Sabtu, 01 Oktober 2011

Pengusaha Timah Bingung

SUNGAILIAT -  Sejumlah masyarakat di Kabupaten Bangka mengingatkan pemerintah untuk memawaspadai penyelundupan biji timah, atau ilegal meaning terkait upaya meningkatkan harga biji timah di pasar nasional dan Internasional.
      "Bukan tidak mungkin jika upaya tersebut terwujud para pelaku penyeludup melakukan kegiatan ilegal karena negara tujuan menjanjikan dengan penawaran harga biji timah lebih tinggi dibanding dengan harga pasar lokal," kata salah satu warga Kota Sungailiat, Zainal di Sungailiat, Jumat (30/9).
     Menurutnya, dirinya sangat mendukung upaya meningkatkan harga biji timah yang memang selama ini dinilai jauh lebih rendah dibanding dengan harga pasar global, sementara pulau Bangka merupakan penghasil biji timah terbesar di Indonesia.
Dengan meningkatkan harga timah yang stambil tentu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memang masing mengandalkan hasil tambang sebagai sektor utama.
     "Perlu diingat bahwa, kegiatan ilegal bagi pelaku penyulundup biji timah karena dinilai harga biji timah di luar negeri lebih menjanjikan dibanding dengan harga domestik," jelasnya.
     Ia menegaskan, permasalahan penyelundupan yang selama ini belum teratasi menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
    Opsesi target harga timah yang diharapkan mencapai minimal 24.000 dolar Amerika lanjut dia, memberikan motovasi besar sekaligus akan muncul persoalan baru karena tidak menuntup kemungkinan terjadi meningkatkan jumlah pelaku tambang timah ilegal.
     "Dengan harga biji timah yang fluktuatif, pelaku penambangan cukup banyak apalagi didukung dengan harga yang menggiurkan," katanya.
     Acaman baik penyelundupan dan meningkatnya pelaku tambang ilegal harus menjadi perhatian khusus oleh pemerintah.
     "Bila perlu pemerintah memberikan suatu kebijakan dengan mempermudah regulasi kegiatan penambangan sehingga aktivitasnya mudah terpantau," jelasnya.
     Sektor tambang biji timah kata dia, masih menjadi sektor unggulan bagi masyarakat di Provinsi Bangka Belitung karena dianggap masih memberikan keuntungan.
     "Ke depan jika harga yang diharapkan tercapai, maka upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian dan sektor lainnya yang memberikan masa depan panjang kelihatan agak sulit terwujud karena akan lebih memilih menjadi pelaku tambang," katanya.
     Diharapkan harga timah tetap bernilai tinggi dan stambil dibarengi dengan upayak kebijakan yang tegas dari pemerintah untuk menekan angka pelanggaran baik penyelundupan maupun penambangan ilegal.
     "Saya melihat, penambangan ilegal oleh sebagian masyarakat karena dipengaruhui oleh sistem regulasi yang sulit didapatkan," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengusaha smelter di Bangka, yang mewanti-wanti namanya tidak dikorankan berujar kepada Radsul, bahwa dengan adanya rencana seperti itu memang cepat atau lambat akan membuat pengusaha timah membanting stir untuk mencari jalan keluar agar timah mereka tidak turun harga.
Bisa saja katanya jika koneksi dan duit kuat mereka bakal mengarahkan langsung timah ke tempat tujuan di luar negeri. "Bukan tidak mungkin hal seperti itu ada di pikiran kawan-kawan dan saya sendiri. Tapi kita lihatlah dulu sementara ini," katanya yang langsung menutup sambungan telpon. (cr03)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More