Rabu, 12 Oktober 2011

"Kami Dianiaya, Kami Dirampas"

RIAUSILIP— Aksi pembakaran terhadap sejumlah  kafe yang dilakukan sekelompok ibu rumah tangga (IRT) di Parit 19, Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu, pada Minggu (09/10) lalu membuat beberapa pihak termasuk jajaran kepolisian Sektor (Polsek) Riau Silip bersiap mengantisipasi khawatir meluas permasalahan.
 Pihak Polsek Riau Silip turut melakukan pengamanan di salah satu kafe milik Mail yang berada di lingkungan Simpang Lumut, Kecamatan Belinyu.
 Kafe ini milik Mail yang merupakan salah satu korban dalam pembakaran kafe ini. Kapolres Bangka Asep Ahdiatna SIK MH melalui Kapolsek Riau Silip, Iptu Alvian TP mengatakan dalam hal ini pihaknya juga turut serta melakukan antisipasi terhadap tindakan yang akan terjadi di salah satu kafe milik Mail, yang berada di lingkungan Simpang Lumut Kecamatan Belinyu.
 “Kita melakukan antisipasi saja siapa tahu akan ada gejolak juga di sini (Kafe milik Mail),”  ujarnya Senin, (10/10), di lokasi kafe milik Mail.
 Sementara pemilik kafe, Mail yang ada di Simpang Lumut dan juga sebagai korban pemilik kafe yang menjadi pembakaran IRT Minggu lalu, mengatakan dalam kejadian kemarin pihaknya mengaku massa begitu anarkis. Ada 3 kafe yang dibakar, serta  penganiayaan dan penjarahan uang milik beberapa orang pekerja di kafenya.
 ”Saat mereka datang kami sudah berupaya untuk menghalau, serta mereka juga sempat melakukan pemukulan terhadap pekerja kami serta melakukan perampasan sejumlah uang,” katanya, saat kepada Radsul, kemarin.
 Diakui olehnya untuk seluruh wanita pekerja yang ada di kafe milik Mail di  Parit 19 Desa Gunung Pelawan, Kecamatan Belinyu berjumlah 23 orang.
 Kafenya yang berdiri selama 2 tahun lalu habis dibakar massa dan  hingga kini para pekerjanya sudah diungsikan ke kafe milik Mail di Lingkungan Simpang Lumut, Desa Lumut, Kecamatan Belinyu. Lebih lanjut ia katakan dalam aksi pembakaran ini dari pihak Mail mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 118 juta, di mana peralatan sound system yang ada di kafe tersebut ludes dimakan api.
 “Untuk kerugian yang kami alami mencapai Rp 118 juta, seluruh peralatan dan barang-barang yang ada ludes terbakar. Saat ini seluruh pekerja kami telah kami ungsikan ke sini, kecuali 9 orang masih dilakukan pengambilan keterangan di Polsek Belinyu terkait penganiayaan yang dilakukan oleh massa kemarin,” paparnya.
 Atas kejadian ini ia berencana melaporkan ke pihak yang berwajib atas perbuatan yang dilakukan oleh massa atas kasus pembakaran, penganiayaan dan perampasan terhadap barang-barang milik pekerjanya.
 Sementara Rosa, salah satu pekerja kafe mengaku kalau dirinya sempat didorong oleh massa ke belakang kafe, sehingga dirinya tercebur ke kolong yang berada tepat di belakang kafe, membuat kakinya tertancap paku.
 “Saya didorong oleh massa yang ada beberapa orang, ke kolong, sehingga kaki saya terluka kena paku,” katanya.
 Pekerja Kafe milik Mail lainnya,  Esti mengaku sempat dianiaya oleh salah satu massa yang kala itu mendobrak masuk ke dalam kafe. Selain itu juga ia mengaku uang miliknya senilai Rp 1,3 juta beserta tas kecil miliknya sempat  dirampas oleh massa.
 "Saat itu juga tas dan uang saya dirampas oleh mereka, ketika kami bersembunyi di dalam kamar, namun mereka  mendobrak masuk. Saya sempat terkena pukulan di kepala bagian belakang sebelah kanan," ungkapnya.
 Dari pantauan Radsul  turut hadir dalam  pengamanan tindakan antisipasi ke kafe milik Mail yang ada di Simpang Lumut ini, AKP Simamora selaku Wakapolsek Belinyu beserta anggota dari Polsek Belinyu. Sementara itu, Kapolres Bangka berserta beberapa perwira Polres Bangka lainnya Senin, 10/10 lalu melakukan pengecekan di lokasi kejadian perkara. (trh)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More