BELINYU - Ibu-ibu Rumah Tangga (IRT) mengamuk di kawasan parit 19, Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu pada Minggu sore lalu.
IRT yang berjumlah sekitar 100 orang ini membakar 3 tempat hiburan (Kafe) remang-remang setelah tersulut emosi karena kesal suaminya tidak pulang.
Kejadian bermula saat seorang suami, Ik (40), tak pulang-pulang ke rumah karena diyakini main gila dengan wanita pelayan kafe dan menginap di salah satu kafe.
Sama dengan beberapa suami istri lainnya yang serupa akhirnya para IRT menjadi berang, lalu dengan menumpangi kendaran bermotor mereka mendatangi kafe dan berteriak-teriak menguak semarahan yang tak tertahan lagi.
Setelah itu para ibu-ibu langsung merusak dan membakar tiga kafe yang ada di tempat itu, seketika api berkobar melalap habis cafe yang kerap dijadikan karaoke dan esek-esek oleh para lelaki hidung belang.
Spontan akibat kejadian itu para penghuni kafe yang mayoritas wanita muda lari terbirit-birit dengan sangat ketakutan sedangkan pemilik kafe hanya bisa melihat api melalap habis kafenya tak bisa berbuat apapun atas kemarahan para ibu-ibu yang sudah mencapai ubun-ubun ini.
Sesaat usai kejadian Kepolisian Sektor Belinyu segera bertindak sigap mengamankan lokasi kejadian untuk menghindari amuk massa yang lebih besar. Seluruh anggota Polsek Belinyu dikerahkan ke lokasi Parit 19. Massa dibubarkan dan pemilik kafe diamankan untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Belinyu Kompol Adam Erwindi, SIK yang saat kejadian bersama anggotanya sedang fokus mengamankan situasi kunjungan peserta Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari yang datang ke Belinyu saat mendengar kerusuhan tersebut Kapolsek langsung mengerahkan kekuatan untuk mengantisipasi amuk massa lebih besar.
"Tindakan yang kami dilakukan yaitu mengamankan tempat kejadian perkara dan membubarkan massa, serta memadamkan api di tiga warung (kafe). Mengambil BB (barang bukti) dan pendataan serta memeriksa para pemilik warung dan saksi-saksi lainnya. Anggota kita masih siaga di lapangan. Situasi berhasil diamankan dan dinyatakan sudah kondusif," jelas Adam Erwindi seizin Kapolres Bangka AKBP Asep Ahdiatna, SIK, MH saat dihubungi Radsul Minggu (9/10) petang.
Dikatakan Kapolsek diperkirakan massa berjumlah seratus orang lebih yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Massa sebagian besar besar dari Jalan Lurus dan Stasiun 6 Kelurahan Bukit Ketok. Terdapat tiga kafe yang dibakar massa yakni kafe milik Mail, Afif dan Erni.
Kapolsek juga tidak menampik adanya informasi masyarakat yang menyebutkan kafe tersebut adalah karoeke esek-esek dan terdapat prostitusi terselubung. Tempat itu sudah berulang kali dirazia tim gabungan Polres Bangka, Sat Pol PP, Polsek Belinyu dan Pihak Kecamatan namun tetap saja masih beraktifitas.
"Tempat itu sudah berulang kali dirazia oleh tim gabungan tapi masih saja membandel. Kami mengimbau masyarakat jangan main hakim sendiri, serahkan persoalan ini kepada pihak yang berwenang. Mari kita ciptakan situasi menjadi kondusif," kata Kapolsek.
Senada dengan Kapolsek, Camat Belinyu Yeri S.Sos mengatakan pihaknya sudah sering mengelar razia terhadap kafe-kafe di kawasan Parit 19 Desa Gunung Pelawan, namun tetap saja pada akhirnya selalu jalan kendati tidak memiliki izin.
"Sudah beberapa kali kita merazia kafe-kafe itu dalam tim gabungan. Bahkan Pol PP sudah menyita minuman beralkohol yang dijual di tempat itu. Kafe ini tak punya izin, tapi tetap saja jalan," kata Yeri saat dihubungi Radsul, Minggu (9/10).
Sementara Bupati Bangka, H. Yusroni Yazid, SE menginstruksikan Camat Belinyu untuk segera menertibkan kafe esek-esek yang meresahkan para ibu rumah tangga. Dikatakannya Kecamatan Belinyu peran ibu-ibu sangat besar yang bisa menggerakkan massa untuk melakukan gerakan bila ada kezholiman.
"Biar fisiknya lemah wanita bisa membolak-balikkan tegaknya sebuah bangsa. Jika baik prilaku wanitanya baiklah bangsa itu sebaliknya jika buruk prilaku wanitanya buruklah negara itu," tandas Yusroni. (trh)
0 komentar:
Posting Komentar