SH, SIK apakah benar dalam setiap akan mengambil gambar seperti razia kendaraan bermotor wartawan mesti minta izin lebih dulu.
Kata AKBP Herry Purwanto, memang tidak ada prosedur dalam kepolisian yang mengatur  bahwa setiap kali wartawan hendak mengambil gambar pada kegiatan yang dilakukan Polisi harus minta izin lebih dulu, namun masih kata AKPB Herry Purwanto, meski tidak ada prosedur resmi, paling tidak wartawan juga ada komunikasi.
AKPB Herry Purwanto dirinya selaku Kasat Lantas Polres Bangka, meminta maaf atas perbuatan anak buahnya di lapangan terhadap Wartawan Radar Sungailiat, karena menurut dia masalah ini terjadi karena misskomunikasi semata.
"Ini mungkin hanya ada misskomunikasi saja. Mungkin nanti harus saling ada saling pengertian saja, saya minta maaflah atas tindakan anggota saya," katanya.
Pimred Radsul pun meminta maaf kepada Kasat Lantas, karena tindakan wartawannya yang mungkin membuat anggota tadi berang.
"Mungkin anggota tadi lagi haus, sehingga butuh minum. Tapi biarlah, tidak usah disebutlah nama 2 anggota itu, kasihan nanti mereka dimarahin Kasatnya. Saya juga selaku Pimred minta maaf juga kepada Kasat Pak Herry, ke depan akan dikoordinasikan lagi hal seperti ini, mungkin wartawan khilaf," ujar Putra.
Sementara itu, uniknya dari beberapa laporan masyarakat kepada wartawan Radar Sungailiat, mereka yang sebagian besar ini adalah merupakan pengguna jalan raya alur Sungailiat-Pangkalpinang dan sering lewat di depan Mapolsek Baturusa, juga mengaku  mengeluh karena seringnya dilakukan razia di situ. (red)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More