Jumat, 28 Oktober 2011

Balita Terlantar di Kamp TI

foto: tri | radsul


RIAUSILIP - Tim terpadu pada hari Kamis (27/1o) kemarin mengadakan penertiban dan pendataan terhadap para pendatang yang berada di kamp-kamp penampungan sementara maupun yang tersebar pada beberapa bubung rumah di wilayah Desa Riau, Silip, Cit dan Mapur.
Tim terpadu yang dipimpin langsung oleh Camat Riau Silip, M Ansori Muslim sebelumnya berkumpul pada pukul 08.30 WIB di rumah Dinas Camat Riau Silip. 
Usai melakukan beriefing tim bergerak dengan dua mobil ditambah beberapa kendaraan roda dua menuju lokasi pertama pada daerah pertambangan di Aik Tangkup yang terletak dekat perbatasan Desa Riau dan Desa Silip. Lokasi tempat beraktifitasnya para penambang yang menggunakan Tambang Inkonvesional (TI) pada saat didatangi tim para pekerjanya langsung mematikan mesin dan menghentikan pekerjaannya. Sebagiannya ada juga yang lari karena ketakutan melihat kedatangan para petugas yang terdiri dari unsur Kecamatan Riau Silip, Koramil, Sat POl PP, Polsek Riau Silip dan aparat desa setempat.
Tim terpadu yang turun ke lokasi ini langsung menginstruksikan para penambang yang merupakan pendatang untuk berkumpul di kamp tempat mereka tinggal. 
Ternyata, dari kejauhan sudah terlihat kumpulan kamp penampungan berwarna biru yang terbuat dari terpal plastik. Setelah didekati ternyata di sinilah para pekerja itu menginap bersama para keluarganya. 
Ada 15 kamp tenda yang dinding dan atapnya mayoritas terbuat dari terpal warna biru tempat menginap para pekerja beserta anak dan istrinya. 
Mirip sebuah perkampungan kecil semuanya tinggal dengan kondisi seadanya baru selama satu minggu. 
Setelah didatangi petugas dan ditanyakan identitasnya banyak diantara mereka yang tidak memiliki KTP ataupun identitas lainnya dengan alasan tertinggal dan hilang. Setelah ditanya lagi oleh para petugas mereka juga mengaku menambang di situ setelah pindah dari Desa Bintet, Kecamatan Belinyu karena di sana (Bintet, red) tidak menghasilkan lagi untuk penambangan timahnya.
"Kami pindahan dari Bintet Pak asal kami selapan (Sumsel, red). Pindah ke sini karena di sana tidak menghasilkan lagi," ujar salah satu penambang.
Mereka juga mengaku tidak ada yang dianggap sebagai pemimpin di antara mereka sebab mereka semua merasa sama-sama datang dan berusaha, hanya saja yang membawa mereka ke sini adalah yang memberitahukan lahan bernama Ronal atau Beben. 
Camat Riau Silip, M. Ansori Muslim kepada para penambang mengingatkan mereka untuk menghentikan operasinya besok (hari ini) dulu sebelum ada izin dari pihak terkait. Selain itu  penanggung jawab dari para pekerja dan pendatang ini diminta untuk melaporkan ke pihak Kecamatan dan memproses perizinan.
Mirisnya, dari pantauan Radsul dipondok-pondok kamp penampungan ini banyak sekali para wanita dan anak-anak yang masih kecil. Dengan lingkungan hidup yang rentan dengan penyakit apalagi ada juga balita. Selain itu banyak juga anak-anak yang usianya masih sekolah tidak lagi mengenyam pendidikan karena mengikuti orang tuanya yang berpindah-pindah tempat bekerja di penambangan. (trh)




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More