Senin, 10 Oktober 2011

Pembatasan Timah Mulai Terasa

SUNGAILIAT - Moratorium atau pembatasan ekspor timah mulai membawa dampak kesulitan bagi masyarakat dari sektor perekonomian.
Sejumlah pedagang di kawasan pasar Sungailiat, Kabupaten Bangka mulai merasakan dampak menurunnya perekonomian masyarakat. Kondisi itu akibat anjloknya harga komoditas timah.
Sebagaimana diakui oleh salah seorang pedagang sayur mayur di pasar tradisional Sungailiat, Abun kepada Radsul, Minggu (9/10).
"Kondisi ekonomi masyarakat yang kurang cerah saat ini akibat menurunnya pendapatan dari sektor timah mempengaruhi kemampuan tingkat belanja masyarakat," itu kata dia.
Jelas Abun, bagaimana masyarakat mau belanja jika mereka sendiri kesusahan mendapatkan penghasilan. Akibatnya bisa ditebak pasar pun sepi. "Sehingga omset kita pun menurun sekitar 30 persen, pak," kata dia.
Sepinya aktifitas jual beli di pasar kata dia sudah terjadi sejak beberapa hari belakangan, sehingga barang pun banyak menumpuk.
"Kalau ada peningkatan penjualan itu pun sedikit sekali," kata Andres salah satu pedagang lainnya menimpali.
Pernyataan senada juga disampaikan Asban, penjual daging ayam di tempat yang sama.
Menurutnya sepi pembeli membuat harga daging ayam mengalami anjlok dari Rp 24 ribu/Kg turun menjadi kisaran Rp 22 ribu/Kg. "Kemungkinan akan kembali turun," katanya khawatir.
Yang membuat para pedagang bisa bertahan karena mereka memiliki pelanggan dari para tengkulak, rumah-rumah makan dan ada beberapa konsumen rumah tangga yang sudah langganan.
"Sehingga penjualan kita tetap terjaga. Meskipun akhir-akhir ini  kita harus berjualan sampai siang hari bahkan sampai sore akibat sepinya konsumen yang berbelanja ke pasar Sungailiat," tandas Asban.
Tidak hanya konsumen sayur-sayuran dan daging ayam saja yang sepi, tapi konsumen bumbu masakan dapur pun turut sepi.
"Mungkin orang pun malas masak, kali ya?," canda Dede, salah satu pedagang bumbu dapur. (j0i)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More