Kamis, 06 Oktober 2011

Mitra PLN Diprotes Warga

MERAWANG - Keluhan terhadap kinerja PT PLN belakangan sering terdengar khususnya di Kabupaten Bangka.
Keluhan tersebut juga diungkapkan sejumlah anggota masyarakat Desa Balunijuk saat ditemui Radsul, Rabu (5/10). Seperti Jailani dan istrinya, Senin (3/10) keluarga ini didatangi secara tiba-tiba oleh 3 orang yang mengaku sebagai Mitra PLN.
Mereka mengaku bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap jaringan instalasi listrik di rumah Jai termasuk Kwh listrik yang sudah terpasang puluhan tahun.
Dia mengaku bahwa, sejak terpasang puluhan tahun silam tak pernah sekalipun dia berani menyentuh Kwh itu apalagi megnutak-atik benda berbahaya tersebut.
Terlebih dia juga tahu kalau ada yang mengutak-atik dan mengganggu barang milik Negara pasti akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan.
”Untuk apa kami mengganggunya, itukan bukan punya kami," kata Jai.
Memang katanya belum lama ini Kwh di rumahnya itu sempat terkena sambaran petir, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan mereka melaporkan hal tersebut ke PLN terdekat. Setelah itu datanglah beberapa orang yang mengaku dari PLN yang langsung memeriksa Kwh milik Jai.
Saat itu pun dia tidak mengetahui dengan persis apa yang telah dilakukan oleh petugas tersebut, yang jelas katanya saat itu petugas mengaku menemukan kerusakan yang diduga akibat sambaran petir, Jai dan keluarganya pun masih dapat menggunakan fasilitas listrik seperti biasanya, dengan kekuatan 900 Watt.
"Tapi yang membuat kami terkaget-kaget adalah ketika petugas yang mengaku sebagai Mitra PLN ini kemarin datang, setelah sempat memperkenalkan diri, para petugas ini pun meminta izin untuk memeriksa Kwh. Dan apa yang dikatakan oleh petugas tersebut, Kwh milik kami tidak sesuai dengan standar PLN, petugas itu pun juga mengaku bahwa kapasitas kontak yang ada di rumah bukan lagi 900, tapi bisa menghasilkan sekitar 2.500 watt," terang Jai.
Sehingga, dengan besarnya kapasitas daya listrik di rumah Jai akan menambah beban bagi PLN, dan akhirnya petugas yang mengaku mitra PLN tersebut kembali menyarankan agar  Kwh di rumah Jai diganti dengan yang baru, yang tentu saja sesuai dengan standar PLN dengan risiko akan terjadi pemadaman karena daya listrik tidak kuat menampung  seluruh alat listrik yang ad di rumah Jai.
Namun hal itu ditolak oleh sang istri.
Akhirnya dengan masih tetap sambung menyabung bahasa dan komunikasi, Jai dan istri disarankan untuk pindah ke sistem pra-bayar.
"Waktu itu kami kena Rp 350 ribu dan pulsa listrik yang terisi perdana terisi Rp 20 ribu," keluhnya.
Menurut Jai, sebenarnya kalau memang niatnya untuk minta ganti ke pra bayar, mereka tidak mempermasalahkan tapi ini datangnya secara tiba-tiba langsung meriksa ditambah lagi dengan bahasa yang berbelit-belit.
"Kami yakin  ini hanya modus tujuan mereka biar kami ini pindah ke pra bayar saja. Ya ke depannya kami hanya berharap agar masyarakat kecil seperti kami ini tidak dibuat kebingungan dan ketakutan," sarannya sembari menambahkan kalau memang maunya begitu tinggal bilang saja sekalian sosialisasi. (cr04)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More