SUNGAILIAT - Sebagian sampel contoh yang diambil Radar Sungailiat atas beberapa orang dari berbagai generasi dan tingkat sosial serta pendidikan, kebanyakan menginginkan adanya perubahan yang signifikan atas pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selama hampir satu minggu, Radsul mencoba untuk mengambil sampel kecil-kecilan partisipasi mengisi angket yang bertemakan "Pandangan terhadap Pemimpin" kepada kurang lebih 100-an responden, yang berada di Sungailiat. Dari 100-an pengisi angket, terdapat hampir 60-an persen menginginkan adanya perubahan sgnifikan pemimpin seperti adanya darah baru, dan sisanya berbagi antara tetap pemimpin yang sekarang dan juga abstain. Radsul mencontohkan, sampel yang diambil dari warga Sungailiat yang masih duduk di sekolah menengah atas, 10 orang. Mereka rata-rata menginginkan perubahan. Walaupun berganti atau tidaknya pemimpin, mereka cuma menginginkan adanya perubahan dengan cara merealisasikan janji-janji jika mereka kampanye. Seperti kata Hartati, salah seorang siswa SMA negeri di Sungailit, dia tidak perduli siapapun yang menjadi pemimpin di Bangka Belitung maupun di Kabupaten Bangka. Yang jelas dia cuma ingin pemimpin tersebut melakukan terobosan baru, tidak hanya mengumbar fatamorgana saja. "Selama ini kan kita milih si itu si ini, rata-rata janji mereka sama, mensejahterakan rakyat. Janji itu bagus, tapi sayangnya terkadang mereka lupa sejahtera itu seperti apa. Sehingga kita-kita ini cuma bisa memegang janji mereka saja, tapi susah minta langsung. Giliran ada anggota dewan, mereka juga lupa kalau ada amanat yang mereka pegang," kata Hartati saat dimintai pendapatnya atas angket yang ia isi. Sama dengan Hartati, Agung, salah seorang siswa SMA swasta ternama di Sungailiat juga beranggapan yang sama. Katanya janji-janji dari pemimpin-pemimpin cuma mimpi yang diumbar segampang mungkin. Tapi jika sudah masuk dan menjadi orang besar, mereka tidak tahu bagaimana cara merealisasikan janji. "Kecewa memang kecewa. Seperti ada program-program yang dulunya menurut kita bagus, tapi kok ndak jalan," sesalnya, yang mengakui bahwa baik itu pilgub maupun pilbup belum ada kesempatan untuk memilih karena kurang umur. Radsul pun mengirimkan angket ke pasar Sungailiat. Di sana sampel angket disebar ke beberapa pedagang dan juga pembeli yang berkesempatan. Narto, salah seorang pedagang makanan, usai mengisi angket cuma senyum-senyum saja. Dia mengaku tidak tahu dan bingung mau ngisi apa. Karena bagi dia kalau diisi pun tidak ada yang mau perduli. "Ya, saya isi sembarangan saja, lah. Toh siapa yang mau perduli. Tapi kalau disuruh milih, yah terserah lah siapa saja, mau yang sekarang kek, mau yang baru kek, terserah, kita Lilahitaala saja," ujarnya sambil sibuk membereskan dagangannya yang baru saja di obok-obok pembeli. Sri Puspita, yang mengaku salah seorang pegawai bank di Sungailiat lebih diplomatis menjawab. Dia hanya memperdulikan kemajuan Kabupaten Bangka saja. dia melihat bukan dari berkembang atau tidaknya, tapi dia melihat dari berhasil atau tidaknya terlebih untuk Kabupaten Bangka. "Wah boleh juga angketnya, saya isi nanti saya kirimkan ke kantor (Radar Sungailiat). Tapi kalau boleh sedikit menyikapi, terserah siapa saja pemimpin kita, tapi saya lihat sekarang sudah maju, kok. Buktinya pembangunan-pembangunan sudah berjalan, sudah ada rencana-rencana ke depan. Saya rasa itu bagus," tutupnya. Sementara Rudi Hasim, yang mengaku sebagai suporter sejati PS Bangka cuma menjawab simpel. Dia cuma ingin PS Bangka di Provinsi Babel bisa menjadi yang terbaik. "Maunya sih yang memimpin, orang yang perduli olahraga," pintanya. (tim) Hasil Angket "Pandangan terhadap Pemimpin" oleh Radsul Ingin Perubahan : 57 Orang Tetap : 31 Orang Abstain : 12 Orang
0 komentar:
Posting Komentar