MERAWANG - Siapa bilang orang keturunan malas berurusan dengan birokrasi pemerintahan? Buktinya, di Desa Dwi Makmur Kecamatan Merawang, hampir 90 persen warganya etnis, namun mereka antusias dengan program e-KTP.
Desa yang berjumlah penduduk kurang lebih 790 jiwa itu penduduknya mayoritas etnis Tiong Hoa, namun kata Sekretaris Desa, Holidah kepada Radsul kemarin, warga Dwi Makmur sama antusiasnya dengan warga pribumi.
"Kalau di Dwi Makmur ini saya merasa selama ini baik-baik saja, ya kalau untuk urusan administrasi misalnya KTP, kepengurusan izin usaha dan lain-lain , peran serta yang mereka perlihatkan cukup berjalan efektif selama ini, mungkin sama halnya dengan yang lain mereka ini banyaknya sebagai pedagang jadi taulah mana kewajiban yang harus di penuhi," kata Holidah.
Bahkan katanya dari pihak pemdes sendiri bersyukur karena meskipun giliran Dwi Makmur membuat e-KTP berada pada urutan 3 yang berarti waktunya masih lama tapi setiap hari selalu ada yang datang menanyakan kapan waktunya membuat e-KTP.
Terpaksa pihak desa menyampaikan kepada mereka untuk bersabar dan menunggu undangannya, karena undangannya sendiri masih disimpan di kantor desa karena kalau langsung diserahkan, mungkin keburu hilang.
”Sekali lagi sejauh ini untuk sosialiasi e-KTP berjalan aman-aman saja, hanya saja memang harus kami akui kalau di Desa Dwi Makmur yang notabennya banyak warga etnis ini, ya susahnya kalau diajak menghadari undangan atau rapat desa, kalau diundang mereka banyak yang cuek dan banyak yang tidak mau datang. Hanya itu saja, dan sejauh ini tidak ada masalah, karena untuk jabatan Kepala Desa Dwi Makmur ini baru akan dilakukan pemilihan Kepala Desa pada 16 Oktober 2011 mendatang, jadi sekarang masih kosong. Tapi kami bersyukur karena sejauh ini kondisi Dwi Makmur masih aman dan kondusif," tandasnya. (cr04)
0 komentar:
Posting Komentar